Di rumah Azriel, Zio baru saja tiba dengan motornya. Dia langsung di sambut oleh Azriel di ambang pintu. Namun, tak seperti biasanya, Azriel akan mengoceh atau setidaknya berusaha berbasa - basi dengan Zio yang selalu di hiraukannya.
Zio melihat Azriel sudah berpakaian rapi. Zio mengikuti arah pandangan Azriel saat ia mengeluarkan motornya dari garasi. Azriel jarang keluar rumah dengan motor. Ia lebih suka tinggal di rumah. Berbanding terbalik dengan Zio yang menghabiskan waktunya di luar sampai lupa waktu.
Azriel menangkap pandangan Zio ke arahnya. Azriel memandangi seragam Zio yang kotor di penuhi debu. Mukanya juga tampak kusam. Dan Azriel sudah pasti mengetahui kebiasaan abangnya itu.
*Abis berantem sama siapa?" tanya Azriel sambil memakai helm di kepalanya.
"Bukan urusan lo." ketus Zio. "Lo mau kemana?"
"Keluar bareng temen." jawab Azriel lalu tanpa kata apa pun dia melajukan motornya keluar garasi.
Zio memutuskan untuk tidak mempedulikannya. Zio memilih untuk masuk ke kamar dan beristirahat.
Sementara di antara keramaian kendaraan yang melintas, Azriel melajukan motornya menuju rumah Sheira. Dia sudah berjanji akan menjemputnya.
Sheira sudah berdandan rapi. Setelah berpamitan dengan mamanya, Sheira menunggu Azriel di depan rumahnya.
Tepat ketika ia membuka gerbang, motor Azriel berhenti di depannya."Udah siap?"
"Udah."
Azriel memberikan sebuah helm kepada Sheira dan ia langsung menaiki jok belakang motor Azriel setelah memakainya.
"Jangan ngebut, ya?" pinta Sheira di belakang.
"Aman." jawab Azriel di depan sambil mengacungkan jempol. Kemudian Azriel melajukan motornya ke tujuan mereka, studio musik.
Setelah berkendara di jalan sekitar selama 10 menit, mereka akhirnya sampai di sebuah studio. Studio itu adalah studio milik ayah Sheira. Ya, tidak salah lagi, studio itu memang milik keluarga Sheira.
Mereka di sambut oleh Sandy, orang yamg di percaya untuk merawat studio itu. Karena Rafi, ayah Sheira jarang bisa datang. Sandy sedang duduk santai dengan secangkir kopi lengkap dengan gorengan tersaji di atas meja.
Tugas Sandy biasanya adalah merawat barang - barang di studio. Mengganti senar gitar yang rusak. Drum yang jebol. Atau sekedar membersihkan ruangan agar orang bisa lebih nyaman berada disana.
"Halo, San," sapa Sheira. Sandy segera bangkit. Kaget dengan kedatangan Sheira.
"Eh, halo, Shei." balas Sandy. Sandy melirik ke samping Sheira dan melihat Azriel disana. Vokalis salah satu band yang menyewa studio itu.
"Eh, Riel? Bukannya hari ini jadwal band lo ga latihan ?" tanya Sandy.
"Emang bukan jadwalnya, San. Gue kesini cuma mau main sama Sheira aja." jawab Azriel singkat.
Sandy mengangguk - angguk dan melanjutkan kegiatannya. Azriel dan Sheira masuk ke dalam studio. Disana ada beberapa ruangan untuk latihan. Terlihat band yang sedang latihan di beberapa ruangan.
Sheira memasuki salah satu ruangan yang kosong. Letaknya paling belakang. Mereka masuk ke dalam ruangan. Dinding kedap suara berwarna cokelat susu memenuhi pandangan mata mereka.
Azriel duduk dengan gitar di pangkuannya. Sedangkan Sheira menguasai mikrofon di samping Azriel. Sheira memang memiliki suara yang merdu.
Azriel tersenyum ke arah Sheira, yang di balas dengan senyuman yang sama olehnya. Azriel memberi judul lagu apa yang akan mereka nyanyikan.
![](https://img.wattpad.com/cover/339107076-288-k902679.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Elzio
Teen FictionSerentetan kasus perkelahian menbuat Zio di keluarkan dari sekolah dan pindah satu sekolah dengan Azriel, adik angkat yang tak pernah Ia akui. Namun, hari - hari berjalan tak seperti hari biasa bagi Zio sejak saat itu. Memiliki julukan 'Nightmare'...