LD - 12.

174 102 61
                                    

Ayah, Ano pusing.
Mau peluk Ayah boleh?

Mansion Permai.
_

___________________


Theria, Clubys Rexton
Pukul 19.34

Deliano terbangun lantas mengucek matanya dengan perasaan dongkol. Ia segera bangun dan pergi kearah kamar mandi untuk cuci muka. Setelah dirasa segar, ia langsung merogoh saku celananya untuk mengambil dan lantas membuka ponsel miliknya untuk mengecek jam.

Pukul 19.35, sudah malam dan ia belum pulang, Deliano lantas berdecak kesal.

"Gua pulang nanti di apain, ya?" tanya nya pada diri sendiri. Deliano lalu menghela nafas dan mengacak rambutnya kesal. Lantas melihat kearah lengannya yang tadi sudah dicoreti oleh Galennia dan mengelusnya pelan sembari tersenyum ketir.

"Maaf ya, Alen? Maafin Reksa."

"Nanti kalo ada apa-apa, mau coret-coret dikit gapapa kan, Alen?" tanya nya dengan suara lirih. Deliano memejamkan kedua matanya dan menghembuskan nafasnya kasar.

Setelahnya, ia keluar dari kamar mandi dan menuju keruang dimana teman-temannya masih asik tertidur. Ia menuju kearah Arsenio. Lalu, membangunkannya.

Menggasak rambut Arsenio dan menutup hidung Arsenio selama beberapa detik hingga membuat Arsenio menggeliat kesusahan bernafas namun Arsenio masih memejamkan matanya, membuat Deliano yang memang sedang badmood semakin kesal, lantas Deliano menutup hidung Arsenio dengan keras membuat sang empu langsung terbangun dengan mata yang merah dan nafas yang tidak beraturan.

"ANJINGHHH, REKSAAAAAAA!" teriak Arsenio kesal.

"Apa? Bangun. Buta lo ngga liat udah malem? Ayo balik." ucap Deliano sembari menarik tangan Arsenio agar berdiri namun, malah membuat Arsenio hampir terjatuh jika ia tidak berpegangan kepada Deliano.

"Kontol, lo. Gua baru bangun, nyawa belum ngumpul, gua masih ngantuk, Reksa!" ucap Arsenio dengan nada yang ketara dongkol, membuat Deliano memutar kedua matanya malas.

Deliano lantas menggandeng tangan Arsenio dan keluar dari Clubys Rexton, Arsenio hanya bisa pasrah, masih terlalu malas untuk memaki Deliano.

Mereka berdua akhirnya sampai ditempat mereka memarkirkan motor masing-masing. Deliano menoleh kearah Arsenio dan tersenyum kecil ketika ia melihat Arsenio yang mengucek kedua matanya dengan lucu.

Deliano duduk dimotornya dan menyuruh Arsenio untuk bersamanya saja, karena sepertinya Arsenio masih mengantuk. Arsenio duduk dan malah memeluk pinggang Deliano dari belakang dan bersandar kepada punggungnya dan lantas memejamkan mata, Arsenio benar-benar masih mengantuk.

Deliano tidak bisa melihatnya, namun ia mendengar dengkuran halus dari Arsenio, ia hanya bisa terkekeh pelan lalu ia mengambil kunci motornya dan langsung pergi menancapkan gas nya, pergi dari rumah keduanya.

《》《》《》《》《》

Mereka berdua sampai dirumah Arsenio, Deliano lantas membangunkan Arsenio dan menyuruhnya turun. Arsenio turun dan langsung masuk kedalam rumahnya tanpa mengucapkan terima kasih.

Arsenio pulang disambut dengan suara teriakan.

"ANAK BANGSAT, DARI MANA AJA KAMU, HAH? JAWAB PERTANYAAN BUNDA!"

"ARSENIO, MAU JADI APA KAMU? JAM SEGINI BARU PULANG, MAU JADI BERANDALAN, IYA?!"

"ANAK GATAU DIRI!"

Deliano and His Dreams.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang