FOD 9 END

42 19 9
                                    




"Zia?"

"Apa kamu bersembunyi? Kenapa kamu terus lari dariku? Aku sudah mencoba baik kepadamu. Tapi kenapa? KENAPA!?" Dia berteriak marah membuatku semakin takut.

"Aku sudah menyiapkan tempat yang bagus untuk kita tinggali nanti saat menikah, kita akan tinggal di hutan ini, membangun rumah di tengah mayat mayat yang ku gantung. Tapi kenapa kamu selalu lari dariku? Keluarlah dari tempat persembunyianmu atau aku sendiri yang akan menemukan mu di balik pohon itu."

Aku melirik Anara, dia menggeleng begitupun yang lainnya. Jika Erlangga yang akan menemukan aku di sini, maka bukan saja aku yang menjadi korbannya tapi teman temanku juga, aku tidak ingin kehilangan mereka untuk yang kedua kalinya.

"Aku akan menyelesaikan masalahku. Kalian tetaplah bersembunyi di sini."

"Tidak Key." Ucap Anara sembari memegang tanganku.

Aku menggeleng pelan, ini pilihan terakhirku jika memang aku akan mati, aku akan terima dan pastinya Erlangga akan pergi dari sini membawa mayat ku, aku yakin dia tidak akan mencari di mana teman temanku berada.

"Biarkan aku pergi. Aku tidak ingin di hantui pria itu lagi." Ucapku lalu berdiri.

Aku melangkah menghampiri pria yang menatap ku dengan senyum kematiannya. Hari ini mungkin hari terakhir aku berada di dunia, dengan pisau di tanganku itu tidak akan cukup untuk melawan Erlangga.

"APA KAMU PIKIR BISA LARI DARIKU!! HAHAHA DASAR GADIS BODOH." Ucapnya marah, aku tetap tenang menatapnya.

"Aku tidak menyangka jika kamu segila ini padaku? Kamu bahkan tidak bisa membiarkan aku untuk bernafas dengan tenang."

"Terimalah aku untuk menjadi suamimu, maka kita akan hidup bahagia, kamu akan bisa bernafas dengan tenang. Kita akan mempunyai banyak anak, tinggal di tempat yang bagus, jauh dari orang orang jahat yang akan memisahkan kita."

Aku menggeleng.

"Apa kamu pikir aku akan mau? Hahahah." Aku tertawa hambar.

"Kenapa Zia? Kenapa kamu tidak mencintai ku seperti aku mencintaimu? Aku selalu ada untukmu, aku yang membantu mu selamat dari para penjahat itu. Aku yang terus menerus berkorban untuk cinta kita, tapi kenapa?Apa kamu mencintai pria lain?" Dia bertanya dengan terus berteriak.

"Iya, aku mencintai pria lain."

"Siapa? Apa kamu perlu juga melihat mayatnya?"

"Kamu tidak akan pernah bisa membunuhnya."

"Hahaha, kenapa tidak bisa? Apa yang aku inginkan maka itu harus terjadi."

"Aku mencintai Zion." Ucapku menatap Erlangga tajam.

Dia tersenyum lalu tertawa.

"Lalu apa bedanya denganku? Aku Zion."

"Aku mencintai Zion bukan Erlangga! Aku mencintai sahabatku bukan seorang psikopat sepertimu!" Aku berteriak memberitahu nya, agar dia bisa membedakan mana Zion dan mana Erlangga.

Dia menghampiri ku marah, aku melangkah mundur hingga tubuhku sampai pada batang pohon. Erlangga langsung mencengkram lenganku kuat, aku menahan sakitnya sembari menatap tajam matanya. Sorot matanya menunjukkan api kemarahan yang sangat besar.

"Apa kamu masih tidak ingin menikah denganku?"

"Lebih baik aku mati daripada harus menikah denganmu."

Aku terkejut, dia tiba-tiba mencekik ku hingga aku kesulitan mencari nafas.

"Dasar gadis bodoh! Aku sudah memberikan kamu kesempatan berulang kali namun kamu tidak menggunakannya dengan baik. Kamu ingin mati? Hmm? Baiklah, temuilah ibu mu di neraka!!" Ucapnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FOREST OF DEATH  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang