18. Loop

8 2 0
                                    

Up!!

Happy Reading 🤗

*****

"Dari siapa bang?" Tanyanya pada pria yang sibuk dengan ponsel dimeja makan

Danira baru selesai membersihkan diri usai pulang sekolah, ia tengah mengeringkan rambutnya dengan handuk sambil mengitari meja.

"Dari yang lagi duduk depan tv noh, main PS sama bocil!"

Matanya menatap bergantian sekotak makanan dengan es bubble tea dihadapan nya. Tanpa melihat orangnya pun Danira cukup tahu siapa pelaku pemberian makan gratis ini.

Ia melangkah cepat, menghampiri laki-laki dengan balutan sweater abu-abu yang sedang memandangi lawan mainnya disebelah.

"Hai!" Sapa Danira ramah

Laki-laki itu, Ghifan. Ia sempat terkejut walau akhirnya membalas dengan senyum canggung.

"Hai juga!"

"Kok aku gak lihat kamu?" Danira mendadak manja, bersandar di lengan Ghifan tanpa aba-aba.

"Tadi Lo lagi mandi, gue baru dateng nih abis ambil mainannya bocil ke rumah!"

Gadis itu mengangguk, ia turut melihat kearah gadis kecil yang fokus dengan video gamenya.

"Hai Safa, masih ingat aku?"

Suara Danira jarang terdengar keras, itu sebabnya si kecil belum terdistrak kehadirannya sejak tadi.

"Oh? Kakak cantik!!!!"

Tuk!

"Yak, Safa!"

Tak mempedulikan teriakan Ghifan yang kesakitan usai dilempar stik PS gadis kecil itu langsung menghambur memeluk Danira. Dia bahkan tak segan memberikan banyak kecupan dipipi si gadis remaja.

"Ah, kangennyaaaa!!! Udah lama gak ketemu kakak cantik!"

Danira tak diberi kesempatan untuk menjawab. Pipinya masih saja dihadiahi ciuman manis sampai membuatnya tertawa karena geli.

"Buseettt!! Adek gue agresif banget sama cewek cantik!"

Arka yang mendengar keributan tadi ikut bergabung, ia mengambil tempat disamping Ghifan tak lupa juga stik PS yang tadi dimainkan Safa.

"Keturunan Lo gak sih?"

"Hah?" Ghifan lagi-lagi terlonjak kaget, tidak mengira Arka sudah disebelahnya. Sejak kapan? Begitu pikir nya

"Kapan gue agresif? Emang gue nyiumin adek Lo kayak gitu?"

Ctakk!!!!

"Bangsaaaaatt!!! Panas anjir, kok mukul sih?"

Ghifan mengusap pelan pahanya setelah dihadiahi pukulan keras oleh Arka. "Bang, jahat banget sih Lo!"

"Ya Lo ngomong kayak gitu."

"Orang Lo mancing, lagian gue gak mungkin buat kayak gitu ke Danira. Iya kan Ra?"

Saat menatap Danira untuk meminta persetujuan ia malah ditatap balik. Melihat Danira yang tengah menutup telinga Safa dengan kedua tangannya membuat Ghifan teringat ucapan bundanya siang tadi.

"Pan, adeknya dengar nih!" Ucap Danira kesal

Pria di sampingnya menggeleng sekaligus mengejek. Setidaknya kali ini Danira sendiri yang memberikan peringatan pada Ghifan.

"Nih, bang Arka!" Tunjuknya

Tak mau ikut disalahkan, Arka dengan cepat menyanggah. "Nih, cowok Lo! Masih kelas sepuluh ngomong nya ngelantur, kelebihan hormon banget dah!"

Lemonade 🍋 || YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang