αทστнєr ∂iмєทsiσท [Slow Update]

Chp 6 : Bebas?

┏─━─━─━∞◆∞━─━─━─┓
Apakah kita bebas?
┗─━─━─━∞◆∞━─━─━─┛

"Hei aku lapar" ucap linnya.

"Bersabarlah kita juga sama" ucap luice menanggapi ucapan saudarinya tersebut.

Tap tap tap

"Eh cahaya apa itu?" Tanya linnya.

"Ayo kita lihat" ujar ryu.

Mereka berempat berlari menuju cahaya di atas.

"Apakah ini jalan keluarnya?" Tanya luice.

"Aku harap begitu" jawab ichiro.

"Ryu lu bisa kan bikin tangga es?" Tanya luice.

"Bisa. . .bentar berdua juga kan punya kekuatan es kenapa ga kalian aja?" Tanya ryu.

"Males/mager" jawab si kembar L.

Sedangkan ryu hanya menatap datar mereka berdua.

"Hah baiklah baik! 𝙸𝙲𝙴 𝙼𝙰𝙺𝙴 : 𝙻𝙰𝙳𝙳𝙴𝚁!!!" Ryu menciptakan sebuah tangga es yang panjang.

"Ayo"

Tap tap tap

Sesampainya diatas mereka terkejut melihat pemandangan di atas sana, asap dimana mana, banyak sekali tubuh tergelatak tak bernyawa lagi, sebuah bendera dengan simbol tiap daerah dan juga bangunan bangunan yang hancur.

"A–apakah ini negaranya?" Tanya linnya yang masih shock.

"Sepertinya begitu" jawab luice.

"Gua masih ga percaya ini negara yang benar benar hancur" ucap ryu.

"Siapapun ratu disini benar benar sudah keterlaluan!" Ucap linnya.

"Coba kalian lihat ke sana ada sebuah pasar disana" ucap ichiro.

"Lu bener. . .mau coba kesana?" Tawar ryu dan diangguki oleh yang lain.

Mereka ber empat pun pergi menuju pasar tersebut dan sebisa mungkin mereka tidak menunjukkan kecurigaan bagi penduduk disana.

Linnya Pov

"Ayo dibeli. . ."

"Tolong kami. . ."

"Belilah. . ."

Orang orang ini. . .mereka sedang bertahan hidup dengan berjualan disaat peperangan?

"Mereka mencoba bertahan hidup disaat peperangan terjadi disini" ucap luice dengan pelan.

Sepertinya dia tau apa yang aku pikirkan dan memang benar tapi jujur barang barang yang mereka miliki sepertinya terlihat premium (bagi dimata kami sih)

"Oh dewi tolong kami. . .kami tidak ingin merasakan kesengsaraan ini terus terusan" ucap salah seorang pedagang itu.

"Mereka menyembah sesuatu?" Bisik ryu.