FOD 7

26 20 4
                                    








Aku terbangun karena mendengar suara seekor hewan seperti tengah memakan sesuatu. Menoleh ke sana kemari tapi tidak ada apapun di sana. Aku menatap Danu dan aku sangat terkejut melihat seekor anjing memakan habis Danu, mata Danu terbuka menatapku tapi tidak berkedip. Air mataku menetes begitu saja. Apa ini mimpi atau bukan, aku takut.

"Da-Danu." Ucapku gemetar.

Tidak Danu tidak boleh meninggalkan aku.
Aku menutup telinga ku saat trauma akan anjing tiba tiba menyerang kepalaku, aku mengingat di mana Zion kesakitan karena di gigit anjing. Nafasku memburu, aku harus apa? Mencoba melawan rasa trauma itu tapi sepertinya tidak bisa, aku takut gelap, aku takut anjing dan sekarang aku sendirian.

"Da-Danu." Panggilku berharap Danu bisa bangun.

Guk...guk

Anjing itu menatap ku, aku berteriak sekencang mungkin.

"Aaaaarrgghhh!!!"

Aku terbangun dari mimpi buruk itu, memeluk kaki ku sendiri karena ketakutan bukan saja itu aku menggigit kukuku disertai keringat yang bercucuran. Aku menoleh menatap Danu, pria itu terlihat sangat gelisah. Aku khawatir jika terjadi apa apa dengan pria itu, aku takut sendirian.

"Danu, kamu baik baik saja?" Tanyaku.

"Aa-aaku haus Key, te-tenggorokanku kering." Ucapnya.

Aku bingung harus melakukan apa, entah ini jam berapa suasana semakin dingin. Di sini tidak ada air, kami juga sepertinya berada jauh dari sungai, jika aku menunggu esok Danu sudah sangat membutuhkan air, dia sudah dehidrasi.

"Danu, bagaimana jika ka-kamu tunggu di sini. A-aku akan mencari air." Ucapku sedikit ragu, aku takut gelap tapi jika bukan aku lalu siapa lagi.

Danu menggeleng.

"A-apa kamu y-y-akin? Di-sana s-s-ang-at gelap."

Aku tersenyum, "nggapapa, aku pasti bisa melawan rasa takutku."

"Berjanjilah kamu akan menunggu ku." Lanjutku dan dia mengangguk.

Aku menghela nafas panjang meyakini diriku sendiri jika aku bisa melakukannya. Aku mulai menelusuri hutan mencari kemana arah sungai di malam hari. Takut? Ya aku sangat takut, aku tidak punya pilihan lain, berjalan selama satu jam lamanya tidak membuat semangat ku patah begitu saja, ini demi Danu aku harus bisa menyelamatkan Danu. Aku tersenyum akhirnya yang aku cari sepertinya sudah dekat, aku sedikit berlari dan benar saja di sana ada sungai.

"Aku harus cepat." Ucapku.

Aku bingung mencari tempat yang bisa menampung air, aku terus mencari. Namun tuhan bisa juga kasihan kepadaku, aku melihat botol tergeletak di tepi sungai tanpa banyak berfikir lagi aku  mengambil nya dan mengisi nya dengan air. Setelah mengambil air aku berniat untuk kembali, aku diam menatap betapa gelapnya jalan di depanku. Kaki ku rasanya takut untuk aku gerakkan.

"Ingat Danu Key." Ucapku kepada diriku sendiri.

Aku melangkah, tapi aku lupa di mana jalanku tadi, aku tersesat? Oh tidak, Danu membutuhkan air ini. Aku tidak boleh tersesat, apalagi berpisah dengan Danu. Aku terus mencari jalan ku tadi, entah sudah berapa jam aku mencari tapi belum juga ada tanda tanda aku menemukan nya. Aku duduk sejenak, langit sudah agak sedikit terang, aku lelah, aku menutup mataku di bawah pohon besar itu. Rasa kantuk, capek, dan lapar sudah bercampur aduk menjadi satu.

"Aku ingin mati saja tuhan." Ucapku lelah sembari menutup mataku.

"Kamu bilang apa tadi? Ha? Mati? Apa kamu gila."

Aku langsung membuka mataku, di sana ada Anara yang tengah tersenyum kepadaku.

"Anara?" Aku berdiri dan langsung memeluknya erat, menangis, tuhan keajaiban apa yang kamu berikan kepadaku, sungguh ini Anara.

FOREST OF DEATH  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang