Chapter 17

7.3K 522 121
                                    

[WARNING NSFW!! EKSPLISIT!!]

Logika Yumna sudah sepenuhnya terbuang, wanita muda itu mengikuti nafsunya untuk merasakan sensasi sperma mengisi perutnya lagi. Ia bergerak, menduduki perut Arsen yang kokoh, mengambil penis Arsen yang masih tegak kemudian memasukannya ke dalam vaginanya tanpa ragu-ragu sama sekali.

"Nghh..."

Yumna mendesah begitu penis Arsen mencapai perutnya, cukup dalam, namun penis Arsen belum sepenuhnya masuk, masih setengah. Yumna masih berusaha menyesuaikan diri dengan benda keras yang panjang itu.

Sementara itu, Arsen melihat dengan begitu jelas Yumna begitu rakus dengan penisnya, tampak begitu cabul, sangat menggairahkan. Hal itu mengacaukan akal sehat Arsen, membuat nafsunya mengalir deras di seluruh pembuluh darahnya.

Arsen mengernyitkan dahinya, menahan keinginannya yang begitu kuat akan tubuh istrinya. Ia menatap Yumna dengan tidak senang. "Apa kau sebenarnya ingin menyiksaku, Yumna?"

Yumna tidak menjawab, namun wajahnya terlihat kesal, meski begitu, ia masih tampak penuh akan daya tarik seksual, seperti bunga mawar yang berdiri dengan kuat di hamparan bunga warna-warni yang tumbuh liar.

Sangat cantik.

Terlalu berharga.

Penisnya sampai sakit.

"Ah..cepatlah masukan seluruh penisku, rasanya sangat menyakitkan, brengsek."

Alih-alih mengindahkan perkataan Arsen, Yumna masih tampak bersusah payah dengan dirinya sendiri.

Persetan, Arsen sudah tidak tahan lagi. Ia memegang pinggang Yumna, kemudian mendorong penisnya sepenuhnya masuk dengan sekali sentakan.

Arsen mendesah kenikmatan, sedangkan Yumna membelalak, terlalu tidak siap dengan kenikmatan sekaligus rasa sakit yang ia rasakan.

"Ah ah ngh ah ngh ah ah...."

Air mata fisiologis jatuh di pipi Yumna. Arsen menggerakkan pinggangnya beberapa kali sebelum akhirnya menyadari Yumna menangis. Ia menegakkan punggungnya, memeluk Yumna sebentar, kemudian mengusap air mata Yumna. "Jangan menangis. Kau sangat cantik saat menangis, aku tidak akan tahan."

Bajingan.

Yumna sangat marah dengan ucapan Arsen, sampai-sampai ia lupa rasa sakit saat penis Arsen memasukinya dengan tiba-tiba tadi.

Benar-benar bajingan.

Terlalu mengerikan saat mendengar apa yang dipikirkan orang gila itu, tapi juga akan kesal saat mendengar kebohongannya dalam berbicara manis, menjadikan seolah Yumna adalah orang yang paling berharga untuknya, padahal hanya seorang pengganti yang akan ia buang.

Lupakan betapa bajingannya Arsen, Yumna ingat ia harus menjadikan dirinya benar-benar berharga untuk Arsen, bukan mainan yang bisa dibuang, namun pengganti yang membuat pria itu berpikir jika pengganti itu lebih menyenangkan dari yang asli.

Kau bisa bertindak semaumu dengan pengganti itu.

Dia akan menurutimu, melakukan yang kau mau, memahamimu tanpa kau menjelaskan padanya.

Bukankah itu menyenangkan?

Bukankah lebih menyenangkan memiliki yang pasti daripada yang harus kau kejar untuk mendapatkannya?

Pria seperti Arsen, yang terlihat bijaksana seperti laki-laki sejati namun diam-diam berhati busuk tentu saja pasti akan setuju.

Itu menyenangkan, sayang sekali untuk dilewatkan.

Dia bisa menyimpannya, menjadikannya sebagai kesenangan dan kenyamanan tersendiri, memenuhi egonya sebagai laki-laki.

Ciuman mendarat di bibir Arsen, ciuman yang menyebabkan Arsen tercengang. Suara lembut Yumna seolah menghipnotis pria itu, "Lakukan, Arsen. Untuk apa menahan? Aku juga menginginkanmu, mungkin lebih dari kau menginginkanku."

Arsen's Wife Wants to LiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang