Keputusan Zaira

616 13 0
                                    

Didalam perjalanan menuju rumah Zaira. Mereka sama sekali tak membuka suara. Tidak ada perbincangan apapun diantara mereka dikarenakan mereka tak saling mengenal. Zaira yang sedang duduk di motor hitam itu ia memeluk dirinya sendiri dikarenakan angin malam yang dingin begitu menyelimuti tubuh Zaira yang tak memakai pakaian hangat.

Azzam melirik Zaira dari arah spion dan seketika ia memberhentikan laju motornya.

"Kok berhenti? Kamu gak ada niatan ngapa-ngapain aku kan?" Tanya Zaira polos.

Azzam beranjak berdiri dan menghadap Zaira.
"Gausah suudzon lo!"

Tanpa basa-basi Azzam melepaskan jaket kulit hitamnya dan menyodorkan pada Zaira.

"Pake" Titah Azzam singkat.

"Gaperlu"

"Pake atau gue macem-macemin lo disini!" Ancam Azzam kesal.

Zaira menghela nafas kasar dan turun dari motor besar itu. Ia menerima jaket hitam tersebut dan segera memakai nya.

"Dah"

"Naik lagi, rumah lo jauh juga" Ucap Azzam dan beranjak menaiki motornya terlebih dahulu.

Zaira mengangguk. Setelah Zaira duduk di jok motor belakangnya Azzam mulai melanjutkan perjalanan untuk mengantarkan Zaira pulang.

"Lo pegangan, gue mau ngebut" Titah Azzam.

"Gamau bukan mahrom"

"Jangan salahin gue kalo lo bakal cium aspal" Peringat Azzam dan tanpa aba-aba ia melajukan motornya sehingga membuat Zaira terkejut dan memegang bahu kekar Azzam dengan tiba-tiba.

"Ih, nyebelin banget sih" Gerutu Zaira.

Keheningan kembali terjadi tak ada pembicaraan apapun, hanya terdengar gemuruh angin malam. Azzam yang tadinya melajukan motornya dengan kecepatan tinggi segera ia menurunkan kecepatan nya dan sekilas menatap Zaira dari arah spion kaca motor tersebut.

"Nih cewe hijab cantik juga" Batin Azzam.

"Belok kiri, berhenti di perumahan nomor 23, rumah warna putih" Titah Zaira menunjuk arah rumahnya.

Azzam mengangguk. Ia membelokkan lajunya kearah kiri dan mencari perumahan dengan nomor 23. Dan tak butuh waktu lama akhirnya Azzam menemukan rumah Zaira. Ia berhenti didepan gerbang rumah gadis berhijab tersebut. Zaira pun beranjak turun dari motor Azzam.

"Maka__" Ucap Zaira namun kalimatnya terhenti karena Azzam pergi begitu saja.

"Asal nyelonong aja tu cowok, MAS! ini jaketmu ketinggalan" Ucap Zaira sedikit meneriaki Azzam karena jaket hitamnya masih melekat ditubuh Zaira.

Zaira menghela nafas panjang. Ia berharap tak akan dipertemukan kembali dengan cowok dingin cap menyebalkan sepertinya. Eh tapi jika tidak ketemu lagi lalu bagaimana dengan jaket hitamnya?. Zaira menggerutu kesal ia cukup lelah hari ini, tak mau berfikir panjang segera ia memasuki rumah besarnya.

Saat memasuki rumahnya Zaira melihat orang tuanya mondar-mandir tak jelas. Sepertinya mereka mengkhawatirkan Zaira.

"Assalamu'alaikum Ayah, Bunda" Ucap Zaira memberi salam.

Maryam menoleh kearah putrinya dan seketika ia langsung memeluk putri semata wayang nya.

"Zaira kamu habis darimana aja nak? Bunda sama Ayah khawatir sama kamu" Ucap Maryam sembari memeluk Zaira karena khawatir.

Zaira pun membalas pelukan Bundanya.
"Maaf Bund, udah bikin Bunda khawatir tadi motor Citra mogok dijalan" Jelas Zaira.

"Tapi kamu gapapa kan?" Tanya Maryam dan dibalas anggukan oleh Zaira.

Azzam (On Going) Where stories live. Discover now