FOD 2

27 21 5
                                    


Selama perjalanan menuju rumah Anara aku terus melamun memikirkan kejadian semalam. Air mataku jatuh begitu saja tanpa aku ketahui, dalam benakku bertanya tanya dia itu siapa. Kejadian semalam aku sengaja tidak memberitahu papa ataupun mama, jika mereka tau mereka akan khawatir dan pastinya mama akan melarangku untuk keluar rumah. Aku menghapus cepat air mataku saat sadar kalau bus yang aku tumpangi sudah akan berhenti.

Aku turun dari bus dan mulai memasuki komplek perumahan yang tempati Anara. Saat sampai aku melihat mobil dan juga motor yang terparkir di sana bisa di pastikan hanya aku yang mereka tunggu. Hari ini kami merencanakan untuk berdiskusi di mana tempat yang bagus untuk camping.

Tok..tok..tok

Pintu terbuka, di sana berdiri Anara dengan senyum di wajahnya, aku membalasnya tersenyum.

"Akhirnya kamu datang juga." Ucapnya dengan semangat.

Aku belum sempat menjawab Anara langsung menarik tanganku masuk ke dalam. Di dalam sudah ada Danu, Radit, Nayla, Kalisa dan pria yang aku tidak kenali.

"Lihat guys sang ratu kita sudah datang." Ucap Anara.

"Apaan sih Ra." Ucapku kesal dan langsung duduk.

Hari ini mood ku tidak stabil, aku sangat mudah kesal dan bahkan marah dalam hal sekecil apapun itu.

"Ya elah di tungguin dari tadi kamu nya baru datang." Ucap Danu namun aku tidak menjawab.

"Aku tadi coba telfon kamu tapi nomor kamu nggak aktif." Ucap Nayla.

"Hp aku rusak makanya nggak bisa di hubungi." Ucapku berbohong, aku sengaja mematikan ponselku agar pria itu tidak menghubungi ku lagi.

"Oh iya kenalin, dia Erlangga." Ucap Anara yang duduk di sampingku, tatapannya sembari menatap pria yang duduk di dekat Danu.

Dia mengulurkan tangannya, aku menjabat tangannya disertai senyuman.

"Keyzira." Ucapku.

"Erlangga, namamu cukup bagus." Ucapnya membuatku terkekeh pelan lalu kami melepaskan jabatan tangan kami.

"Kamu juga." Ucapku.

"Dia itu sahabat ku, rumahnya juga dekat dari sini." Aku hanya mengangguk anggukkan kepalaku.

"Dia akan menunjukkan tempat yang bagus untuk kita camping nanti sekalian nambah anggota kan. Gimana menurut kamu?" Ucap Kalisa.

"Aku sih setuju setuju aja."

"Nah ini nih yang aku suka dari kamu." Ucap Anara tapi tangannya tidak bisa ia kontrol untuk tidak memukul lenganku.

"Aakkh." Aku meringis saat tangan Anara mengenai lenganku, cengkraman pria misterius itu masih membekas di lenganku dan itu terasa sangat sakit.

"Key, apa kamu baik baik saja?" Anara langsung menatapku khawatir.

"Lenganku sangat sakit saat bangun tadi pagi, aku juga tidak tau kenapa." Ucapku berbohong, aku tidak ingin siapapun tau soal pria tadi malam.

"Kamu salah tidur kali." Ucap Radit.

"Nggak tau, tiba tiba aja sakit."

Aku kembali diam sementara yang lainnya lanjut bercakap cakap, sepanjang percakapan mereka tidak ada yang berhasil aku tangkap, aku melamun dengan pikiran yang di penuhi kejadian horor semalam. Anara yang sadar aku diam dari tadi langsung menggoyang kan tubuhku pelan.

"Key!"

"Ha? Iya kenapa?" Seketika aku linglung.

"Kamu sakit?" Tanya Anara lagi.

FOREST OF DEATH  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang