Star - Ferka Ardian Saka

87 6 0
                                    

⋘ 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑡𝑎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⋘ 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑡𝑎... ⋙

▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒ 100%



Remaja tinggi yang sedang bermain pasir di Pantai Mutiara. Hanya satu yang menghantui pikirannya yaitu ingin kabur dari Medan, remaja itu ingin kabur dari Medan dengan alasan jenuh, dia ingin berencana mau pergi ke Jogja untuk meneruskan pendidikannya. Badan tingginya dia tegakkan tak lupa sambil menendang pasir dengan kencang untuk meredam rasa emosinya.

"Jenuh ingin kabur...", keluh remaja tersebut.

Angin semilir dari laut membuat surainya berterbangan, netranya juga menatap para nelayan yang hendak bertarung dengan ganasnya air laut. Hanya itulah yang bisa dilakukan oleh warga sekitar sini untuk menyambung kehidupan.

"SAKA-.....", teriak salah satu orang dari seberang.

"Hah ?? Oyyy Gibran".

Hanya panggilan singkat sebelum senyuman dari remaja yang bernama Saka itu. Ketika dirinya fokus bermain pasir datanglah Sang Ayah yang baru saja kembali berlayar mencari ikan bisa di lihat-lihat tangkapannya lumayan banyak bisa dijual ataupun dibuat lauk untuk besok. Hanya tatapan tanpa minat dari Saka bahkan sepertinya pemuda itu ingin pergi dari tempat yang baru saja dia pijak, perdebatan kemarin masih membuatnya muak. Perdebatan karena kakak sulungnya yang ada di Solo. Jujur kalau Saka iri jawabannya iya karena Saka ingin bersekolah di Jogja dari dulu Saka ingin melanjutkannya sekolahnya disana namun sekarang mungkin hanya angan-angan.

Langkah kaki Dika dari seberang membawanya menghampiri anak keduanya itu. Dika sebenarnya ingin sekali membuat anaknya bahagia namun jika harus jauh darinya maka sangat tidak rela. Dulu saat melepas kepergian Sangga pun juga sedikit berat baginya.

"Dari kejauhan Ayah perhatiin kakak cemberut mulu dah, lihat tangkapan Ayah hari ini dapat banyak kan ??", tanya Dika sambil memamerkan hasil tangkapannya.

Saka hanya memandang sebentar lalu melangkahkan kakinya pergi meninggalkan kawasan pantai. Hanya semburat kesedihan yang Dika utarakan sekarang, ingin sekali membahagiakan anaknya namun dia juga tidak mau jauh-jauh dari anak-anaknya.

"Kalau begini caranya Ayah harus berbuat apa ??".



•❅───✧❅✦❅✧───❅•



Langit yang tadi awalnya cerah berubah menjadi hitam, hujan turun begitu derasnya. Saat ini Saka hanya terdiam di dalam gereja yang sepi, sendirian tanpa ada teman. Dia masih mempunyai niat untuk kabur ke Jogja ntah dengan cara apapun dia ingin pergi kesana. Sebuah ponsel berwarna hitam miliknya menunjukkan nomor yang tertera, ditekan nomor itu hingga terdengar suara dari seberang yang jauh.

8 Star StudentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang