Chapter 1

2.1K 186 31
                                    

Happy reading

Langkah kaki yang menuruni anak tangga dengan terburu-buru, membuat seorang wanita paruh baya yang sedang menyiapkan bekal makanan menoleh kepadanya. Dia Anindya Chiyeol Ainsley Baskara. Seorang remaja laki-laki yang memiliki kulit putih bersih itu sudah siap dengan seragam sekolahnya.

"Adek, hati-hati. Jangan terburu-buru, nanti jatuh" Ujar sang ibu memperingatkan.

"Maaf Ma, Adek lupa. Hari ini Adek ada ulangan, takut telat."

Nadin Baskara, sang ibu hanya menggelengkan kepalanya maklum. Terlampau hapal dengan tabiat si bungsu.

"Tuh bekalnya udah Mama siapin Dek." Ujar Nadin

Chiyeol tersenyum senang sembari mengambil bekal yang sudah disiapkan oleh sang ibu. kemudian memasukkannya ke dalam ransel miliknya.

"Makasih Mama. Kakak kemana Ma? Ngga ninggalin Adek kan?" Sahutnya sembari menanyakan keberadaan sang kakak yang belum terlihat.

"Kakak lagi manasin motor, sana gih berangkat nanti telat katanya ada ulangan."

"Iya Ma, Adek berangkat ya Ma." Pamitnya sembari mengecup kedua pipi sang ibu.

Nadin tersenyum melihat perlakuan si bungsu yang terlihat manis.

"Hati-hati ya. Jangan ceroboh, Mama ngga mau Adek pulang bawa luka." Nasihatnya kepada si bungsu.

"Siap Ibu Negara! Nasihatnya akan Adek ingat selalu!" Sahutnya sembari berpose hormat layaknya seorang Tentara membuat Nadin sang ibu tersenyum gemas.

Setelah berpamitan dengan sang ibu, Chiyeol berjalan melangkahkan kakinya menuju pintu keluar rumah untuk menghampiri sang kakak.

"Kakak, ayo berangkat. Nanti Adek telat." Ujarnya kepada sang kakak yang terlihat sedang berbincang hangat dengan seorang wanita paruh baya.

Chiyeol memicingkan matanya melihat siapa wanita yang sedang bersama Kakaknya, tak lama ia pun tersenyum manis ketika mengenali wanita tersebut.

"Bunda Linda!" Serunya kepada wanita paruh baya tersebut.

Sang pemilik nama beserta sang kakak menoleh secara bersamaan. Linda William sosok yang Chiyeol panggil tadi, tersenyum melihat keberadaan Chiyeol.

"Chiyeol putra manisnya Bunda, udah mau berangkat ya?"

Chiyeol yang mendengar panggilan Bunda Linda kepadanya hanya bisa tersenyum pasrah. Bunda Linda, memang senang sekali memanggilnya dengan sebutan "manis" padahal ia merasa dirinya ini sangat tampan.

"Iya Bun. Chiyeol mau berangkat sekarang, ada ulangan."

"Oh ya Bunda mau nitip buku ke Raden, kamu ngga keberatan kan Sayang? Tadi Raden telepon, bukunya ada yang ketinggalan di Rumah." Tanya nya sembari menyodorkan sebuah buku kepada Chiyeol.

Bunda Linda selain tetangganya, dia juga Ibunda dari Raden Ilha William teman sekelasnya.

"Boleh Bun, nanti Chiyeol kasih ke Raden." Sahutnya sembari mengambil buku tersebut dan memasukkannya ke dalam ransel miliknya.

"Makasih ya sayang, maaf kalo Bunda ngerepotin." Ujarnya tak enak hati.

Chiyeol menggelengkan kepalanya pelan, tanda ia tak setuju dengan yang di ucapkan Bunda Linda.

"Ngga ngerepotin sama sekali Bun."

Bunda Linda tersenyum sembari mengelus lembut pipi Chiyeol.

"Chiyeol berangkat dulu ya Bun, takut kesiangan." Pamitnya sembari meraih tangan Bunda Linda kemudian menciumnya.

Di ceng-cengin [ Kwon Ilha x Kim Chiyeol ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang