Tolong, kembali!

85 3 0
                                    

"NGAPAIN LU PADA ADA DI SINI?!?!"
Teriak Seungcheol di depan bangunan tujuannya kepada beberapa orang yang tiba-tiba datang.

"Seharusnya itu pertanyaan gue, Bang. Untuk orang yang ngefitnah temen geng lu sendiri, yang berdiri mematung di sini," Jawab Woozi angkuh membela Jun dan Wonwoo.

"BANGSAT!! Ni kita ngapain kumpul kebetulan kek, gini!" Dokyeom mengumpat.

"Ah, kembali bertemu dengan abang-abang yang nggak berguna lagi," Sahut Dino.

"Eh! Ntu mulut emang dari dulu kaga ada tobatnya!" Balas Seungkwan tidak terima.

"Buset dah! Ni reunian apa gimana dah," Minghao berdecak tidak suka. Minghao memalingkan wajahnya namun tidak sengaja bersitatap dengan Joshua yang baru datang.

Joshua hanya menghela nafas melihat semua teman masa lalunya berkumpul di depan bangunan yang sama. Joshua menelusuri setiap wajah temannya yang berubah drastis semenjak pertemanan mereka dulu.

"Gue males bener, pengen pulang aslinya. Tapi uda keburu janji," Keluh Vernon.

Hoshi yang berdiri tidak jauh dari Vernon mendelik tidak suka. Gue sama! Teriak Hoshi dalam hati. Ingin membenarkan gerutu Vernon, namun dikalahkan oleh gengsi.

Mingyu yang tidak ingin  kembali terlibat dalam pertengkaran tersebut berjalan angkuh menuju bangunan tersebut. Masuk ke dalam untuk memenuhi janji dari seseorang.

Semua orang kembali terdiam. Rasa kesal dan marah bercampur menjadi satu. Mereka semua ingin sekali pergi dan tidak ingin kembali berhubungan dengan masa lalu, namun ada satu hal yang membuat mereka semua terpaksa kesini, untuk memenuhi janji masing-masing di tempat yang sama.

"AWAS! Minggir lu tukang fitnah! Gue mau masuk!" Ujar Woozi yang melangkah masuk.

Seungcheol yang tersinggung menggertakkan giginya. Ia tidak peduli dengan ejekan Woozi, namun ia melangkah masuk mendahului langkah Woozi.

"Ngapain lu ikut-ikutan!" Tuduh Seungkwan kepada Dokyeom.

"Ya, Gue emang mau masuk tolol!" Protes Dokyeom.

Vernon, Hoshi, Wonwoo, Jun, dan Dino melangkah masuk ke dalam bangunan tersebut dengan canggung.

Sedangkan Joshua masih terdiam di tempat. Ia memandang pesan teks dari seseorang yang akan ia temui di tempat ini.

Please, Josh. Lu kudu kemari! Gue ada di kamar nomor 002, cepet!
Jangan kasih tau ke siapa-siapa! Cuma lu satu-satunya temen gue saat ini!

Joshua memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku.

Ia menelusuri setiap pintu yang berjejer di depannya. Nomor tidak urut, namun Joshua tetap meneliti dengan baik angka-angka di setiap daun pintu.

Sesampainya di pintu tujuannya, Joshua kembali menghela nafas. Ternyata dua belas pintu yang ia lewati sedari tadi juga tersambung dalam aula ini.

Joshua kembali menyaksikan beberapa suara protes dari orang yang tidak sengaja ia temui di depan bangunan tadi. Lebih tepatnya, teman masa lalunya yang kini sudah berdebat dan saling menyalahkan di depan sana.

"LU YANG SALAH! GUE KESINI CUMA MAU KETEMU SAMA TEMEN GUE!!" Teriak Seungcheol mendominasi.

"Oh, pantes aja lu ngefitnah gue, Bang. Lu ada temen yang lain ternyata," Wonwoo mengompori.

"Bangsat lu emang!" Umpat Seungcheol.

"ANJIR!! Ngapain gue kudu satu ruangan sama sampah masyarakat!" Keluh Mingyu.

"PUNYA MULUT TUH DIJAGA YE, BANG!" Protes Seungkwan.

"Nggak sadar apa dirinya lebih buruk dari sampah," Jawab Hoshi.

JEONGHAN SHORT STORY✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang