➶-͙˚ ༘✶
Karena khawatir dengan (m/n) sebab demamnya tak kunjung mereda, akhirnya Ran malah menginap di rumahnya. Takut terjadi apa-apa, seakan Ran menjaga (m/n) seperti sesuatu yang rapuh.
Padahal nyatanya, rumah (m/n) adalah lokasi yang paling strategis untuk bersembunyi sebab polisi tidak akan berpatroli dengan besar-besaran di sini.
"Hei, kalau kau lelah tidur saja, Ran."
Sedari tadi Ran hanya duduk di samping ranjang (m/n) menatap headphonenya sendiri. Seakan-akan dia sedang santai, namun sebenarnya (m/n) mengetahui jika Ran sangat sensitif terhadap suara mobil atau orang yang lewat rumahnya. Ran mungkin takut jika polisi menemukan rumah (m/n).
"Ha? Aku tidak lelah kok, kau saja deh yang tidur." Ran tersenyum pada (m/n).
(M/n) menghela nafas dan membuka selimutnya lalu turun dari ranjang.
"Mau kemana? Hei kau masih sakit!"
Tak usah menjawab pertanyaan tersebut,(m/n) menarik tangan Ran untuk mengikutinya keluar dari kamarnya. Langkahnya terhenti pada sebuah kamar lain, namun alangkah terkejutnya Ran ketika melihat sebuah layar di mana-mana dengan satu keyboard di sana sebagai pusat. Layar tersebut menampilkan sebuah informasi ini-itu.
Namun (m/n) malah mengambil sesuatu di laci meja.
"Ini apa..?" Ran memperhatikan banyak data-data soal seseorang dan peta yang saling terhubung yang tidak ia ketahui maksudnya.
"Uh? Ahh ini? Targetku," jawab (m/n) singkat.
Ran sejauh ini masih tidak tahu kenapa (m/n) menjadi pembunuh berantai. "Alasanmu membunuh?"
(M/n) tertawa dan menarik sesuatu dari laci. Itu adalah iPad miliknya.
"Jangan membuatku mengulangi jawaban yang sama Ran, bukan urusanmu untuk mengetahuinya."
"Apa maksudnya?! Ini urusanku juga! A-aku khawatir padamu bodoh!" suara Ran lirih diakhir. (M/n) malah merasa bersalah sekarang.
"A-a bukan seperti itu, maksudku ... hahh aku akan menjawabnya jika sudah siap, daraka ... jangan terlalu khawatir padaku, nee-Ran?"
(M/n) menangkup pipi Ran dan mengusap-usapnya, membuat Ran salah tingkah dan spontan menoleh ke arah lain.
(M/n) tertawa kecil melihatnya. Dia membiarkan Ran melihat-lihat ruangan gelapnya itu.
"Jadi kenapa kau membawaku kemari, (m/n)? Apa itu yang ingin kau katakan?" tanya (m/n) yang menebak isi pikiran Ran. Ran hanya tersenyum melihatnya.
"Ini." Ran mendekati (m/n) yang menunjukkan sesuatu pada iPad-nya.
Sesuatu seperti sensor di depan halaman rumah (m/n) dan halaman belakang bahkan di rooftop. Seperti cctv tetapi sedikit berbeda.
"Apa ini..?" tanya Ran.
"Sensor ini akan mendeteksi jika ada sesuatu yang mendekat dan akan langsung mengaktifkan laser, tak peduli itu manusia ataupun hewan, namun jika sesuatu lolos dari sana maka akan ada alarm di seluruh ruangan rumahku dan ditambah kaca seluruh rumahku adalah kaca satu arah."
"Lalu kenapa aku tidak kena lasernya?" tanya Ran sekali lagi.
(M/n) tertawa dan mengusap-usap surai Ran. "Karena kau spesial haha."
Walaupun jawaban (m/n) melantur membuat Ran memerah lagi, Ran tidak lagi mempertanyakannya.
"Jadi ... sekarang ayo tidur~~"
Ran merasa ini adalah cara (m/n) agar tidak membuatnya khawatir terlalu berlebihan. Ran mengangguk dan tersenyum.
03 05 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐘𝐏𝐒𝐎𝐏𝐇𝐈𝐋𝐀 haitani ran ! male r.
Fanfiction𝐇𝐀𝐈𝐓𝐀𝐍𝐈 𝐑𝐀𝐍 𝐗 𝐌𝐀𝐋𝐄 𝐑. ─🥀 › 〉 :📂: .ೃ ⠀⠀⠀VELLO' © KEN WAKUI ⠀⠀Ketulusan dan cinta abadi, baby breath. Perpaduan antara mentari, sang cahaya yang bertemu dengan gelapnya malam rembulan dipadukan dengan hujan yang menjadi saksi mereka...