➶-͙˚ ༘✶
Sudah berkali-kali (m/n) bertarung dan membunuh dalam hujan. Tetapi baru kali ini dia merasakan yang namanya demam.
"Haah payah."
(M/n) mengangkat selimut hingga menutupi bagian wajahnya yang memerah akibat demam. Dia tak menyangka jika hal ini akan terjadi. Padahal kemarin saat hujan turun dia sudah memakai jas hujan kesayangannya.
"Bwahaha! Ternyata kau bisa sakit ya~ jas hujan kuning-san~~"
Bukannya bersimpati pada (m/n), makhluk yang ber-title crush-nya ini malah menertawakannya. Membuat (m/n) berdecak kesal, ingin memukul kepalanya tetapi sayang tubuhnya lemas sekali.
"Kalau kau tidak mau merawat ku lebih baik kau pergi, sialan." (M/n) menolehkan kepalanya ke arah lain sambil sedikit menggembungkan pipinya.
Ran berkedip beberapa kali dengan tingkah (m/n) yang seperti anak-anak. Memang jarak umur keduanya terpaut 7 tahun.
Tak ingin membuat (m/n) merajuk terus menerus, Ran berinsiatif untuk mengusap-usap surai putih (m/n).
"Iya-iya, kalau begitu Prince-sama~ kau mau apa?" goda Ran sedikit menahan tawa ketika mengatakannya.
(M/n) menatap Ran dan mengerutkan keningnya. Namun tiba-tiba dia menyeringai. "Aku mau Haitani Ran."
"Hah?"
Otak Ran masih memproses apa yang baru (m/n) katakan. Beberapa saat setelahnya, wajah Ran memerah.
"Hahaha! Canda, cantik~" panggilan (m/n) malah semakin membuat wajah Ran kembali memanas.
"(M/n) bodoh!"
Ran berdiri dan berjalan keluar dari kamar (m/n) dengan menutup pintu keras. Sedangkan pelakunya hanya bisa tersenyum dan tertawa kecil.
Ran memegangi pipinya. Dia berasumsi jika (m/n) juga menyukainya. Apakah benar?
Menggelengkan kepalanya berkali-kali, Ran kini memilih untuk melupakan kejadian tadi dengan membuatkan (m/n) bubur di dapur. Tetapi tetap saja jantungnya berdetak tak karuan.
"Sialann," gumam Ran. Dia benar-benar tak tahu kenapa bisa seperti ini. Padahal dia sering bermain dengan jalang di bar tetapi yang mengobrak-abrik hatinya malah seorang lelaki yang psychopath.
𝘨 𝘺 𝘱 𝘴 𝘰 𝘱 𝘩 𝘪 𝘭 𝘢
Ran kembali ke kamar (m/n) dengan membawa bubur tadi dengan air dan obat penurun panas. Hal pertama yang dia lihat adalah (m/n) yang sedang tertidur.
Dengan perlahan Ran menepuk-nepuk pundak (m/n). "(M/n) ... bangun ...," ujarnya.
(M/n) membuka matanya dan melihat Ran di sana membuatnya tersenyum. Ran membantu (m/n) duduk dan menyuapinya makan. Tidak ada percakapan antara keduanya.
"Ini obatnya, jangan lupa nanti malam kau harus makan lagi dan─ "
"Terima kasih."
Ucapan (m/n) membuat Ran terhenti dan menatapnya. (M/n) tersenyum lembut padanya. Ran ikut tersenyum dan mengangguk.
"Jangan harap aku memberi ini secara cuma-cuma! Kau harus memberiku sesuatu─ "
"Hmngh?" (M/n) yang hendak nyosor ke bibir Ran langsung terhenti kala Ran menutup bibirnya dengan telapak tangannya.
"S-selain ciuman," ucap Ran menolehkan kepalanya ke arah lain sambil wajahnya yang memerah. (M/n) tersenyum dan tertawa kecil.
27 04 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐘𝐏𝐒𝐎𝐏𝐇𝐈𝐋𝐀 haitani ran ! male r.
Fanfiction𝐇𝐀𝐈𝐓𝐀𝐍𝐈 𝐑𝐀𝐍 𝐗 𝐌𝐀𝐋𝐄 𝐑. ─🥀 › 〉 :📂: .ೃ ⠀⠀⠀VELLO' © KEN WAKUI ⠀⠀Ketulusan dan cinta abadi, baby breath. Perpaduan antara mentari, sang cahaya yang bertemu dengan gelapnya malam rembulan dipadukan dengan hujan yang menjadi saksi mereka...