Disclamer : Sorachi HideakiGintama Fanfiction
Story by Rinegai
Warning : Typo, OOC, alur gajelas, garing dsb
Don't like? Don't read.
Disini, duduklah seorang pria berambut perak di kursi putar tempat meja kerjanya sambil asyik mengorek lubang hidungnya dengan hikmat. Seakan-akan ada sebuah tambang emas yang sedang di gali oleh para penggali.
Oke, mungkin itu terlalu berlebihan. Tapi itu lah kelihatannya.Gintoki, masih asyik menikmati aktivitas mengupilnya bahkan ia tidak menggubris dua rekannya yang sudah tengah berteriak memanggilkan namanya berulang kali dari luar sejak tadi.
"OI GIN-SAN CEPAT NANTI TELAT, KLIEN KITA MARAH! NANTI KALAU TIDAK DIBAYAR KITA MAKAN APA HOI?!" bahkan dipagi hari ini pun, Shinpachi sudah memulai hobi "ngomel ala ibu-ibu" nya tersebut.
"Gin-chan! Cepat aru yo!"
Seruan itu membuat Gintoki semakin kesal. Apa tidak bisa bersabar sedikit mereka berdua itu? Kalau memang rejeki tidak akan kemana bukan?
"Oi! Sabar kenapa kalian tidak bisa bersabar sedikit saja ha?" protes Gintoki, kini ia telah keluar dari dalam rumah dan menutup pintu dengan tidak "selow".
"Ini juga demi kita kan Gin-san? Bukankah kau yang bilang sendiri kalau ada job, kita harus melakukannya dengan semangat." Jelas Shinpachi kepada Gintoki.
Gintoki menatap kesal ke arah Shinpachi, ia berpikir kenapa bisa sih rekanya satu ini cerewetnya melebihi ibu-ibu jaman sekarang?
Ah jika karna ia tidak sayang dengan dua rekannya itu, ia tidak akan mungkin bersama sampai saat ini. Gintoki pun menghelakan napasnya panjang."Kenapa bisa kau begitu cerewet Patsuan?" gerutunya.
Untungnya gerutuannya tersebut tidak didengar oleh Shinpachi. Jika saja Shinpachi mendengarnya, mungkin Gintoki akan mendapatkan ceramah panjang dan bonus bogem mentah dari megane berjalan itu.
(Woi lu ngatain gua?)
Mereka pun meninggalkan kediaman Yorozuya, dan pergi menuju tempat kerja dimana sang klien menunggu.
***
Tsukuyo menggeliat diatas futonnya, dibuka matanya perlahan. Matanya menatap langit-langit kamarnya lesu, ia tidak segera beranjak dari futonnya. Badannya terasa lengket dengan futon.
Lama ia berdiam diri di futon, sampai sekelebat wajah Gintoki singgah di pikirannya. Wajahnya jadi bersemu merah, Tsukuyo yang malu pun membekap wajahnya menggunakan bantal."Gintoki.." lirihnya pelan.
Bukan karena ciuman kemarin saja, pasalnya dari awal pun Tsukuyo memang sudah tertarik dengan Gintoki.
Tsukuyo seakan-akan tersihir akan pesona Gintoki. Tidak perduli dia seorang yang urakan atau mantan berandalan, jika sudah menyangkut "pandangan pertama" apapun itu ia tidak perduli.Gintoki mampu menarik siapa saja untuk menjadi kerabatnya, dia mempunyai sisi yang orang lain tidak punya.
Ia mampu membuat siapa saja takluk, dan mampu memberikan kenyamanan serta perlindungan terhadap orang-orang terdekatnya. Gintoki rela berkorban saat orang-orang tersayangnya dalam bahaya.Itulah yang Tsukuyo sukai dari Gintoki, sisi kejantanannya yang tidak bisa diragukan. Mampu membuat lawan atau kawannya bertekuk lutut.
Itulah Shiroyasha.
Entah sudah berapa kali Gintoki dan Tsukuyo dilibatkan oleh peristiwa-peristiwa menegangkan. Yang mengharuskan mereka berjuang, saling melindungi bahkan berkorban demi orang terkasih. Masa dimana mereka mementingkan satu kepentingan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gintsuki
FanfictionApa yang terjadi jika kita melihat sisi lain dari Gintoki terhadap Tsukuyo yang jarang kita ketahui? Cekidot