Chapter 24 : Benua Hitam

959 96 29
                                    

______________

KINDYNOS
__________________

FAN-FICTION BORUSARA
BY LOWBLACKYEL

KINDYNOS : BORUSARA
---CHAPTER XXVI---

KINDYNOS : BORUSARA---CHAPTER XXVI---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___________
________
_____
_

24. BENUA HITAM

Jauh dari tempat Boruto dan teman-temannya berada. Ada sebuah benua yang dihuni oleh sebagian besar kultivator Aliran Hitam. Benua tempat semua aktivitas gelap dan tindakan asusila terjadi. Kebusukan dan kegelapan benua tersebut sangatlah pekat sehingga cahaya matahari saja tidak mampu menembusnya.

Seperti sebuah benua kosong, tempat itu terlihat tidak memiliki tanda kehidupan jika saja suara binatang buas dan teriakan para tawanan yang tersiksa tidak terdengar. Hanya ada beberapa pohon yang hidup, mungkin bisa dihitung dalam hitungan pagar rumah.

Benua Hitam, itulah nama dari daratan yang berpredikat sebagai wilayah para Aliran Hitam. Meskipun di sebut sebagai wilayah Aliran Hitam, benua itu dikuasai oleh sekte Kelelawar Merah. Walaupun terdapat banyak sekte lain juga, tapi semua aturan yang ada dipegang oleh sekte Kelelawar Merah.

"Bagaimana persiapannya?" Seorang pria dengan bekas luka diwajahnya bertanya pada orang dihadapannya.

"Hampir siap, kita tinggal menunggu kiriman anak-anak yang dibawa oleh Hirujima," jawabnya.

Mereka sedang berada disebuah ruangan yang dipenuhi oleh lingkaran sihir yang berpusat pada sebuah benda berkilau ditengahnya.

"Kapan mereka tiba?"

"Besok pagi."

"Setelah mereka tiba, mulai operasinya tanpa menunda lagi. Manusia-manusia dimensi seberang itu pasti sudah mulai bertindak. Kita tidak bisa membiarkan mereka mengacaukannya."

Pria yang menjadi lawan bicaranya itu mengkerutkan keningnya. "Kenapa tidak kita bunuh secara langsung saja, Tetua ke-5?"

Mata Tetua ke-5 menyipit. "Tidak, Tetua ke-7. Di antara mereka ada gadis itu dan makhluk langit yang berdiam diri dalam tubuh laki-laki bermata biru. Kita bisa saja melawan, tapi kita juga tidak diizinkan untuk menyentuh dua orang itu."

Tetua ke-7 menghela napasnya. "Kau mengatakan hal seperti itu disaat anakmu mengirim pria desa untuk melenyapkan laki-laki bermata biru. Wah, kalian pasangan ayah dan anak yang menarik."

Dia melanjutkan. "Selain mereka, ada satu hambatan lagi. Perwakilan alam atas masih belum datang. Operasi ini belum bisa berjalan sepenuhnya tanpa orang yang dikirim oleh alam atas untuk membantu kita."

"Tidak berguna." Tetua ke-5 mengepalkan tangannya. "Apa yang sebenarnya dilakukan oleh Tetua ke-1?"

"Entahlah, mau ku seret dia kemari?"

KINDYNOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang