🌱Happy Reading🌱
Sebelumnya boleh minta vote terlebih dahulu ?😊 terimakasih 🥰Jam menunjukkan pukul tiga dini hari. Suasana di dalam rumah masih sepi begitu pun di luar sana. Orang-orang masih terlelap dalam pejaman mata yang nyaman. Namun berbeda dengan seorang remaja bertubuh bongsor. Dia sudah terjaga walaupun masih setengah sadar. Bangun dari posisinya, mengucek mata lalu mengalihkan atensinya pada jam digital di atas nakas.
"Masih jam tiga ternyata." Monolognya. Alih-alih pergi ke zona nyaman kembali, akan tetapi dia lebih memilih beranjak lantas melangkahkan kakinya masuk ke kamar mandi. Tak membutuhkan waktu lama, kini remaja bertubuh bongsor itu sudah keluar dengan wajah setengah basah. Lalu diambilnya handuk kecil untuk mengeringkan tetesan air yang hinggap di wajah tampannya.
Dengan khusyuk dia menunaikan dua rakaat sholat tahajud. Setelahnya dia berdzikir lantas memanjatkan doa. Berterus terang kepada sang pencipta tentang keresahan hati dan ucapan rasa syukur atas nikmat yang telah ia peroleh. Menumpahkan segala rasa lara yang terus menghujamnya tanpa celah, berakhir dengan kenikmatan sepertiga malam yang mambawanya pada muara kedamaian. Kendati demikian entah ke berapa kali scenario Allah akan kembali mengujinya.
Lima menit berlalu dan jarum jam sudah tepat berada di angka empat dengan penanda yang lebih panjang sudah mengarah di angka 12. Remaja bertubuh bongsor itu menyudahi aktivitasnya kemudian beranjak keluar kamar. Tidak jauh, hanya mengambil beberapa langkah untuk sampai di kamar yang berhadapan dengan kamar miliknya.
Tanpa meminta izin atau sekedar mengetuk pintu sang empunya kamar. Dia menyelonong masuk, seolah sudah terbiasa melakukan hal demikian. Menggelengkan kepala lantas berdecak. Tatkala atensinya mendapati seorang gadis yang nyaris memiliki rupa sama dengan dirinya masih terlelap dalam hangatnya buntalan selimut. Menambah kesan malas untuk sekedar membuka mata yang naasnya cuaca dingin ikut mendominasi hal tersebut.
"Aya, bangun udah mau subuh,," ucapnya memanggil nama si empu.
"Ay, bangun! keburu entar Ayah yang bangunin lho." Lanjut nya masih berusaha membangunkan.
"Lima menit lagi Na pleaseee." Balas si gadis yang tadi di panggil Aya. Si lawan bicara menghela nafas. Bila sudah seperti ini tak ada cara lain yang ampuh kecuali...
"Ayaaaah, si Aya nggak mau-
"Iya-iya gue bangun. Rese banget si lo." Kata si gadis yang menukas teriakan Nakula. Tanpa berlama-lama lagi mau tak mau dia beranjak dari tempat tidur. Biarpun rasa kantuk masih bersarang dia tetap memaksakan diri untuk mengambil air wudhu. Lebih baik menahan kantuk dari pada mendengar omelan sang Ayah yang tak akan berakhir sampai di ujung.
Sedangkan remaja tadi tersenyum puas atas tindakannya.
Mereka Nakula Alvaro Xavier dan Nayaka Almeera Xavier. Dua saudara kembar tak identik bahkan gendernya pun berbeda.
🌱🌱🌱
"Ayah mana?." Aya bertanya setelah dia sampai di mushola. Tentunya dengan mukena pink pemberian dari Tante Yuki lebaran kemarin.
"Belum pulang."
"Hah?"
"Jadi lo boongin gue?" Balas Aya sedikit tak terima atas jawaban sang Kakak kembar.
"Kalo iya emang kenapa?. Toh berbohong demi kebaikan nggak papa, gue kan berusaha bangunin lo buat sholat." Mendengar intonasi yang sedikit meninggi dari sang adik kembar. Nakula segera membela diri. Toh benar juga kan? dia membohongi adik kembarnya demi menunaikan sholat.
"Ya tapi kan-
"Ay, sholat! keburu abis waktunya." Peringat Nakula yang menukas layangan protes dari adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before Losing You (Jisung & Ningning )
Narrativa generaleMereka hanya dua saudara kembar tak identik yang haus akan kasih sayang. Selalu dituntut untuk menjadi sempurna oleh sang Ayah. Hanya sepenggal kisah Nakula yang berusaha selalu ada dan melindungi adik kembarnya. Lantas dengan Nayaka yang memiliki s...