MERINDUKAN NYA

0 0 0
                                    

Halo kakak-kakak ku!

apa kabar? semoga kalian sehat selalu ya😍

Insecure.

Setiap manusia pasti sering merasakan hal itu, entah disebabkan karena merasa dirinya tidak seperti yang lain, tidak secantik/setampan orang lain, merasa dirinya tidak sehebat orang lain. sama seperti gadis berambut hitam kepirangan yang sedang duduk di halte bus sembari menunduk.

Rainly menatap kebawah, ingatan nya bergejolak mengingat banyak hal yang tidak bisa ia lakukan, seperti membanggakan kedua orangtuanya salah satu nya. ia bisa melihat betapa bangganya teman ibu nya bisa membanggakan putri mereka. berbeda dengan ibu nya yang hanya bisa diam karena tidak tahu ingin membanggakan apa dari nya.

"gue kapan ya bisa kayak mereka?"

"gue se-gak bisa itu ya?"

"gue sebodoh itu ya?"

"gue se-beban itu ya?"

pertanyaan itu muncul langsung dari bibir Rainly, gadis itu menggenggam erat tali tas nya sambil merenungi betapa tak sempurna nya dia.

"bahkan sama cowo aja gue kalah. kak Keenan selalu mendapat prestasi di sekolah, selalu menang olimpiade. Kak Renzo pinter masak, basket, gitar, dan banyak lagi. beda sama gue, yang cuman bisa makan, main, ngerjain ujian, kena remedi karena dapet nilai rendah." Rainly mengerucut kan bibir nya, sebegitu tak sempurna kah dia? mengapa dia berbeda dengan orang lain.

"Mona cantik banget, putih, pinter, tulisan nya rapih, banyak yang suka sama dia. dia itu pemberani, dia bisa bicara normal di depan umum, untuk presentasi dia hebat banyak yang mengapresiasi nya. apa daya gue yang tulisan kayak ulet bulu, tunawicara, jelek huh gue kok ga seberuntung dia sih?" Rainly menatap kearah jalan. malam di jogja begitu indah, bahkan terangnya lampu di jalan mampu membuat hati orang yang ada disitu merasa disinari. berbeda dengan nya yang merasa tidak sedang baik baik saja.

dia kembali menoleh kebawah, menggerakkan kaki nya berharap ada yang dapat ia lakukan.

"Insecure gak akan mengubah apapun"

Rainly tersentak mendengar suara itu, suara yang tak asing di telinga nya. suara yang sangat nyaman untuk di dengar.

Lorenzo.

Sejak tadi cowok itu mendengarkan keluh kesah gadis cantik itu, bagaimana bisa gadis secantik Rainly merasa insecure?

cowok yang mengenakan hoodie hitam dan celana jeans panjang itu mendekati Rainly kemudian duduk disamping gadis itu sembari melihat keatas langit.

"Ly, semua orang punya kelebihan dan kekurangan" ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya

"iya kak, tapi gue mah punya nya kekurangan doang. kalo kelebihan gue sih... mungkin ada tapi belum lahir" ucap Rainly menatap senduh kebawah.

"ada tapi lo ga sadar" Lorenzo kemudian menatap mata hazel Rainly sembari terdiam

sepuluh detik...
lima belas detik...
dua puluh detik...
dua puluh lima detik...

pipi Rainly memanas akhirnya dia mengalihkan pandangannya kearah lain, melihat itu Lorenzo tersenyum kemudian mengelus kepala gadis cantik nya itu.

"apaan sih kak, ngapain coba natap gue sampai segitunya banget"

"gue cuman mau nyari kelemahan lo, karena yang selama ini gue lihat dari lo itu cuman kelebihan lo aja" ucap Lorenzo dengan senyuman tipisnya

"maksudnya?"

"iya itu kelemahan lo, kelemahan lo cuman ga tahan ditatap lama sama masa depan lo" ucap Lorenzo yang membuat Rainly kebingungan

"emang masa depan aku?-" Rainly terdiam tanpa melanjutkan ucapannya dia mencoba untuk memahami ucapan Lorenzo sebelum kemudian pipinya kembaali merona

RAINLY [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang