Rexton
semua yang berdiri bersama adalah keluarga.
- Maret, 13._______________________________
SMA Prandhita, Kelas XI IPS 3
Pukul 14.34.Deliano yang tengah tertidur dimejanya dibangunkan oleh Arsenio yang terus mengguncangkan bahunya dengan pelan sembari terus berbisik.
"Reksaaa, Reksaa!! Bangunn!"
Deliano akhirnya membuka matanya dan langsung menatap ke arah Arsenio dengan wajah khas bangun tidur miliknya, ia mengucek-ngucek matanya dan menggeliat pelan lalu menghadap lagi ke arah Arsenio.
"Hm? Apaan?" tanya Deliano.
Arsenio hanya memutar bola matanya malas, dan berdecak sebelum menjawab pertanyaan Deliano.
"Udah jam pulang, bego. Tidur mulu lo perasaan, di rumah ngga tidur nyenyak kah?" tanya Arsenio.
Deliano hanya mengangguk tanpa menjawab pertanyaan Arsenio. Ia lantas mengambil tas miliknya dan pergi keluar kelas. Meninggalkan Arsenio yang memandangnya sinis.
"Cape banget gua anjing," umpat Arsenio sebelum ia menyusul Deliano.
Mereka akhirnya bersama menuju ke tempat di mana motor mereka di parkirkan. Deliano menuju ke tempat Ibu Lie dan Arsenio yang menuju ke arah parkiran sekolah.
Mereka berdua akhirnya bersama menuju tempat di mana Rexton berdiri. Tentunya bersama Arthur dan Galennia yang akan menyusul.
_____________________________
Theria, Clubys Rexton.
Deliano dan Arsenio akhirnya sampai di tempat singgah mereka berdua. Tempat di mana banyak orang-orang yang sama seperti mereka, dan berakhir membuat sebuah perkumpulan yang mementingkan tali persaudaraan.
Rexton.
Sebuah perkumpulan motor yang di bangun saat Deliano menginjak kelas 1 SMP. Saat itu hanya beranggotakan Galennia, Arsenio, dan Deliano sendiri yang menjadi ketua di antara mereka.
Arthur akhirnya bergabung karena ia merasa tertarik kepada Galennia. Tak berselang lama, 2 tahun kemudian ada beberapa orang yang bergabung karena merasa tertarik juga dan tentu ingin mendapatkan banyak teman.
Mereka merasakan hal yang sama, mereka di buang. Diabaikan dan selalu di injak.
Dan berakhir membangun Rexton menjadi lebih besar dan membuat perkumpulannya sendiri. Rexton terdiri dari 12 orang. 3 perempuan dengan 9 laki-laki, termasuk Arthur, Galennia, Arsenio dan Deliano.
Rexton baru berdiri selama 5 tahun. Namun itu bukanlah waktu yang singkat. Mereka semua sudah terjalin satu sama lain dan saling menjaga.
Rexton bukan hanya sebuah perkumpulan biasa, Rexton adalah sebuah keluarga.
Keluarga yang sengaja dibuat untuk mereka yang memiliki kesamaan.
Deliano dan Arsenio pun masuk, dan mereka di sambut dengan pelukan hangat oleh seorang gadis berparas cantik namun memiliki kesan badas yang begitu ketara.
"DELIANOOOO," ucapnya sembari memeluk Deliano dengan erat, yang dibalas senyuman oleh mereka berdua. Setelah puas memeluk Deliano ia akhirnya menuju ke arah Arsenio dan memeluknya dengan erat, sangat erat.
"SAYANGGGG, AKHIRNYA KAMU KE SINI YA!" ia memeluk Arsenio dengan perasaan bahagia, Arsenio hanya tersenyum sembari memeluk erat.
"Iya, sayang. Aku kangen banget sama manisku ini, ayo deh kita masuk dulu,"
Deliano, Arsenio dan sang gadis yang di ketahui bernama Reo Mintara pun berjalan menuju ke ruang utama dari Clubys Rexton ini.
Deliano melihat ke arah sekeliling dan mendapati hanya ada 4 orang yang sedang bercanda ria disana. Ada Leinsya Vransia, Nagisa Keychandra, Galennia Valery dan Ravael Leo Aiden.
Arsenio mendekat dengan Reo yang berada di sampingnya. Ia duduk dan lantas bertanya kepada Leinsya.
"Sya, anak-anak lain pada kemana? Kok cuman ada kalian berempat?"
"Oh, yang lain masih belum sempet ke sini, lagi pada persiapan buat event di sekolah mereka masing-masing,"
"Lah anjir, kok bisa barengan ya?"
Leinsya hanya mengendikkan bahunya, ia tak tahu. Ia sudah putus sekolah dari tahun lalu, karena keluarganya yang memiliki masalah ekonomi.
Deliano hanya mendengarkan dan lantas menelpon seseorang.
"Dewa, bawa semua anak-anak ke sini, ada yang mau gua omongin,"
"..."
"Ya, bawa kesini. Kalo semisal ngga sempet, bawa paksa," perintah Deliano dengan nada tegas dan ia langsung memutuskan panggilan.
15 menit kemudian, semua anggota Rexton berkumpul. 12 orang semuanya datang dan langsung menuju ruang anggota.
Pintu langsung di tutup oleh Arsenio dan mereka semua memasang wajah serius.
"So, ada apa kali ini, Kalyndra?" tanya Arthur yang berusaha memulai percakapan.
"Bruiser bergerak," jawaban singkat dari Deliano membungkan semua orang yang berada disana. Membuat ketiga orang disana membatin dengan perasaan khawatir dan salah satu orang yang memandang curiga kepada salah satu di antara mereka.
"Bangsat, kalo Bruiser bergerak, Vinsia bakal bahaya,"
"Jancok, Vinsia gua bakalan di incer lagi, anjing,"
"Asu, Bruiser udah mulai jalan lagi? Sialan, apa ngga cukup duit yang gua kasih ke mereka? Gua harus hubungin ketuanya lagi nanti, gawat kalo semisalnya Rexton tau hal ini,"
"Jadi, gua mohon sama kalian, hindari mereka. Hindari semua yang ada sangkut pautnya sama mereka, udah cukup kita berurusan sama mereka 2 tahun lalu, dan jangan sampai kejadian itu terulang lagi." lanjut Deliano.
Mereka semua akhirnya mengangguk, dan mulai melanjutkan pembicaraan dan menyiapkan sebuah rencana.
Rencana untuk membuat Bruiser kembali terendam dan tenggelam untuk kedua kalinya.
"Gua ngga yakin sama rencana ini," batin seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deliano and His Dreams.
JugendliteraturPERUBAHAN ALUR || REVISI Sinopsis : Deliano Adireksa Kalyndra seorang lelaki muda yang hidupnya dipenuhi tekanan orang-orang disekitarnya. Belajar adalah kegiatannya, merokok adalah kebiasaannya, dan bunuh diri adalah tujuan hidupnya. Namun, kejadi...