Matahari telah menunjukkan sinarnya di ufuk timur, menyinari kamar empat gadis yang masih terbaring pulas di kasur empuknya. Mereka berempat terlelap karena lelah melakukan pesta piyama semalaman, hingga tak sadar burung berkicau di luar jendela pun tak dihiraukan oleh mereka.
Tok tok tok!
Suara pintu yang terketuk berulang kali tidak terbalas, empat gadis itu masih terlelap di alam bawah sadar. Hingga pintu terbuka, masuklah sesosok wanita memakai pakaian maid yang menyuruh rekan-rekannya untuk membangunkan empat gadis tersebut.
"Nona Karlyn, sudah saatnya anda bangun beserta countess lainnya." Ucap maid tersebut.
Empunya nama, Karlyn yang merasa namanya tersebutkan itu terbangun. Kedua matanya yang terasa berat saat dibuka itu ia paksa untuk melihat siapa orang yang mengajaknya bicara barusan..
"Mak?" Celetuknya ditengah kesadaran.
Sang maid menaikkan sebelah alisnya, kebingungan dengan panggilan Karlyn yang tak pernah ia dengar sebelumnya.
"Maaf?"
"Loh?"
Seolah mengetahui ada sesuatu yang tidak beres, Karlyn segera mengusap matanya. Membuka matanya selebar mungkin dan menganga saat mengetahui kamarnya yang berantakan berubah menjadi kamar mewah dengan perabotan mahal yang tak pernah ia lihat dalam hidupnya, ia bahkan terkejut mendapati dirinya tertidur di kasur berukuran king size yang muat ditempati empat orang.
"HAH?!" Seru Karlyn kaget.
Tanpa banyak basa-basi, Karlyn membangunkan ketiga temannya yang masih tertidur dengan damai. Berteriak-teriak panik seolah melihat fenomena menakutkan, hingga membuat ketiga temannya yang juga masih diambang kesadaran ikut panik karena menyadari keberadaan mereka sekarang yang patut dipertanyakan.
"KITA DIMANA?!" Teriak Adeline.
"Mbak, maaf tapi ini tanggal berapa? Tahun berapa??" Tanya Zeline bertubi-tubi, berusaha sebisa mungkin untuk tidak ikut panik seperti teman-temannya.
Sang maid mengangguk, "hari ini tanggal 12 Mei 1802, nona Zeline."
Jawaban dari maid membuat keempat sahabat itu bungkam, tak menyangka diri mereka yang sebenarnya hanyalah siswa kuliah abal-abal yang stress dengan skripsi dan secara ajaib pindah waktu ke waktu masa kerajaan politik. Padahal seingat mereka, tidak ada satupun dari mereka yang mengalami kecelakaan hingga menyebabkan terjadinya pindah dunia atau istilah kerennya disebut isekai.
"Ini kota apa ya kalo boleh tau?" Tanya Cloe.
"Kota Hortensia, jika anda ingin bertanya tentang pemimpinnya maka itu adalah Grand Duke Refangga." Jawab maid.
"Kalo nama mbak?"
Maid itu kembali menyernyit, tergambar jelas bahwa ia kebingungan dengan bahasa 4 gadis itu yang menurutnya tak biasa dan tak menggambarkan bangsawan. Namun ia tetap menjawab pertanyaan dari nonanya.
"Nama saya Anastasia Florella, nona."
Nama yang tak biasa, begitu batin mereka berempat. Mereka yakin sekali bahwa tempat mereka berada bukanlah kota di negeri mereka, bahkan bahasa yang digunakan terdengar berbeda. Namun entah bagaimana mereka bisa memahami bahasa maid bernama Anastasia itu, yang sebelumnya saja tak pernah mereka pelajari sebelumnya.
"Anastasia Florella... Kota Hortensia... Duke Refangga..." Adeline bergumam pelan, matanya kemudian melotot seolah teringat sesuatu.
"Kita reinkarnasi ke novel The Mercy of Villainess??"
Cloe, Zeline, dan Karlyn yang mendengar celotehan Adeline sama-sama terdiam. Satu persatu dari mereka saling bertukar pandangan, masing-masing tak ada yang membuka suara karena kebingungan. Apa yang sebenarnya terjadi?
"Dunia bercandanya kelewatan ya..."
••• tbc •••
Terinspirasi dari konten tiktok "when you and you're friend isekaid into manhwa bla bla bla" tu. Jadi pengen nulis juga
KAMU SEDANG MEMBACA
Tololabis Isekai Goes Wrong
HumorEntah mengapa keajaiban dengan bodohnya memilih 4 sahabat dengan setengah sel otak dibagi empat itu sebagai orang-orang terpilih untuk pergi ke dunia isekai, memasuki dunia novel yang dibaca oleh salah satu sahabatnya, Adeline. Mereka berempat yang...