➶-͙˚ ༘✶
Semua ini berawal dari malam itu. Dengan latar hujan deras dan angin kencang, Haitani Ran bertemu dengannya. Sosok bersurai putih dengan jas hujan berwarna kuning.
Jauh di dalam gang sana, Ran melihatnya baik-baik. Senyuman miring Ran tertarik saat sosok itu berbalik menatapnya dengan tatapan lapar nan tajam. Seakan menginstruksikan kepada Ran agar diam ditempat.
Tak.
Ran menjatuhkan payung yang ia pegang tadi dan mengangkat tangannya seakan menyatakan perdamaian.
"Siapa namamu?"
Hening beberapa saat. Perlahan-lahan suara langkah kaki berat bercampur dengan air hujan mendekati Ran. Wajah tegas, datar dan dingin, itu kesan pertama Ran.
"Kau sendiri siapa?"
"Haitani Ran," Ran mengenalkan dirinya dengan senyuman.
"Kaize (m/n)."
Tangan (m/n) menjatuhkan sesuatu dan membuat Ran terkejut bukan main. Bentuknya seperti kepala manekin, tetapi nyatanya kepala itu asli. Memang Ran tidak terlalu fokus dan baru sadar jika ... jauh dikegelapan sana dibelakang (m/n) airnya telah berubah menjadi merah.
"Salam kenal, Ran-san."
(M/n) mengulurkan tangannya yang penuh darah itu sambil tersenyum miring.
Ran menerima uluran tangannya. Melihat (m/n), jelas-jelas Ran menginginkannya. Melihat dirinya tertarik dengannya, Ran berpikir jika dia dapat memiliki (m/n) maka Bonten bisa menjadi semakin kuat.
𝘨 𝘺 𝘱 𝘴 𝘰 𝘱 𝘩 𝘪 𝘭 𝘢
"Bagaimana kau jadi seperti itu?"
Pertanyaan Ran membuat tanda tanya pada (m/n).
"Maksudku ... kenapa kau membunuh orang-orang itu?"
(M/n) berhenti mengusap-usap surainya dengan handuk lalu meletakkannya begitu saja di atas ranjang sang tuan rumah.
"Hahaha, kau menanyakan alasan seorang membunuh? Memangnya kau polisi, Ran-san?"
Ran sedikit tersentak namun yang (m/n) jawab benar, dia bukan polisi jadi untuk apa dia mengurusi yang bukan urusannya. Terlebih lagi dia adalah pembunuh juga. Sama halnya dengan alasan Ran membawa pembunuh ke rumahnya, dia tak memiliki alasan.
"Aku tahu kau adalah eksekutif Bonten dan aku tak tahu kenapa kau tertarik kepada bocah sepertiku."
Manik (m/n) tak menatap Ran melainkan menatap ornamen-ornamen rumah Ran yang terlihat sangat mewah baginya.
"Ha-hahaha, kau sangat lucu (m/n)! Jadilah bawahanku maka aku ak─ "
"Tidak," jawab cepat (m/n) memotong perkataan Ran.
Ran sudah menduga jika (m/n) akan mengatakannya.
"Yah ... sayang sekali~ padahal jika kau bersama denganku ... kau bisa merasakan semua fasilitas ini."
Yang Ran maksud adalah fasilitas di rumah mewahnya. Sontak perkataan Ran mendapatkan tawa dari (m/n). Dia tak menyangka Ran hanya akan membujuknya dengan hal itu.
"Maaf-maaf Tuan eksekutif-san, memang aku tak memiliki uang berlebih sepertimu─ "
(M/n) bangkit dari duduknya dan memakai baju Ran yang ia pinjam.
"─ tapi aku ... tidak ingin menjadi bawahan siapapun, aku bagaikan predator tertinggi dirantai makanan jadi aku tidak akan tunduk pada siapapun."
Suara serius dengan nada rendah milik (m/n) membuat Ran terpaku padanya. Entah kenapa dia merasakan sesuatu yang lain semangat dalam jiwanya. Dia tak tahu itu apa.
"Jadi, terima kasih Ran-san."
(M/n) berjalan keluar dari kamarnya dan melambaikan tangannya.
"Jangan bertemu lagi loh ya!"
Baru setelah (m/n) menutup pintunya, Ran tersadar dari lamunannya. Sial, sepertinya Ran benar-benar tidak bisa membiarkan (m/n) itu lolos begitu saja.
"Ha-ha, mari kita lihat siapa yang nanti akan kembali sendiri padaku."
Ran menyeringai dengan aura jahatnya. Merencanakan sesuatu hal yang dapat membuat (m/n) kembali padanya.
15 04 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐘𝐏𝐒𝐎𝐏𝐇𝐈𝐋𝐀 haitani ran ! male r.
Fanfiction𝐇𝐀𝐈𝐓𝐀𝐍𝐈 𝐑𝐀𝐍 𝐗 𝐌𝐀𝐋𝐄 𝐑. ─🥀 › 〉 :📂: .ೃ ⠀⠀⠀VELLO' © KEN WAKUI ⠀⠀Ketulusan dan cinta abadi, baby breath. Perpaduan antara mentari, sang cahaya yang bertemu dengan gelapnya malam rembulan dipadukan dengan hujan yang menjadi saksi mereka...