5. Cium

44 2 0
                                    

MENGANDUNG BANYAK KATA-KATA KOTOR!!!

3021 KATA, JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!!!

TYPO TANDAIN!


* * *

     "Aku gak kenal dia...." ucap Helium tak berani menatap Metta.

     Metta masih terdiam beberapa saat kemudian menengadah menatap Alim yang lebih tinggi darinya. "Siapa lo?" tanyanya ketus.

      "Gue Alim, calon pacar Adek lo atau Kakak mungkin....?"

     Alim menatap Metta dan Helium secara bergantian.

      "Gak usah ngaku-ngaku, dia gak kenal sama lo!"

      "Gue gak ngaku-ngaku, dia yang gak ngaku karna ngambek sama gue semalam," kata Alim. "Oh, iya tadi malam gue juga kesini tapi cuman sampai didepan bawa martabak. Gimana martabaknya enak, gak?" tanya Alim.

      "Oh, jadi lo yang bawa martabak?" tanya Metta pada Alim, tapi matanya menatap Helium sinis. Awas aja, ancamnya dalam hati.

     "Yaudah, lo mau masuk atau gak? Kalau enggak gue mau nutup pintu, gak nerima tamu," ucap Metta menawarkan tapi perkataannya juga mengandung arti mengusir. Bersiap kembali menutup pintu.

      Alim buru-buru menahannya. "Eh, mau! Gue mau ikut masuk!!" seru Alim menjawab cepat.

     Metta pun membuka pintu selebar mungkin mempersilakan Alim untuk masuk kerumahnya.

      "Gue lagi sarapan, kalau lo mau sarapan, ikut gue," ajak Metta tanpa basa-basi.

      "Mau!!" seru Alim tanpa malu. Katanya tak akan ikut sarapan, tapi kini? Laki-laki itu malah seakan melupakan perkataan kepada Helium beberapa menit yang lalu. Ia berjalan mengekor ke Metta.

     "Siapa cowok di samping kamu, Metta?" tanya seorang wanita paruh baya yang Alim tak kenali. Tapi, ia langsung menebak mungkin ibu dari Helium dan Metta. Buru-buru berjalan mendekat dan menyalami tangan wanita paruh baya itu.

     "Alim, pacar anaknya Tante," ujar Alim tersenyum.

     "Pacar, Metta?" tanyanya menatap Alim dan Metta bergantian.

     Alim menggeleng dan menjawab cepat. "Bukan Tante, tapi pacar Helium," ucapnya tanpa tau dampak dari ucapannya barusan.

     Shila seketika menatap Helium tajam yang kini sedang menundukkan wajahnya takut. "B—bohong, aku gak pacaran sama dia," ucap Helium berusah setenang mungkin.

     Shila tak berniat menjawab dan merubah mimik wajahnya. "Yaudah lupain yang tadi, ayo silahkan duduk. Kamu ikut sarapan yaa, nama kamu siapa tadi, tante lupa?" tanya Shila berbasa-basi. Mempersilahkan Alim duduk, untuk ikut sarapan.

      "Alim, Tante..."

      "Oh, iya. Alim... Maaf yaa, tante ngajak kamu sarapan dengan menu seadanya. Maklum, Tante lupa belanja," Shila mengisikan piring Alim dengan nasi goreng dan telur ceplok.

     "Oh, gak papa Tante. Alim suka kok, nasi goreng pake telur ceplok. Soalnya dirumah Bunda, sering masakin Alim menu sarapan ini, malahan Alim yang gak enak karna baru pertama kali kesini udah numpang makan aja," ujar Alim merasa tak enak hati. Padahal aslinya keenakan.

     "Gapapa, gapapa. Ayo dimakan, ini masakan Metta semua lho, pasti kamu suka..."

     Alim mengangguk dan mulai menyuapkan sesendok makanan ke mulutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALIMRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang