39🩵

2.3K 272 72
                                    

Hallo balik lagi nih aku, aku dah sehat hehe.

Yok lanjut cerita nya!!!


TYPO BERTEBARAN.




Yuk baca dulu yang dibawah👇👇👇👇

Warning⚠️⚠️⚠️

🔴BxB alias cowok suka cowok jika tidak suka bisa skip aja atau blok akun ini.
🔴Cerita ini murni dari pemikiran sang penulis.
🔴Jangan Salah Lapak.
🔴Cerita ini Terinspirasi dari banyaknya Novel dan Manhwa yang penulis baca.
🔴Tidak bermaksud untuk menjiplak karya penulis lain.
🔴Dilarang keras untuk plagiat❗️
🔴Semoga pembaca bijak dalam membaca cerita. Jangan bawa-bawa cerita ini kedunia nyata para idol yang bersangkutan. Karena tidak ada sangkut pautnya dalam kehidupan para idol.
🔴Rate cerita bisa sewaktu-waktu berubah. Jadi tolong bijak dalam memilih bacaan.
🔴Semua gambar dalam book ini bersumber dari Pinterest.

Dimohon pengertianya:)






Dimohon pengertianya:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




















Selamat membaca >_<

"William!". Tangan besar itu tiba-tiba menggenggam pergelangan tangan William agak kasar.

William menoleh, karena merasa namanya terpanggil. Menoleh pada sumber suara yang memanggilnya pelan namun penuh penekanan itu. Saat William menoleh mata mereka saling bersibobrok, pupil mata William yang mengecil menandakan keterkejutan pada diri William.

"Maaf". Suara itu lirih lagi, dan sama sekali tak terdengar oleh pendengaran William karena hujan yang lumayan berisik dalam telinga William.

Entah sejak kapan ingatan itu terus menghantui Johnny Barnett. Ingatan yang terus terputar bagai film yang sudah rusak. Tak sepenuhnya terputar dengan sempurna, sebagian hilang dan terkubur rapat jauh di dalam hati Johnny Barnett.

"Maaf". Sekali lagi, dan kini satu kata sakral itu terdengar dengan jelas oleh diri William.

"Kenapa?". Tanya William berusaha menetralkan hatinya yang bergemuruh itu. Namun, gagal sejak kata maaf itu terucap dari belah bibir sang pedagang. Hatinya yang sejak awal memang sudah tak baik-baik saja, semakin tak baik-baik saja. Sakit dan sesak, selalu William rasakan rasa itu dalam dadanya.

Satu kata krusial yang membuat William enggan untuk menerimanya. Entah kenapa pria yang sedang menatapnya penuh kesedihan itu sekarang mempunyai ribuan kesalahan pada William, tapi kesalahan apa itu, William tidak tahu.

Jadi Tokoh Figuran (Sunoo Harem)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang