Dengarkan Nasihat Orang Terdekatmu Walaupun Nasi Sudah Menjadi Bubur

43 4 3
                                    


Halo semuanya! Apa kabar?
Apakah masih ada yang menunggu cerita koplak nan random ini? Setelah saya baca ulang fanfic ini rupanya ada banyak sekali kekurangan dari tata bahasa khususnya dalam penulisan EYD dan typo sana sini, saya jadi malu. Yah, untuk menebus kekurangan saya serta melepas penantian (YA KALO ADA YANG NUNGGUIN CERITA INI SIH HAHA) saya persembahkan kelanjutan cerita sekaligus penutup dari fanfic random saya. Selamat membaca para reader, waktu dan tempat dipersilahkan!

.

.

.

Setelah semua kejadian tidak masuk akal yang menimpa Gintoki malam itu, pagi harinya pria ubanan itu terbangun dari mimpi-mimpi absurd yang menghantuinya. Rasanya dipikir-pikir ia bersyukur juga telah bertemu wanita aneh yang sebut saja semacam siluman, reinkarnasi dari amanto, atau entah apapun namanya. Makhluk itu rupanya ternyata memberikan cukup pengaruh kepada dirinya sehingga kebobrokan yang sudah lama melekat pada pria itu sedikit tercerahkan, terlepas memang kelakuannya tidak dapat dikatakan seratus persen berubah. Bahkan ia sempat berpikir apa untungnya bagi wanita itu sampai perlu repot-repot menguji pria pengangguran seperti dirinya? Apa mungkin Gintoki tengah tertangkap kamera dalam acara prank mingguan? Atau jangan-jangan dia adalah agen uang Ms. Money dari uang terkejut? Entahlah apapun itu Gintoki menyadari tidak seharusnya ia terus berlagak sok keren alias tidak peduli dan slengekan begitu.

Pria itu belajar dari beberapa waktu belakangan ini ketika Edo bahkan dunia mengalami perang hebat dengan Amanto. Peristiwa itu sudah sangat memberinya pukulan telak dalam menjalani hidup di muka bumi ini sebagai manusia sekaligus sebagai samurai terakhir pengguna pedang kayu seperti yang dikutip dari jalan cerita Gintama. Tapi biar bagaimanapun juga kejadian hebat tersebut telah berlalu, namun masalah-masalah yang terjadi tidak akan mungkin hilang begitu saja dan pasti akan selalu ada sesuatu yang baru bermunculan. Saat problematikanya dengan masa lalu yang terus-terusan menghantuinya telah benar-benar terjadi, kini pria ikal ubanan itu harus kembali bergerak untuk menyelesaikan sesuatu yang lebih dalam, dan tentu saja rumit jika dijabarkan. Ketika seorang pria yang dikenal sangat rasional mengesampingkan perasaan yang dimiliki nyatanya memang sulit menerima permasalahan baru yang berbau romantisme. Hendak bermain namun ia lupa bahwa ada akibat yang harus dibayar setelahnya. Gintoki paham betul dirinya sudah jatuh bahkan hampir mengaku kalah tapi sayangnya isi kepalanya menepis semua itu dan berkata lain.

Gintoki membuka matanya perlahan, sinar matahari memasuki celah-celah ruangan di rumah Yorozuya itu. Suhu di sekitar pun mulai terasa hangat sehingga membangunkan perlahan wajah-wajah kantuk manusia yang tergeletak di lantai kayu rumah tersebut. Pria itu mencoba menggerakan tubuhnya yang masih dalam balutan perban dan sisa-sisa ramuan herbal yang menempel di tubuhnya, masih terasa nyeri namun ia tidak terlihat lemah dan berusaha melupakan semua rasa sakit yang dideritanya. Merasa pergerakannya diketahui oleh sesosok manusia berkacamata yang tengah merapikan ruangan tersebut dan kemudian dengan cepat ia menghampirinya, "Gin-san!" Gintoki menoleh berusaha tersenyum tak berdosa berharap agar tidak diomeli ataupun dimaki-maki, tolonglah hari ini masih pagi! Biarkan ia sedikit menjernihkan pikiran dari otak kusutnya setelah terbangun dari sekaratnya -yang kesekian kalinya- di malam nan menghebohkan itu.

"LU KENAPA BEGO?!", teriak sosok kacamata bermanusia itu kepada pria di depannya dengan emosi yang meluap-luap heboh seperti biasa hingga membangunkan satu lagi mahluk yang bisa disebut manusia atau alien. Kagura yang tepat berada di sampingnya langsung duduk terbangun mengucek matanya sekilas lalu ikut berteriak tepat di telinga pria ubanan itu. Tanpa basa-basi gadis surai oranye itu pun menampar Gintoki dengan omelan khasnya.

"NGAPAIN AJA LU KEMAREN ARU-KA?!"

Gintoki hanya terpejam dan tersenyum tipis, syukurlah keadaan kembali seperti semula. Ia berharap semua akan baik-baik saja. Setelah keanehannya pergi dan hampir menghilang beberapa jam, dan kembali pulang ditemukan oleh dua bocah kesayangannya di tengah hujan jalanan Kabukicho malam lalu dan kemudian berakhir sekarat dengan tiba-tiba, karena sawan mungkin? Gintoki bergerak mengubah posisinya menjadi duduk sila, menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal lalu menunduk memohon maaf kepada enam pasang mata yang memandangnya, "Maaf" serunya pelan dengan nada khas baritone nya. Shinpachi, Kagura maupun saling berpandangan lalu terkekeh kecil melihatnya Gintoki hanya memandang heran ketiganya, dan tidak menyadari bahwa sedari malam ada orang lain yang ikut bermalam di rumahnya. Tsukuyo hanya menghela napas sepertinya memang kepala bujang lapuk itu benar-benar mengalami korsleting sampa-sampai keberadaannya ini tidak terasa olehnya, atau jangan-jangan karena dirinya terlalu lama menjadi seorang Hyakka hawa keberadaannya jadi tidak terasa begitu?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GintsukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang