Bab 6 : Dania Rahma Calista

20 4 0
                                    

Selamat membaca kawand

Suara bel istirahat pertama selesai telah berbunyi, menandakan sudah waktunya masuk. Sebagai sekolah elit, sudah pasti murid-muridnya kebanyakan taat aturan.

Seluruh siswa berbondong-bondong meninggalkan tempat istirahat mereka, lalu menuju ke kelasnya masing-masing.

Begitupun Kampret Circle yang sedang berjalan meninggalkan lapangan menuju ke kelas XI IPA 1.

"Lo pada liat nggak tadi, cewek yang lewat di koridor deket lapangan? Bening banget woii," ujar Aldy sembari menyeka keringatnya, karena mereka berlima di lapangan tadi bermain basket.

"Lo kira plastik, bening!" sahut Nathan. "Inceran lo berikutnya?" tebaknya kemudian seolah tahu pikiran buruk Aldy.

"Hehe, tau aja lo Nathan the Coco." Aldy cengengesan tak jelas.

"Cakep banget, melebihi Nadhila nggak sih?" ujar Putra ikut-ikutan.

Nathan dan Aldy melirik kaget ke arah Putra. "Heh, diajarin siapa lo tau cewek cakep?" tanya Nathan.

"Diajari Aldy lah," sahut Putra.

"Lo fokus aja sama Anime, Put. Kalo masalah cewek lo belum boleh," nasihat Nathan seolah-olah bapaknya Putra.

"Jangan ngajarin Putra sembarangan. Udah cukup di circle kita yang playboy itu lo aja," sambung Nathan kepada Aldy.

"Kalo yang jamet itu lo, yang lola itu Putra, yang beku itu Angga, yang ngikut arus itu Farel, gitu?" jawab Aldy.

"Gue nggak jamet!" elak Nathan.

"Nggak jamet tapi joget-joget di aplikasi itu," sahut Aldy tak mau kalah.

"Ngikut trend, norak banget sih lo!" kesal Nathan.

"Lagian Farel juga nggak ngikut arus, dia juga sama kayak Angga, cuma lebih galak aja," jelas Nathan yang kurang setuju dengan pendapat Aldy. Mereka berdua kalau sudah debat bisa mengalahkan debat pemilu.

Farel yang menjadi bahan pembicaraan hanya melirik malas ke arah mereka berdua.

"Eh, Rel, lo liat nggak tadi cewek baru itu?" sambung Aldy.

"Gue nggak liat," jawab Farel seadanya.

Mereka sudah sampai di kelas dan duduk di kursi masing-masing. Angga dan Farel duduk di pojok bangku ke dua dari belakang, sedangkan Aldy dan Putra duduk di depannya.

Karena belum ada guru yang masuk, Aldy dan Putra duduk menghadap Angga dan Farel, sementara Nathan mengambil kursi lain untuk melingkar bersama circle-nya.

"Kalo lo, Ngga. Liat nggak?" Nathan bertanya pada Angga yang sudah mengeluarkan buku pelajarannya.

Angga menggeleng dan hanya menjawab, "Nggak."

"Kira-kira dia kelas berapa ya? Terus mau masuk kelas mana?"

Bertepatan dengan Aldy selesai berbicara, guru yang bertugas mengajar di kelas mereka pun masuk ke dalam kelas. Kampret Circle pun duduk dengan benar sesuai tempat duduknya.

Kelas yang riuh seketika hening. Apalagi guru itu masuk bersama siswi yang sedang menjadi topik hangat pembicaraan di sekolah mereka, mungkin?

"Rell," panggil Angga kepada teman sebangkunya, Farel, karena tak percaya apa yang ia lihat sekarang.

Karena pada saat Dania lewat di koridor belakang lapangan, memang Angga dan Farel tidak melihatnya.

Sedangkan Farel hanya menatap lurus ke arah Dania tanpa bersuara sedikitpun.

DARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang