Fang Yuan tinggal di vila luas sendirian menjadi semakin bosan. Jadi dia diam-diam pergi keluar, untuk mencari udara segar. Dia tahu lingkungan tempat He Zhengshen adalah yang terbaik, namun tetap saja, sendiri sangat membosankan. Ada pengurus rumah tangga yang diminta untuk menangani urusan makan He Zhengshen, Fang Yuan berpamitan pada bibi itu setelah makan siang dan di setujui.
Lingkungan kota N jauh lebih ramai dibandingkan kota Y. Apalagi ketika jam makan siang tiba, toko-toko yang ada di tepi jalan semuanya di penuhi pelanggan, beberapa pedangang makanan ringan menggunakan mobil tak luput dari antrian pelanggan. Dia ingin membeli namun lupa bahwa kartunya masih ada didalam dompet, dan dia meninggalkannya di vila He Zhengshen.
Fang Yuan menghela nafas frustasi akhirnya bertanya apakah mereka menerima pembayaran Alipay dan beruntung dia bisa. Dia puas dengan berbagai jenis makanan ringan di tangannya, mengambil salah satu kursi di pusat taman kota yang teduh. Tinggal di luar memang tidak seburuk yang dia pikirkan, pantas saja pria itu kelihatan betah di sini, ditambah masyarakat yang terbuka, ini menjadi surga bagi mereka yang mendambakan kecantikan.
Dia tiba-tiba teringat pada He Zhengshen, agak merindukannya. Sambil memikirkan apa yang mungkin pria itu lakukan di perusahaan, Fang Yuan memesan cab untuk pergi ke sana. Dia hanya akan melihat sebentar lalu pulang, oke.
Mobil berhenti tepat didepan gedung perusahaan HTech. Di jam makan siang yang sibuk, banyak kendaraan lalu lalang bersama dengan datangnya para karyawan maupun yang lain. Di antara sekian banyak kendaraan mewah yang terparkir di sana, Fang Yuan paling jelas tentang mobil He Zhengshen. Dia tidak tahu mengapa dirinya begitu yakin, tetapi intuisinya mengatakan demikian.
Fang Yuan berjalan sangat lambat karena mobil itu baru saja datang dari luar. Rasa penasaran membuat jantungnya sedikit berdebar.
Mobil berhenti, dan seorang pria dengan kaki panjang dan ramping terbalut setelan jas mahal adalah yang pertama kali keluar. Itu He Zhengshen. Fang Yuan menjadi lega, hendak memanggil nama sang pria. Namun belum sempat dia berbicara, pintu samping mobil juga terbuka. Seorang gadis cantik dengan rambut hitam panjang dan poni imut, berjalan melingkari lengan He Zhengshen. Gerakan Fang Yuan mandek, tenggorokannya tercekat tanpa mampu mengeluarkan sedikit suara, tubuhnya benar-benar menegang.
Tangan yang tadinya terulur di udara di tekan kembali, lengkungan samar menjadi semakin menghilang dari bibirnya. Dia berbalik, berlari pergi. Seolah ribuan panah menusuk jantungnya, tepat di titik akupuntur, Fang Yuan kesakitan. Hidungnya masam dan sudut matanya basah, ada keinginan kuat untuk menangis. Air mata mengaburkan pandangannya, Fang Yuan tidak tahu harus berlari kemana. Saat dia sadar, dia sudah berada di bandara.
Benar, inilah kehidupan yang seharusnya He Zhengshen jalani. Bertemu dengan wanita impiannya, menikah lalu memiliki keluarga kecilnya sendiri dan bahagia. Sedangkan dia... hanyalah seorang penyela yang datang tiba-tiba ke dalam hidupnya, mengacau dan akhirnya harus menerima kekalahan.
Tujuannya sudah tercapai, bisa mendapatkan cinta pria itu kembali adalah hal paling mustahil yang bisa ia dambakan. Apalagi yang harus dia lakukan sekarang? Dia hanya perlu pergi, sejauh mungkin dari kehidupan pria itu.
Seperti inikah rasa sakit yang He Zhengshen rasakan ketika dia pertama kali menolaknya? Jelas ini sangat menyakitkan, lalu mengapa dia berpikir pria itu masih tahan untuk terus bersama dengannya. Angan-angannya terlalu tinggi sampai-sampai dia tidak lagi dapat merasakan sakitnya jatuh, mati rasa.
Fang Yuan berharap dia bisa menghilang sekaligus ke awan. Dia sudah terlalu lelah untuk terus berharap.
-
He Zhengshen merasakan seseorang sedang berdiri di belakangnya, mengamati dari jauh. Namun ketika dia berbalik, yang dia lihat hanyalah hembusan udara kosong, tanpa siapapun. Ketidaknyamanan hinggap di hatinya, begitu samar sampai dia berpikir itu hanyalah ilusi.

KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Drowned by Sweetness
FanfictionLi Xiwei hanya ingin melepaskan status perawannya, tidak masalah dengan siapa itu. Tapi siapa sangka dia akan salah memasuki kamar dan berakhir dengan pria asing lainnya. Kemudian dia tahu bahwa pria itu merupakan bos besar, He Gu. Sekali lagi Li Xi...