Keberangkatan

197 16 5
                                    

Tepat jam 7 Pagi  Temari beserta anggota tim nya telah berkumpul, tentu saja termasuk Shikamaru, Chouji, dan Ino. Tidak ada satupun dari mereka yang terlambat. 

" Bagaimana persiapannya?" Gaara memasuki ruangan diiringi oleh Kankurou dan Matsuri.

" Sejauh ini semuanya berjalan dengaan lancar, aku sudah mengirim pesan kepada Daimyo mengabarkan bahwa tim pengawalan dari akan segera berangkat dari desa Suna," Temari menjawab tanpa memalingkan wajahnya dari dokumen yang sedang ia kerjakan. 

"Temari, Misi kali ini tidak sulit mengingat tingkatan kalian, akan tetapi..." Gaara tidak melanjutkan kalimatnya. 

Temari mengangkat wajahnya dari dokumen dan menatap adik bungsunya itu. Kalau soal firasat, adiknya itu sebelas dua belas dengannya. Firasat mereka cukup tajam. 

" Aku paham kekhawatiranmu, bagaimanapun juga misi pengawalan seperti ini selalu tidak dapat ditebak. Tapi,  bukankah karena alasan itu kau memilih untuk mengirim kami?"

Temari sangat paham alasan Gaara memilih mereka, tetutama pemuda berambut nanas yang sedang menguap di hadapannya. Shikamaru Nara, siapa yang tidak mengenal pemua jenius yang satu ini, pemuda dengan seribu rencana di otaknya. Tidak ada orang yang lebih tepat berhadapan dengan situasi yang tidak terduga. 

" Aku tahu, tapi tetap saja....  berhati hatilah Temari" pesan Gaara. 

Temari mengangguk, sambil meregangkan tubuhnya ia berdiri dari tempat duduknya. 

" Baiklah, kita semua sudah berkumpul di sini.  Akan kujelaaskan secara singkat, perjalanan kita akan memakan waktu sekitar 3 hari melewati jalur biasa. Kita akan menjemput daimyo dan mengawal mereka  menuju tempat penyegelan yang berjarak sekitar 2 hari perjalanan," Temari menjelaskan sambil menunjuk titik titik yang telah ia tandai di peta.

"Sensei, jalur ini... apakah kita akan melewati gurun neraka,?" tanya Tsubame. 

" Kau benar, kita bisa saja tidak melewatinya jika mengambil jalan memutar, namun itu akan menambah 1 hari waktu perjalanan"

"Kau tidak perlu khawatir Tsubame, aku akan melindungi sensei dan kalian semua!," Tiba tiba Akirra berteriak dengan penuh semangat.

"Justru karena itu, ia menjadi khawatir. Sebaiknya kau tidak cerobh dan membuat masalah, Akirra," ujar Haru. 

Temari hanya bisa menghela napas. Seperti perjalanann mereka akan jauh lebih melelahkan daripada seharusnya. 

" Gaara, jika tidak ada lagi yang perlu kami ketahui, kami akan berangkat sekarang," Temari berujar sambil mengangkat barang bawaannya.

"Baiklah, kalian boleh berangkat," ujar Gaara. 

" Berhati hatilah" Kankurou dan Matsuri juga ikut melepas kepergian para Shinobi muda itu. 

Mereka pun akhirnya memulai petualangan besar mereka. 

Seperti yang Temari duga, perjalanan mereka melewati gurun neraka cukup sulit. Bukan tanpa alasan tempat itu disebut sebagai gurun neraka. 

Tempat itu merupakan sebuah gurun pasir yang membentang luas dengan cuaca yang sangat ekstrim. Badai pasir dapat terjadi kapanpun di sana, belum lagi dengan banyakknya kalajengking raksasa yang menghuni wilayah itu. Jika itu adalah orang biasa, maka mustahin dapat bertahan melewatinya. 

Namun mereka beruntung memiliki Temari, gadis itu sangat mengenal tempat ini. Sejak sangat muda, Temari sudah mengemben berbagai misi di tempat ini, ia sangat mengenal detail dari gurun Neraka. 

" Dengarkan aku, berkumpul di sekellingku, aku akan membuat perisai dari angin. Jangan ada yang keluar dari perisai pelindungku. Apa kalian paham?" 

Mereka mengangguk dan langsung mengambil tempat di samping Temari,

"Kuchiyose no Jutsu," Temari melambaikan kipasnya dan memanggil Kuchiyose kesayangannya, Kamatari.

" Wow, sudah lama aku tidak melihat Kamatari," ujar Ino, sampai sekarang ia masih iri sekaligus kagum dengan kemampuan Temari, sangat jarang ada shinobi seumuran mereka yang memiliki Kuchiyose, kecuali tim 7 tentu saja, tim istimewa yang mewarisi KUchiyose ketiga legenda Sannin.

"Hime-Sama, apakah ada yang bisa saya bantu?" Kamatari berkata dengan sopan.

"Kamatari, buatkan kami pelindung,"

"Pelindung? Tapi Hime-Sama, untuk membuat pelindung sebesar ini..." 

Kamatari tidak melanjutkan perkataannya saat mendapat tatapan tajam TEmari, instingnya mengatakan bahwa Temari tak akan suka apapun yang akan ia katakan. Musang itu mengangguk patuh dan mulai membuat perisai angin yang dengan segera melingkupi mereka semua.

"Terima kasih Kamatari," Temari tersenyum 

" Sekarang kita bisa melanjutkan perjalanan, kita akan berhenti sejenak di tempat peristirahatan satu jam dari sini,"

Mereka semua segera bergerak, meskipun mereka sekarang berada di dalam pelindung Temari, tak akan ada yang tahu apa yang bisa terjadi jika mereka masih di tempat ini sampai hari malam. Malam adalah waktu yang paling berbahaya di gurun, saat segala sesuatu bisa terjadi.

"Temari, kau baik baik saja?" Tanya Shikamaru, ia menyadari bahwa langkah TEmari sedikit melambat dan wajah gadis  itu terlihat kelelahan.

"Aku tidak apa apa," 

"Apa kau yakin? Kita bisa berhenti untuk..."

"Apa kau bodoh, bocah cengeng? Kau mau kita berhenti di tengah gurun Neraka ini? JIka mau bunuh diri, jangan bawa bawa kami," Temari mengusap peluh di wajahnya

"Ah, aku... Tapi kau, apa kau benar benar baik baik saja?" Shikamaru semakin cemas melihat napas berat gadis itu.

" Aku baik baik saja, aku tak selemah itu. Sebentar lagi kita akan sampai, lebih baik kau fokus saja pada jalan yang ada di hadapanmu," ujar Temari.

Mendengar hal itu, Shikamaru tidak lagi membantah. Setelah bertahun tahun bekerja dengan Temari, ia paham kapan ia harus mendesak TEmari dan kapan Gadis itu tidak menerima bantahan. Karena itu ia tak punya pilihan selain melanjutkan perjalanan mereka.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ShikaTema : Tales of Gale PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang