Suara alarm menyebalkan milik Zio berdering ketika jam menunjukkan 6 pagi. Zio menggeliat. berusaha membuka mata dengan keras. Zio memang orang yang sulit untuk bangun. Biasanya tak akan ada yang peduli. Tak heran apabila datang terlambat ke sekolah sudah sering Ia lakukan.
Zio melirik alarm nya. Seketika Ia ingat bahwa hari ini adalah jadwal pertamanya masuk sekolah. Zio segera bangkit. Dia tak mau membuat masalah. Setidaknya hanya untuk hari ini.
Zio segera bersiap - siap. Berdandan rapi. Menyisir rambutnya sambil memandangi tubuhnya di cermin. Seketika merasa sangat percaya diri.
Buset gue ganteng banget dah.
Zio menyambar tasnya dan berjalan menuruni tangga. Zio menuju ruang makan. Disana Ia lihat papa, mama dan adiknya sedang berkumpul.
Tapi, Zio pura - pura mengabaikan kehadiran mereka. Dia mengambil nasi seperlunya. Ratna, sang mama melirik anaknya itu.
"Sebelum sekolah sarapan dulu." ujar mama nya. Namun, Zio tak menjawab. Ia menghabiskan makanannya dengan cepat. Dari dulu Zio memang dingin dengan keluarganya. Dia jarang atau hampir tidak pernah benar - benar mengobrol dengan orang - orang yang tinggal seatap dengannya.
Setelah menghabiskan makanan. Zio segera keluar rumah. Seperti biasa, tak ada salam atau kata pamit yang ia ucapkan pada mereka.
"Dia masih belum berubah." gumam Ratna yang di dengar oleh Cakra. Cakra ikut sedih mendengarnya.
"Sabar, ma. Bang Zio belum nerima kehadiran kita." timpal Azriel yang memang ikut mendengar percakapan itu.
Zio mengendarai motornya menuju SMA Mandala. Ia sangat hafal jalanan di kota. Hanya saja jarak sekolah barunya memang sedikit lebih jauh dari SMA lamanya. Azriel menyusul Zio beberapa menit kemudian.
Zio memasuki parkiran SMA Mandala. Ternyata disana sudah ada Narel yang menantinya. Zio memarkirkan motornya di samping motor Narel.
Zio membuka helm dan mengambil kacamata hitam dari saku. Narel yang melihat itu memanggil Zio agar menghampirinya.
"Elzio!" panggil Narel.
Zio menoleh. Melambaikan tangan ke arah Narel lalu berjalan menghampirinya.
"Buset. Keren amat lo, bro. Tumben datang pagi." sapa Narel melihat penampilan Zio dari atas sampai bawah.
"Yah, gue ga mau ngerusak acara hari pertama sekolah doang." jawab Zio.
"Lo ke kelas duluan sana."
"Lah, goblok, ini kan sekolah baru gue. Gue mana tau jalan. Lo sendiri ngapain disini?" dengus Zio.
"Gue mau nungguin pacar gue dulu. Lo bisa tanya - tanya aja sono. Cowo harus mandiri." tolak Narel mengarahkan tangan Zio untuk menjitak kepala Narel.
Namun Zio menurut juga. Zio memasuki gedung sekolah. Zio termasuk orang yang sulit untuk bergaul. Maka dari itu dia bingung siapa yang harus ia mintai tolong.
Zio memilih diam di samping papan informasi. Berusaha menyesuaikan diri. Zio mematung disana. Dan mereka memandangnya dengan aneh bercampur kagum.
Tiba - tiba seorang cowo dengan kacamata menghampiri papan informasi dan menempel beberapa kertas berisi informasi terkini tentang sekolah.
"Ekhem... " Zio berdeham mencoba memberi kode. Namun, sepertinya orang itu tak peka sehingga mengabaikan Zio.
"Bukannya berita terkini itu kacang makin mahal, ya?" sindir Zio. Cowo itu menoleh.
"Kalo lo mau ngomong ke gue bilang aja." sahut orang itu menoleh.
Orang itu memandangi Zio dari atas ke bawah. Memerhatikan setiap inci penampilan Zio.
"Lo anak baru?"
"Iya. Gue tersesat. Lo bisa anterin gue ke kelas XI Bahasa 1, ga?" pinta Zio.
"Oke. Gue anterin lo. Kebetulan kita sekelas. Sebelumnya kenalin nama gue Raka, bagian informasi siswa." setuju orang bernama Raka tersebut.
Sementara Azriel mengikuti dari belakang. Sebenarnya dia ingin menawarkan untuk mengantarkan Zio pergi ke kelasnya, tapi sudah pasti di tolak.
Semoga anak itu ga bikin masalah hari ini.
Zio dan Raka naik ke lantai dua. Ternyata kelasnya berada di paling pojok. Zio memasuki ruang kelas. Ruang kelas tak terlalu ramai.
"Lo bisa duduk di samping gue. Kebetulan meja sebelah gue kosong, tuh." ucap Raka sambil menunjuk kursi di dekat jendela yang tampak tak berpenghuni. Zio sengaja tak mengambil kelas yang sama dengan Azriel.
zio harus menemui kepala sekolah terlebih dahulu. Dia sudah di sambut oleh Rafi, om nya yang menjadi kepala sekolah di SMA itu.
"Saya dengar kamu pindah kesini gara - gara sering buat masalah di sekolah lama kamu?"
"Iya, pak."
"Sebenarnya sekolah ini tidak menerima siswa bermasalah kaya kamu kalau bukan Cakra memohon kepada saya agar kamu di sekolah kan disini. Kamu di kelas XI Bahasa 1. Pastikan jangan buat onar di sekolah ini."
"Baik, pak."
Zio kembali ke kelasmya setelah dari ruangan kepala sekolah. Bel berbunyi 15 menit kemudian. Semua murid segera kembali ke tempat duduknya masing - masing. Jam pelajaran pertama di isi dengan matematika.
"Baik anak - anak. Kepala sekolah memberitahu bahwa ada satu murid baru di kelas ini. Yang merasa murid baru bisa tolong angkat tangan." perintah guru matematikan yang di kenal Pak Iwan itu.
Zio mengangkat tangannya. Dan pandangan seluruh kelas tertuju padanya. Mereka bahkan baru sadar bahwa ada anak baru masuk ke kelas mereka.
"Baik. Silahkan perkenalkan dirimu." lanjut pak Iwan. Zio bangkit dari duduknya.
"Kenalin nama gue Elzio Pramesta Biru. Gue biasa di panggil Zio dan gue murid pindahan dari sekolah lain. " Dan semua orang disana berpikir kalimat itu terlalu pendek untuk di sebut perkenalan.
Zio masih menangkap beberapa pasang mata yang melirik ke arahnya setelah ia duduk. Zio memalingkan muka ke luar jendela. Namun, dia melihat ada orang aneh di depan bangkunya.
Cewe yang menjadi satu - satunya orang yang gak noleh ke arahnya saat petkenalan. Cewe itu juga tampak lebih cuek dari yang lain.
Pelajaran matematika sangat membosankan bagi Zio. Dia tak menyukainya. Dia memilih tidur saat jam pelajaran. Namun karena posisi duduknya yang berada paling belakang sehingga Pak Iwan tak tahu bahwa Ia tertidur.
"WOI BANGUN!"
Zio terbangun ketika seseorang meneriakinya. Zio membuka mata perlahan. Melihat Raka berdiri disana.
"Kenapa?"
"Udah jam istirahat. Lo ga mau ke kantin. Tidur pulas amat.* ucap Raka.
Zio merasakan perutnya menggonggong meminta makanan.
"Boleh, deh. Sekalian gue pengen liat - liat sekolah ini." jawab Zio menyetujuinya.
Zio berjalan menuju kantin bersama Raka. Ia mencoba untuk tidak terlihat mencolok tapi gadis - gadis sepanjang perjalanan terus menoleh ke arahnya. Zio mengenakan kacamata hitamnya betharap matanya bisa teralihkan.
***
Support me with your vote and comment. Ada yang masih mau ketemu Zio di chapter selanjutnya?
See you next part👋🏻👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Elzio
Teen FictionSerentetan kasus perkelahian menbuat Zio di keluarkan dari sekolah dan pindah satu sekolah dengan Azriel, adik angkat yang tak pernah Ia akui. Namun, hari - hari berjalan tak seperti hari biasa bagi Zio sejak saat itu. Memiliki julukan 'Nightmare'...