歡!› kehangatan hati.

1.6K 179 3
                                    

ִֶָ % start ›

JIHOON bangun pagi-pagi sekali. Lebih pagi dari Junkyu, sekitar lima menit dirinya memerhatikan wajah tenang Junkyu di sampingnya.

Dan kemudian memikirkan perlakuannya terhadap Junkyu beberapa hari terakhir.

Kurang ajar, tidak tahu diri.

Rasa bersalah seketika memenuhi dada Jihoon. Hal itu membuatnya benar-benar diam di tempat, tidak sadar bahwa Junkyu sudah bangun dan memerhatikan dirinya.

"Kamu baik-baik saja?"

Jihoon terlonjak kaget, menengok hanya untuk mendapati Junkyu yang menatapnya khawatir.

"Katakan apa yang ingin kamu katakan, jangan membuatnya menjadi rumit. Aku tidak tahu apa yang sedang kamu pikirkan," ujar Junkyu.

"... aku minta maaf karena aku sudah kurang ajar dan tidak tahu diri padamu. Seharusnya aku sadar posisiku yang tidak lebih dari barang yang dibeli."

"Jihoon. Sudah berapa kali harus aku katakan? Maaf jika aku tidak bisa memberitahu alasan sebenarnya dibalik pernikahan ini, itu hanya akan membuat hatimu terluka. Dan aku tidak menginginkan hal itu."

Jihoon termangu di tempatnya.

"Tapi kumohon, jangan menempatkan posisimu di sana. Kamu omega ku. Aku akan memperlakukan mu seperti yang seharusnya, apapun itu, Jihoon. Jadi jangan pernah merasa seperti itu."

Ketika Jihoon hendak berbicara, Junkyu terlebih dahulu memotongnya.

"Aku sedang marah, jangan membuatnya semakin besar." Kemudian Jihoon diam tidak melanjutkan berbicara.

Jihoon tidak tahu jika Junkyu marah akan seperti itu, Junkyu akan diam. Dan perkataan yang seperti permohonan itu adalah bentuk marah dari seorang Kim Junkyu. Alpha nya.

"Maaf," ujar Jihoon.

"Saya tidak butuh maafmu jika nantinya kamu melakukan hal yang tidak kusukai lagi. Apalagi jika kamu merendahkan dirimu lagi. Saya tidak suka."

Sepertinya sekarang Jihoon yang ketakutan mendengar pilihan kata yang diucapkan oleh Junkyu.

"Kamu tidak akan mengulanginya lagi, kan? Saya membuat sebuah janji untuk dilaksanakan, jika kamu tidak sanggup untuk memenuhinya, lebih baik tidak membuat janji apapun."

"Jangan menggunakan panggilan itu," ujar Jihoon takut-takut memandang ke arah bawah.

"Panggilan yang mana?"

"Formal," jawabnya.

Pandangan Junkyu menghangat seketika. "Kamu tahu apa yang paling penting dari sebuah hubungan? Komunikasi. Katakan apapun yang ingin kamu sampaikan padaku, tidak untuk merendahkan dirimu."

Setelahnya, Jihoon memilih untuk segera pergi untuk ke kamar mandi. Tapi sebelum dirinya sempurna berdiri, Junkyu lebih dulu memegang tangannya.

"Kenapa?" tanya Jihoon pelan.

Junkyu membawa Jihoon untuk kembali duduk, sekarang mereka duduk sampingan. "Jangan pernah merasa kalau aku terpaksa menerima mu. Jangan pernah merasa kalau kamu sendirian di dunia ini, ada aku."

Bahu Jihoon yang menegang perlahan menurun. Dirinya menatap mata Junkyu dengan tidak percaya, memikirkan apa yang dikatakan Junkyu adalah kebenaran untuknya. Bahwa dirinya memiliki Junkyu untuk terus bersama.

"Di dunia ini, kau hanya seorang diri, Park Jihoon. Tidak ada yang ingin menemani mu, kau hanya seorang diri. Seorang diri."

candy; kyuhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang