Happy Reading
Saya nulisnya sampe keritingKetika kakinya sudah siap untuk melompat, suara seseorang pun menghentikannya.
"Diem di situ!" teriaknya membuat Dania terkejut dan melirik ke arahnya.
"Jangan ngagetin, jantung gue terbuat dari jelly!" ujar Dania kesal sembari mengusap dadanya terkejut.
"Lo mau bolos ya? Masih pagi tau," tebak Dania sok tahu kepada pemuda berseragam rapi yang berada di bawah.
Pemuda itu menatapnya tajam. "Ngapain lo di situ?" tanyanya dengan intonasi yang masih tinggi.
"Suttsss, jangan kenceng-kenceng ngomongnya, nanti ada yang denger," ujar Dania.
"Ngapain?" ulang pemuda itu dengan suara yang sudah lebih pelan.
"Gue tuh mau masuk ke kelas, tapi males lewat gerbang depan yang ada anak OSIS ribet itu," jelas Dania.
Pemuda tampan itu tampak menganggukkan kepalanya. "Dan sekarang lo lagi sama ketua OSIS yang ribet itu," tekannya.
Dengan mata yang membulat sempurna, Dania menggeleng tak percaya. "Jangan ngada-ngada. Lo kan yang sekelas sama gue."
"Siapa nama lo?" Dania menyipitkan matanya untuk melihat name tag pemuda itu dari jarak sekarang yang lumayan jauh.
"Farel Stevano Raigan," gumam Dania membaca name tag pemuda itu.
"Turun!"
Dania baru sadar jika Farel mengenakan jas khusus organisasi OSIS sekolah mereka.
"Malah bengong. Mau turun sendiri atau...."
"Atau digendong?" sela Dania percaya diri.
"Mau dong digendong ketos," sambungnya dengan suara yang dibuat-buat, tak lupa mengedipkan-ngedipkan mata cantiknya.
Dania tidak berniat serius, ia bahkan bergidik ngeri dengan apa yang ia lakukan. Tapi itu Dania lakukan supaya Farel ilfil dan tidak jadi menghukumnya nanti. "Pasti ilfil tuh cowok," batinnya.
Namun ucapannya dianggap serius oleh Farel. Pemuda bertubuh tinggi itu mengangguk santai, lalu dengan cepat ia menarik lengan Dania yang masih di atas tembok pembatas, membuat keseimbangan perempuan itu hilang.
Sebelum Dania jatuh ke tanah, Farel lebih dulu mendekapnya erat.
Dania membeku sejenak karena posisi sekarang. Bukan. Ini memang bukan digendong, tapi dipeluk. Bahkan ia dapat mencium wangi maskulin dari tubuh Farel dalam jarak yang sedekat ini.
"Mau dilepas pelukannya atau lanjut gue gendong sampe kelas?"
Mendengar ucapan Farel, Dania pun tersadar dari lamunannya. Ia segera mendorong dada Farel agar menjauh dari tubuhnya.
"MESUM LO YA!" teriak Dania kesal.
"Teriak aja, biar guru dateng dan lo disidang BK," balas Farel santai.
"Sabar, Dania, sabar," ujar Dania pada dirinya sendiri sambil menghirup udara banyak-banyak.
"Oke, karena gue udah turun, jadi gue mau ke kelas dulu. Bye." Dania pun berjalan menjauh dari ketua OSIS aneh itu.
Baru dua langkah, tasnya ditarik oleh Farel membuatnya mundur dan kini sudah berada di depan Farel lagi.
"Apa lagi, sih??" Dania sudah sangat malas sekali berhadapan dengan ketua OSIS satu ini.
"Lo pilih hukuman dari BK atau hukuman dari gue?" tanya Farel. Tak lupa tangannya menggenggam lengan Dania erat.
"Lepasin dulu tangan gue, modus banget sih," ucap Dania sembari mencoba melepas cekalan Farel.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAREL
Teen FictionNyatanya, wahana paling mengerikan adalah kehidupan. Namun, hidup akan terus berjalan seperti sebuah vidio. Di mana mereka sendiri lah player pengendalinya. Cerita hanya fiksi belaka. Mengandung beberapa dialog dan adegan yang tidak untuk ditiru. Di...