Part 7. a little help

14 2 0
                                    

Up!!


Happy Reading 🤗



"Darimana Lo?"

Gadis itu mengulurkan botol berwarna pink pada laki-laki dengan headband hitam dihadapannya. Senyumnya terulas tulus dengan sedikit raut bersalah.

"Keliling, maaf ya gak lihat Ghifan tanding. Nanti masih ada lagi kan?"

Ghifan menarik salah satu sudut bibirnya. Kali ini bukan senyum gummy yang biasa diperlihatkan nya pada Danira.

"Sejak kapan gue gak penting lagi? Lo bahkan gak pernah lupa jadwal piket gue, kenapa jadwal tanding bisa lupa?" Sindirnya

"Eh? Kok gitu ngomongnya?" Danira mengerutkan dahi, ia melihat kanan kirinya lebih dahulu,

Kakinya melangkah maju, ia sedikit mendanga dengan lengan turut terangkat.

"Ghifan gak lagi demam kan?"

"Jawab Ra, kenapa harus alihin topik?"

Danira menggeleng, masih belum mengerti sebab perubahan sikap Ghifan yang begitu tiba-tiba. Biasanya laki-laki itu bahkan memohon padanya untuk satu teguk air di kala haus. Bahkan ia dengan senang hati menerima walau harus minum dari botol hello kitty milik Danira.

"Tadi lihat-lihat daerah sekolah bareng kak Bayu!"

Danira menunjuk empunya nama yang tengah berdiri di ujung tribun dengan rekan OSIS nya.

"Awas gue gak tanding lagi. Kalah!"

Meski tengah marah Ghifan masih hati-hati menepis tangan Danira, melewati gadis itu dengan nafas berat yang tertahan. Ia tidak ingin tersulut emosi lebih lanjut.

"Pan! Pan! Tunggu!"

Danira mencekal pergelangan tangan Ghifan. Berdiri didepannya dengan satu tangan terentang.

"Mau makan eskrim? Ira traktir 5!"

Ghifan mendengus, ia tak tahu bagaimana caranya agar si gadis mengerti perasaan nya. Danira tumbuh penuh kasih sayang, semua orang bahkan menjaganya dengan sangat baik. Ia belum pernah merasa di kecewakan siapapun sebelumnya.

"Kalau gue nolak Lo bakal ngadu ke bang Arka?"

Kepalanya menggeleng cepat, "Nggak, itu hak Ghifan!" Jawabnya

"Oke, berarti hak gue buat minta Lo jauh! Kalau ada apa-apa ada Olivia, gue barusan ikut perekrutan anggota basket jadi gak bisa pulang bareng Lo!"

*****

Tuk!

Danira tak henti menendang satu persatu krikil dihadapan nya. Selama setengah hari ia belum bertemu Olivia sampai bel pulang. Sempat terpikir untuk menelpon namun handphone nya tertinggal di atas nakas sejak semalam tak berpindah tempat.

Tuk!

Tuk!

"Yak, Aishh!"

"Hah?"

Ia melihat ke depan, seorang laki-laki yang duduk di bangku samping pos satpam. Laki-laki itu memakai almamater, sudah dipastikan bukan satu angkatan dengannya.

"Maaf! Maaf! Saya nggak sengaja!"

Danira sedikit berlari menghampiri laki-laki yang tertunduk memegangi kepalanya. Ia panik bukan main, tidak menyangka bisa menendang kerikil sampai mengenai kepala.

"Kak, maaf saya gak sengaja"!

"Shhh, ck!"
"Lain kali kalau jalan tuh yang bener, jangan-"

"Lo?"

Lemonade 🍋 || YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang