18. Gak mau ngalah
•
__________________
Sebuah pesan memenuhi layar laptop yang berada di depan Haruto, pria itu terdiam beberapa menit, membaca deretan abjad yang sedang memenuhi otaknya. Namun, dari semua kata yang tercantum di sana, satu yang berhasil membuat Haruto mematung.
Kata 'positif ' dari sebuah surat hasil tes DNA yang Jun kirimkan, ini milik Jeongwoo dan Lily.
Pasalnya waktu di Jogja, Haruto sempat mengirim seorang dokter mengambil darah Jeongwoo, entah bagaimanapun caranya agar Haruto bisa memastikan perkataan Lily yang dengan yakin mengatakan Jeongwoo adiknya.
Haruto tidak ingin mengecewakan Lily, walaupun dia tidak suka dengan Jeongwoo, mau tidak mau Haruto tetap menepati janjinya untuk mencari tahu siapa Jeongwoo.
"Haruto, boleh masuk?"
Ketukan pada pintu membuyarkan lamunan Haruto, melepas kacamata baca lalu mendongak mendapati Lily yang masih mengenakan baju tidur dengan raut wajah cemberut datang menghampirinya. Haruto tersenyum, terburu-buru menutup layar laptop seolah sedang tidak melakukan apa-apa.
Belum saatnya Lily tahu.
"Kenapa, Ly?"
"Haruto, aku masa dapat E-mail. Di suruh pilih semua ini, tapi masih bingung."
Lily mengadu, menyerahkan iPad dengan layar yang menampilkan berbagai macam perlengkapan pernikahan. Dari mulai tema, menu makanan, desain, souvernir, kartu undangan, dan lain-lain.
"Aku kira udah selesai, kemarin 'kan udah, sampe malam malahan. Aku ngerasa kayak di teror tahu, orang ini di suruh kamu, ya?"
"Enggak tuh, berarti orangnya profesional. Belum aku suruh udah hubungi kamu duluan." Haruto terkekeh, padahal mah emang Haruto yang nyuruh.
"Ih, kok bisa tahu nama E-mail aku?" Lily mengendus, tidak curiga sama Haruto yang cekikikan. "Nanti aku minta bantuan kamu, ya? Kan ulah kamu juga yang ngajak aku nikah."
Haruto ngangguk aja, Lily udah mulai scroll lagi, tetap sabar padahal mukanya udah mulai bete.
Masalahnya satu Minggu setelah pulang dari Jogja, Lily seharian di teror Haruto yang terus-terusan mengajaknya membeli barang-barang untuk seserahan, pilih-pilih gedung resepsi, cincin bahkan mengukur gaun pengantin yang memakan waktu berjam-jam.
Lily kira hari ini akan dapat libur, leha-leha di atas ranjang, scroll TikTok, nonton Netflix, tiduran mengistirahatkan tubuhnya yang kaku ––baru pulang dari Jogja juga, Lily ingin tidur sampai siang, makan terus tidur lagi kayak orang gak ada kerjaan.
Akan tetapi, semuanya sirna saat satu notifikasi muncul mengganggu acara menontonnya. Lily mengendus kesal, Haruto malah ketawa meledek. Tahu, Lily tahu dia sudah resmi resign dari Axezuere grup, sekarang jadi pengangguran banyak duit dia, duit Haruto sih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession, Obsession Not
Fiksi Penggemar[ 15+ ] Demi merebut hak miliknya kembali, Lily harus melibatkan Haruto, termasuk mengubah anak laki-laki berandalan sepertinya menjadi seseorang yang dapat membantu dia di masa depan. Namun, apa jadinya jika Lily malah terjebak dengan rasa ingin m...