INVITATION

11 1 1
                                    

Terik matahari pagi mengganggu tidurnya, terpaksa gadis itu harus segera bangun dan bersiap-siap.

Hari ini dia hanya akan membuat kue. Sebenarnya, dia ingin pergi keluar tetapi dirinya sangat malas sekali jadi dia mengurungkan niatnya. Gadis itu hanya akan belanja bahan-bahan kue dan sisanya cemilan untuk dirinya.

15 menit dia menghabiskan waktunya untuk mandi dan berpakaian, segera dia beranjak keluar dari ruangan bernuansa putih itu.

Pakaian yang dikenakan gadis itu cukup simple. Hanya celana jeans panjang dan baju panjang berbalut mantel tak lupa kupluk mungil di kepalanya dan sepatu putih. Setelah di rasa sudah rapih dia segera melangkah kakinya.

"Excuse me"

Merasa ada yang memanggilnya dia menoleh ke sumber suara tersebut.

Ah, ternyata yang memanggilnya sang resepsionis hotel ini.

"Yeah?" jawabnya dengan bingung.

"I'm sorry, are you planning to go outside?" tanya resepsionis tersebut.

"Yeah, what's wrong?"

"Be careful and always watch people around you because a lot of thief here" ucap sang resepsionis.

"Ah, I will be careful. Thank you for information and you are so kind" jawab Acil dengan senyuman di bibirnya.

Ternyata orang disini sangat ramah dan baik. Dia tidak menyangka resepsionis itu akan memberitahunya seperti itu.

Setelah mengucapkan terima kasih dia segera pamit dan melanjutkan niatnya untuk berbelanja.

Ternyata suana pagi hari ini sudah ramai. Banyak orang yang berlalu lalang dan juga kendaraan yang melintas. Mereka sibuk dengan urusannya masing-masing.

Akhirnya dia sampai di pusat perbelanjaan. Tak perlu waktu lama dia segera mencari bahan-bahan yang di butuhkan.

Sepertinya semua bahan sudah di ambil, waktunya dia membayar semua barang belanjaannya.

Lagi enak-enaknya mengantri tiba - tiba seorang anak kecil menabrak dirinya.

"Eh, kamu kenapa?" tanyanya sambil berjongkok.

Anak kecil itu hanya diam saja dan tak lama kemudian suara wanita terdengar yang sepertinya orang tua dari anak ini.

"Abi, jangan lari-lari sayang" teriak wanita itu.

Wanita itu melihat anak dari kakaknya berlari ke seorang gadis.

"Maaf, ya. Anak ini memang sangat aktif" ucapnya dengan bahasa Turki.

Acil yang tidak paham bahasa Turki hanya mengangguk dan tersenyum saja.

Menyadari gadis di depannya hanya diam saja, wanita tua itu bingung atau mungkin gadis itu tidak bisa berbicara bahasa Turki.

"Do you speak Turkish?" Tanya wanita tua itu.

"I'm sorry, i don't speak Turkish" jawabnya dengan rasa sedih.

Wanita tua itu mengangguk mengerti. Itu sebabnya gadis di depannya tidak menjawab.

"Hi, aunty" ucap anak kecil itu.

Acil menundukkan pandangan dan berjongkok untuk menyamakan tingginya.

"Hallo" ucap Acil dengan nada lembut.

"Nama saya Abi" ucapnya lagi dengan bahasa Indonesia.

Acil yang mendengar anak kecil di depannya berbicara Indonesia cukup mengejutkan. Ternyata bocah kecil ini bisa berbicara Indonesia.

"Eh, hallo Abi. Kamu bisa berbicara bahasa Indonesia" ucap Acil

Melihat interaksi gadis di depannya dan anak dari kakaknya itu membuat wanita tua itu takjub. Ternyata anak ini cepat sekali berinteraksi dengan gadis itu.

Tak terasa antrian sudah berkurang dan waktunya Acil membayar belanjaannya.

"Nak, tunggu sebentar" panggil wanita tua itu dengan bahasa Indonesia

Acil yang bersiap-siap untuk pergi langsung menoleh. Ternyata wanita tua itu memanggilnya.

"Ah, iya ada apa Tante?" Acil mulai berfikir apa anak kecil tadi nangis dan takut ya sama dia.

"Saya tadi melihat interaksi kamu dan anak kecil tadi. Ternyata dia cukup nyaman sama kamu, nak" ucap wanita itu dengan senyuman.

"Oh iya Tante, saya juga tidak tahu. Awalnya saya kira dia kehilangan orang tuanya di market yang lumayan

besar ini" jawab Acil dengan kekehan kecil.

"Dia anaknya memang sangat aktif, maaf ya"

"Ga usah minta maaf Tante, saya paham kok" ucapnya Acil dengan sopan.

Wanita itu hanya mengangguk.

"Saya ada pesta barbeque di rumah, kamu mau bergabung dengan kami?" Ajak wanita itu.

Acil yang mendengar itu langsung kaget, bagaimana mungkin wanita yang mungkin berumur 40-50 tahun mengundang seseorang yang baru di kenalnya.

"Terimakasih, tante mungkin lain kali saja soalnya saya ada keperluan juga hari ini" tolaknya dengan halus.

Wanita di depannya mengerti, mungkin gadis di depannya takut.

"Baiklah, nak, mungkin lain kali ya" jawabnya dengan senyuman.

Setelah mengatakan itu, Acil pamit untuk pulang.

Di perjalanan Acil masih memikirkan, siapa sebenarnya wanita tua itu kenapa dia tiba-tiba mengundangnya.

Apakah wanita itu tidak takut dirinya melakukan kejahatan? Tapi memang dia ingin melakukan kejahatan apa. Ada ada saja.

Setelah sampai di depan ruangannya. Acil segera menaruh bahan-bahan yang tadi dia beli ke tempat dan mempersiapkan barang-barang yang di perlukan.

Dan dia siap bergulat dengan panci dan teman-temannya.

FAR AWAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang