Surprise,

65 2 0
                                    

"ULANGI!"

"ULANG!"

"MULAI DARI AWAL!"

"SATU KALI LAGI!"

"Yang lain pindah ke samping, tinggalkan Jeonghan di tengah!"

Semua member menurut. Tampak nafas dari mereka menderu, dengan peluh yang membanjiri seluruh tubuh. Bahkan, Dokyeom, Seungkwan, dan Wonwoo segera merebahkan diri di lantai ruang dance mereka.

Jeonghan berdiri gugup. Dadanya naik turun, berusaha mengatur nafas. Keringat sudah membanjiri tubuhnya. Jeonghan juga mengepalkan tangannya kuat, berusaha untuk terlihat baik-baik saja.

"Jangan terlalu lamban, Jeonghan! Hitung setiap ketukannya! Selaraskan dengan yang lain!" Ujar guru dance mereka.

Jeonghan hanya menganggukkan kepalanya. Jeonghan hanya fokus menatap pantulan dirinya di layar dinding kaca di depannya. Rambutnya sudah basah lepek.

"Ulang!"

Jeonghan kembali mengulang gerakan dance yang sedari tadi dikomentari oleh guru dancenya.

"Kurang cepat!"

Jeonghan kembali menarikan gerakan dance tersebut.

"Kamu ingin menghambat gerakan dance seventeen?! Grup ini dikenal sinkronisasi yang paling kompak, dan kamu mau merusaknya Jeonghan?" Tanya guru dance tersebut melihat Jeonghan yang menundukkan kepalanya.

"Member yang lain boleh keluar! Kita lanjutkan besok!" Ujar guru dance tersebut mengakhiri sesi latihan lagu baru mereka hari ini.

Guru dance tersebut nampak buru-buru. Setelah mengakhiri pertemuan, ia langsung mengambil tasnya dan segera keluar dari ruangan.

Member yang lain bergerak ragu menuju bawaan masing-masing.

"Kerja yang bagus, Han!" Ujar Seungcheol mendekat. Memberi semangat.

Jeonghan hanya tersenyum tipis menanggapi.

"KARENA KITA SUDAH BEKERJA KERAS, BAGAIMANA KALAU HARI INI KITA MAKAN-MAKAN!" Teriak Dokyeom mencairkan suasana.

Hoshi, Seungkwan, dan Dino mulai heboh merecoki. Membuat suasana tegang tadi mulai sirna. Digantikan dengan perdebatan antar member tentang pilihan menu makan malam mereka. Padahal mereka bisa saja memilih menu pilihan sendiri di kantin perusahaan tanpa perlu adu mulut dan urat leher.

"Ayo, Jeonghan!" Ajak Joshua di lorong perusahaan. Semua member sudah mulai menuju kantin perusahaan dengan semangat. Bahkan Woozi sampai ditarik oleh Hoshi, dan Wonwoo yang ditarik oleh Minghao.

Joshua, Seungcheol, dan Jeonghan hanya berjalan tenang di lorong. Tenaga mereka benar-benar terkuras habis, karena guru dance mereka sedari tadi banyak menyuruh mengulang beberapa gerakan.

"Kalian duluan saja, aku mau mandi dan mungkin akan tidur lebih awal." Jawab Jeonghan berlalu pergi. Meninggalkan Joshua dan Seungcheol dengan memasuki lift.

Joshua yang bingung menawarkan Seungcheol untuk segera ke kantin. Awalnya Seungcheol ingin sekali mengejar Jeonghan, tetapi Joshua meyakinkan bahwa Jeonghan butuh waktu.

Semua member sebenarnya sudah tahu, bahwa sedari tadi guru dance mereka hanya memarahi Jeonghan. Bahkan mereka bisa melihat power yang selama ini Jeonghan belum pernah dikeluarkan meskipun saat konser pun sangat besar. Jeonghan berusaha untuk membuktikan dirinya saat latihan tadi.

Setelah sampai di lantai atas, Jeonghan kembali menekan tombol lift untuk menuju lantai bawah. Dirinya berjalan dalam diam untuk kembali ke ruang dance.

Jeonghan melakukan latihan sendirian. Dirinya tidak tahu berapa kali ia mengulang gerakan dance untuk lagu barunya yang diputar melalui ponselnya.

Jeonghan sampai hafal lirik setiap member dari awal lagu hingga selesai. Dirinya juga menyanyikan lagu barunya, sembari latihan vokalnya agar tetap stabil meskipun melakukan dance.

Tangan dan kaki Jeonghan bergetar. Ia menggigit bibir bawahnya saat dirasa pusing mendera kepalanya. Jeonghan menggelengkan kepalanya. Ia kembali memutar lagu dan kembali berlatih.

Suara decitan sepatu Jeonghan kian melemah, separuh kaos yang dipakainya basah, nafasnya sesekali tersendat dengan dada yang naik turun, dan pusing yang semakin menjadi saat dirinya hanya berhenti untuk mengambil nafas.

Jeonghan belum makan untuk satu hari ini. Dirinya melakukan diet dari tadi malam. Niatnya, dia akan makan malam hari ini. Tetapi gerakan dancenya menurun. Dirinya harus berlatih agar tidak menghambat latihan member yang lain.

Ditengah lagu untuk yang kesekian kalinya, Jeonghan hampir ambruk. Lututnya membentur lantai, beruntung tangannya segera menyangga tubuhnya.

Peluh menetes bahkan sampai ke lantai ruangan saat Jeonghan menunduk. Berusaha meredakan pusing.

Jeonghan merasa mual. Apa karena dirinya yang tidak makan seharian, atau karena dirinya terlalu banyak mengeluarkan energi. Jeonghan juga tidak tahu.

Dirinya menatap dinding kaca di depannya dengan lekat.

Tiga kali lagi, maka aku akan beristirahat!

Ujar Jeonghan dalam hati, dan kembali berdiri.

Putaran lagu kedua terakhir, di pertengahan lagu Jeonghan kehilangan keseimbangan. Membuat dirinya terjatuh terlentang dengan dada yang naik turun. Dadanya terasa sesak, mual semakin menjadi, dan pusing semakin menjera.

Jeonghan tidak punya tenaga untuk sekedar berpindah tempat atau mengambil ponselnya. Ia mengerjapkan matanya pelan, berusaha untuk fokus. Namun, lampu dan langit-langit ruangan yang cerah kian menggelap. Jeonghan yang panik, segera terduduk mengabaikan kepalanya yang bertalu begitu cepat lantaran dirinya memaksa bangun untuk duduk.

Jeonghan memegang kepalanya pelan. Pandangannya memburam. Tepat sebelum dirinya kehilangan kesadaran, dirinya sempat mendengar beberapa teriakan member yang mulai masuk ke ruangan dengan rusuh.

Member yang lain memang sengaja merencanakan hal ini dengan guru dance mereka. Mereka menyarankan untuk mengoreksi latihan Jeonghan saja. Karena nanti member akan memberi kejutan spesial untuk ulang tahun Jeonghan.

Seungcheol tahu, jika Jeonghan di komentar sedikit saja, maka Jeonghan akan memikirkan masalah tersebut sampai selesai. Sampai Jeonghan benar-benar merasa puas, saat hasil yang dikomentari menjadi lebih baik.

Maka dari itu, mereka berencana untuk menyiapkan kue ulang tahun yang akan diberikan kepada Jeonghan. Tetapi, guru dance mereka yang sengaja keluar terburu-buru tadi benar ada urusan mendadak. Jadilah mereka menunggu guru dance untuk memberi kejutan kepada Jeonghan bersama-sama.

Setelah guru dance mereka datang, dengan segera mereka menuju ke ruang latihan kembali. Mereka membayangkan bahwa Jeonghan akan tertidur di sudut ruangan dengan ponsel yang masih menayangkan gerakan latihan dance mereka.

Tetapi Seungcheol tidak berharap bahwa ia hanya melihat keadaan Jeonghan yang pucat pasi, dengan darah yang sedikit keluar dari hidung Jeonghan. Badannya yang sangat panas, dengan tubuh Jeonghan yang menggigil.

Bukan kejutan seperti ini yang mereka harapkan.

JEONGHAN SHORT STORY✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang