Chapter 1

101 27 3
                                    

Yewon masih dengan piyamanya, duduk di sofa yang ada di kamar tidurnya sambil memegangi ponselnya. Ia menyandarkan kepalanya di punggung sofa, sedikit mendongak ke atas dengan layar ponsel yang menyala. Saat ini ia dan Vernon sedang melakukan video call.

Setelah acara pernikahan yang panjang hari ini, Yewon akhirnya bisa beristirahat. Ia baru saja selesai mandi, dengan rambut yang masih basah itu dia tidak bisa menahan diri untuk segera menelepon Vernon.

"Pasti sangat melelahkan," ucap Vernon yang juga tampak beristirahat di asramanya.

Yewon mengangguk kecil. Jari telunjuknya memainkan ujung rambutnya, wajahnya terlihat murung. Sesekali Yewon menggigit bibir, tampaknya dia merasa tidak enak pada Vernon karena sudah berciuman dengan pria lain.

Meskipun itu bukanlah ciuman pertamanya, tapi itu adalah pertama kalinya Yewon mencium pria lain selain Vernon yang merupakan kekasihnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meskipun itu bukanlah ciuman pertamanya, tapi itu adalah pertama kalinya Yewon mencium pria lain selain Vernon yang merupakan kekasihnya. Tentu saja itu cukup mengganggunya dan membuatnya kesal.

"Kau kan tau hal semacam itu pasti akan terjadi. Aku hanya akan berpura-pura tidak tahu," celetuk Vernon seolah tau apa yang Yewon pikirkan.

Suara pintu yang tiba-tiba dibuka memecah konsentrasi Yewon. Kedua matanya melotot ketika melihat Yoongi masuk ke dalam kamarnya begitu saja tanpa mengetuk pintu atau apapun itu. Pria itu masih menggunakan pakaian formalnya, tampaknya dia baru saja selesai menyapa tamu-tamu pentingnya itu sesaat setelah pesta berakhir.

"Hey! Apa yang kau lakukan?" Tegur Yewon menegakkan tubuhnya.

Manik mata Yewon mengikuti gerak Yoongi yang berjalan menuju tempat tidur lalu membuka jas tuksedo yang dikenakannya. Pria itu melirik Yewon sebentar, perhatiannya tertuju pada ponsel Yewon yang masih menyala, dia melihat Vernon disana.

"Kau pikir hanya dirimu yang butuh istirahat?" Balasnya dingin. Dengan santai Yoongi membuka kancing kemejanya dan membuat Yewon spontan berteriak.

"AKHH!!"

Yoongi tidak mempedulikan jeritan Yewon dan membuka kemejanya sehingga kini dada, punggung dan perutnya terpampang dengan jelas.

Yewon mengintip dari sela-sela jari tangannya. Ia menahan napas, bagaimana bentuk dan lekukan tubuh pria bernama Min Yoongi itu ternyata terlihat cukup indah, tidak seperti sifat pemiliknya yang buruk. Menyadari Yoongi saat ini tengah menatapnya dan memergokinya mengintip, Yewon buru-buru berbalik dan memunggungi Yoongi.

"Heeh, sepertinya kau masih perawan? Aku pikir kau dan pacar amerikamu itu sudah melakukannya puluhan kali," suara mengejek Yoongi membuat telinga Yewon memerah.

Yoongi diam sebentar. Dia masih menunggu tanggapan Yewon, tetapi gadis itu benar-benar tidak mengatakan apapun. Satu alisnya terangkat, "Kau benar-benar masih perawan?" Kali ini intonasi suara Yoongi benar-benar terdengar bingung.

Yewon tampak gelisah. Dia tidak tahu harus mengatakan apa. Lagipula, apakah pria itu harus menanyakan hal semacam itu? Bukankah mereka sepakat untuk tidak mencampuri urusan privacy masing-masing?

POLITICAL MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang