17. Sayang gak?
•
_____________________
Di pastikan, bibir Lily bengkak ulah Haruto. Hampir dua puluh menit Haruto masih mengulum bibirnya, sedikit memberi jeda lalu kembali menciuminya, Lily bahkan sudah lemas bak jeli. Haruto memang tidak melakukan apa-apa selain menciuminya, tapi Lily berhasil di buat gila.
Jujur bibir Haruto kissable, wanita itu mengaduh. Meremas rambut Haruto dengan salah satu tangannya sudah mengelus perut Haruto sensual, Lily geregetan sendiri. Rahang Haruto masih mengeras, wajah lempeng Haruto buat Lily salah fokus, ganteng banget Lily gak kuat.
"Harutooo.... Please." Lily pasrah di pangkuan cowok itu, biasa-biasanya Haruto masih mempertahankan ekspresi datar di keadaan kayak gini.
Hukuman Haruto benar-benar bikin otak Lily gak waras, jantung Lily berpacu lebih keras dari biasanya. Tangan kurus Lily mengalung di leher kokoh Haruto, wajahnya sudah gak karuan, Lily butuh Haruto.
"Haruto aku mau mati rasanya," Lily, kembali memohon, Haruto menjeda kegiatannya, menyibak rambut Lily yang lepek oleh keringat.
"Aku obati kaki kamu,"
Haruto menurunkan Lily duduk di ranjang, Lily menahan lengan Haruto menyuruhnya untuk tidak pergi. Lily bahkan melihat punya Haruto sudah menyembul, kenapa lelaki itu gak mau? Lily manyun.
"Kamu gak mau sama aku lagi?!" Lily teriak, seketika Haruto balik badan, menatap tajam wajah Lily. "Kamu udah gak sayang lagi sama aku? Gak percaya sama aku?"
Haruto kaget.
"Gak gitu, aku cuma lagi kesel sama Jeongwoo. Setiap kali kamu sama dia, waktu kamu lebih sedikit ke aku. Aku cemburu," Haruto ikut diam. Melihat Lily yang nangis buat Haruto ngerasa tertampar, dia sudah berlebihan ke Lily.
"Terus kenapa gak mau sama aku?"
Haruto ketawa, "siapa bilang? Kamu gak lihat punya aku?"
Mata Lily mengikuti arah pandang Haruto yang jatuh ke area bawah, seketika pipi Lily merah. Haruto mengusap pipi Lily, hatinya seketika menghangat saat Lily menanyakan rasa sayang padanya.
"Gak udah di tanya se-sayang apa aku ke kamu. Aku mau obati luka kamu dulu sebelum lakuin sesuatu ke kamu, aku takut luka kamu infeksi." Jelas Haruto, Lily mengangguk patuh.
Membiarkan Haruto mengambil air hangat membasuh darah kering di kakinya, Lily sedikit meringis saat obat merah ikut di teteskan. Tak berselang lama, Haruto turut membalut lukanya dengan perban.
"Luka kamu juga harus di obati, punya kamu lebih parah."
Haruto mendongak lalu menggeleng acuh tak acuh melihat kakinya, Lily lebih penting. "Nanti juga sembuh."
"Kamu——"
Haruto kembali mencium Lily, membaringkannya sepelan mungkin, tangan Haruto mengelus perut Lily dengan raut wajah ragu. Sebenarnya Haruto takut terjadi apa-apa sama Lily, masalahnya ini untuk pertama kalinya mereka berhubungan di saat Lily sedang hamil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession, Obsession Not
Fanfiction[ 15+ ] Demi merebut hak miliknya kembali, Lily harus melibatkan Haruto, termasuk mengubah anak laki-laki berandalan sepertinya menjadi seseorang yang dapat membantu dia di masa depan. Namun, apa jadinya jika Lily malah terjebak dengan rasa ingin m...