Jum'at,16 Januari 2015

27 5 0
                                    

Entah pada hari apa di minggu ini,aku merasakan kesedihanku makin menguat setelah pertemuanku dengan sosok perempuan itu.
Farah.
Aku tak pernah mendengar nama itu sebelumnya,sampai akhirnya ia sendiri yang mengenalkan diri dan berusaha akrab denganku.
Setiap bercerita padaku,air mukanya ceria. Ia selalu tertawa. Wajahnya cantik. Rambutnya panjang. Manis,penari sekolah. Sebenarnya aku senang dapat mengenalinya,tetapi tidak setelah hari itu.

Ia bercerita bahwa ia sedang menjalin hubungan dengan seseorang. Ia sedang rumit karena lelaki itu tidak kunjung menyapa dan berbicara kepadanya. Ketika kutanya siapa yang ia maksud---dengan santainya ia menjawab Dimas.

Tuhan,
Mengapa kau menghapus kebahagiaanku dengan cepat dan menggantinya dengan rasa sakit? Dengan kenyataan pahit yang tak pernah kuduga sebelumnya?
Hatiku teriris. Aku kehilangan semua perasaanku.
Harusnya aku tidak jatuh sedalam ini. Harusnya aku menahan diri. Harusnya aku tahu diri.

Sebagai teman yang baik,aku akan bertingkah biasa saja didepannya. Bahkan aku mendukung hubungan kalian,Farah. Tak ada yang bisa aku lakukan. Hatinya milikmu. Aku hanya pengagum biasa. Tak spesiak dimatanya. Aku tak mau menyakiti siapapun terutama seseorang seperti Farah.

Aku berjanji.

Friday.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang