Fang Yuan menatap wajah sahabatnya, kebingungan. "Bersama apa? Kami tidak pernah mengatakannya. Benar Tuan?"
Dua pupil hitam itu menatap dengan tegas ke arah He Zhengshen dalam keterasingan. Dia memberikan 'um' yang lembut sebagai tanggapan. Li Xiwei kesal tak terima ingin menghajar pemuda itu tapi tangannya di tahan dengan hati-hati.
"Tidak apa. Tidak masalah jika ini gagal." He Zhengshen mengungkapkan senyum lembut di wajah dinginnya seolah menenangkan.
"Tidak. Aku menolaknya, kita harus menyelidiki kelebihan pria itu dibanding dengan paman, Ah."
Dia mengambil ponsel di saku mantelnya dan menghubungi He Gu, mengatakan pada suaminya untuk tidak perlu datang kemari. He Zhengshen tidak bisa menahan kekehan lembut atas kelucuannya mengelus pucuk kepalanya dengan sayang.
He Gu setuju setelah banyak perdebatan dan akhirnya kalah, "Paman, tolong jaga WeiWei ku dengan baik." Pesannya dengan nada masam.
"Tentu." Jika saja pekerjaan ini tidak menumpuk di mejanya, dia pasti akan segera berlari ke tempat istrinya.
Li Xiwei mengajaknya membuntuti kegiatan Fang Yuan diam-diam. Mereka benar-benar menikmati waktu berkencan ini, ah. Salahkan dirinya yang memilih tempat hiburan ini dengan baik. Mereka seperti berada dalam dunianya sendiri. Dalam jarak jauh keduanya mengikuti semua wahana permainan yang dipilih pasangan itu, dari rumah hantu hingga Biang Lala.
Setelah turun Li Xiwei akan muntah-muntah di toilet umum karena perutnya bergejolak. He Zhengshen membantu di samping dengan memijat tengkuknya dengan pelan.
"Xiao Wei, mari kita akhiri disini, kamu harus beristirahat dengan baik di rumah." Dia tidak bisa tidak khawatir melihat bibir pucat Li Xiwei.
Li Xiwei adalah orang yang keras kepala, sepenuhnya mengabaikan nasehat He Zhengshen dan terus mengikuti keduanya sampai ke rumah hantu. Suasana berbinar antara keduanya semakin cerah dan baik, dia tidak bisa menemukan alasan untuk memisahkan. Wahana terbaik yang dimiliki taman hiburan adalah rumah hantunya, Li Xiwei ingat dengan jelas sahabatnya takut dengan itu. Dia membuntuti jejak kegiatan mereka sampai akhir.
He Zhengshen dan dia adalah orang yang relatif tenang saat berhadapan dengan hal menakutkan, jelas peragaan itu bukanlah hal yang pantas. Berbeda dengan mereka, Fang Yuan dan Wu Ran jelas takut dan akan menjerit keras beberapa kali. Li Xiwei mendengus tak suka pada bayangan keduanya tak jauh dari mereka.
"Apanya yang bagus tentang itu? Huh." Dia mengerutkan alis dan bibir meringkuk. He Zhengshen bahkan tak bergeming sekalipun hantu itu memegangi kakinya.
Alasan mengapa dia bersikeras menjodohkan keduanya adalah karena dia bisa melihat pandangan tulus He Zhengshen pada sahabatnya. Kamu mungkin bisa memanipulasi perasaan tapi tidak dengan pandangan mata yang jujur, dan dia adalah pria yang cocok untuk melengkapi sifat Fang Yuan.
Di pintu keluar wahana rumah hantu, He Zhengshen menyibak gorden cilik di atas pintu membuka jalan untuknya, siapa yang tahu jika target mereka akan menunggu dengan tangan terlipat dan wajah tertekuk.
"Fa-fang Yuan, apa yang kau lakukan disini?" Gagap Li Xiwei.
"Apa yang ku lakukan. Bukankah itu yang harus jadi pertanyaan ku? Mengapa kalian mengikuti ku?" Keluh Fang Yuan dengan nada tak suka.
Li Xiwei buru-buru membantah, mengatakan bahwa mereka mempunyai tiket yang akan terbuang sia-sia jika tidak di gunakan, tidak ada alasan lain.
Namun Fang Yuan bukanlah pemuda naif yang bisa dibohongi dengan mudah, dia bersikeras kalau keduanya sengaja mengikuti bahkan tak segan-segan meninggikan suaranya.
"Ya! Itu benar, aku mengikuti mu. Fang Yuan, katakan apa yang lebih baik darinya dibandingkan paman? Kau seharusnya bersamanya, bukan dia!" Tegas Li Xiwei sambil menunjuk wajah pria satunya, tak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Drowned by Sweetness
Fiksi PenggemarLi Xiwei hanya ingin melepaskan status perawannya, tidak masalah dengan siapa itu. Tapi siapa sangka dia akan salah memasuki kamar dan berakhir dengan pria asing lainnya. Kemudian dia tahu bahwa pria itu merupakan bos besar, He Gu. Sekali lagi Li Xi...