Bab 10 : Tragedi Cat

21 3 0
                                    

Selamat membaca

"Liv, sumpah bener kata lo susah banget cari bahannya," ujar Dania ketika memasuki kelasnya.

Perempuan itu duduk di samping Oliv yang sedang mengeluarkan peralatan prakarya hari ini.

"Kan gue udah bilang, lo ngeyel sih," sahut perempuan perponi itu.

"Aturan lo nalangin gue kek, Liv."

"Lo nggak bilang dodol!" sanggah Oliv. "Tapi dapet semuanya nggak?"

"Kurang catnya aja, sih," jawab Dania. Lalu ia melihat Oliv mempunyai 4 warna cat yang berbeda.

"Gue minta yang merah ya." Dania mengambil cat berukuran kecil itu.

"Jangan yang itu."

"Pelit banget lo. Gue mau bikin api kebakaran, jadi warnanya harus merah. Dikit aja kok," sahut Dania. Padahal ia belum kepikiran mau lukis apa. Namun perempuan itu memang dasarnya jahil dan tidak bisa diam, jadi ia berulah apa saja yang bisa membuat orang lain kesal.

"Tapi itu buat Angga." Oliv ingin mengambil cat itu dari tangan Dania, namun temannya itu malah menjauhkannya.

"Sini, Dann. Lo warna biru aja."

"Nggak mau!!! Masa api biru? Itu mah api cemburu."

"Lah, emang iya?" Oliv berdiri ketika Dania mulai menjauhkan tubuhnya.

Terjadilah aksi kejar-kejaran antara 2 perempuan itu dalam kelas yang sudah mulai ramai berdatangan murid lainnya.

"DANIAAAAA," teriak Oliv.

Dania tertawa sembari menghindari kejaran Oliv. Perempuan itu malah membuka tutup catnya, dan berujar, "Kan warnanya cakep poll."

Akibat ulah jahilnya, Dania pun tersandung kakinya sendiri sehingga cat merah itu tumpah ke salah satu kursi dalam kelasnya.

Dania melotot terkejut, begitupun dengan Oliv yang langsung menghampirinya. Oliv lebih dulu membantu Dania bangkit dari jatuhnya.

"Lo sih, jangan terlalu aktif kayak baling-baling kipas makanya!" omel Oliv.

"Liv, ini kursi siapa?" tanya Dania panik.

Belum sempat Oliv menjawab, Kampret Circle lebih dulu masuk ke kelas. Membuat Dania semakin panik karena Angga dan Farel lah yang menuju ke arahnya.

Sebelum duduk, Farel malah menatap Dania. Ia bingung, apa yang dilakukan perempuan itu di tempat duduknya?

Dania menutup mata dan menggigit bibir bawahnya takut kala Farel duduk di kursi tempat ia menjatuhkan cat itu. Lidahnya kelu untuk mencegah Farel agar tidak duduk terlebih dulu.

Farel seketika berdiri lagi ketika merasa ada yang aneh di kursinya. Lelaki itu kemudian menggeram kesal melihat celana biru bagian belakangnya terkena cat merah.

"SIAPA YANG NUMPAHIN INI?!" teriaknya menggelegar.

Bersambung...

Segitu dulu aja untuk mengobati rindu kalian sama Dania. Aku sedang bekerja mon maap🙏😭

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang