Matahari yang telah membenamkan dirinya di ufuk barat itu digantikan oleh bulan sabit yang indah, langit perlahan menunjukkan bintang-bintang bersinar dan terlukis di atas langit.
Di suatu mansion besar dimana keluarga bangsawan tertinggi di kota Hortensia itu kini ramai beserta musik yang mengalun, pesta dansa untuk para bangsawan yang dibuat agar mereka bisa menyambungkan hubungan pertemanan antar bangsawan.
Dan disinilah mereka, empat sahabat yang juga menghadiri pesta tersebut walaupun tahu nama keluarga mereka sudah di blacklist dari daftar tamu, tapi mereka tetap kekeuh untuk datang hingga akhirnya putra Duke Refangga, Darren memperbolehkan mereka untuk menghadiri pestanya.
Mungkin karena mereka masih tertempel jiwa-jiwa rakyat menengah di kehidupan sebelumnya, perilaku dan gaya mereka berdiri sedikit tidak menggambarkan bangsawan pada umumnya. Membuat beberapa bangsawan lainnya yang memperhatikan mereka pun saling berbisik-bisik membicarakan keempat bangsawan jadi-jadian tersebut.
"Aduh! Panas banget cuk, ni mansion gede tapi gada AC." Protes Cloe sambil mengipaskan kipas di tangannya dengan brutal.
"AC dibuat pas tahun berapa sih??" Tanya Adeline.
Zeline kemudian menjawab, "pas tahun 1851, latar dunia ini kan masih 1802. Berarti belum dibuat emang AC tahun segini."
"Aduh gilak! Udah banyak orang bejibun disini, panas lagi. Kok mereka bisa tahan ya dansa di tengah-tengah panas kek gini?"
Ditengah-tengah obrolan, seorang pelayan dari keluarga Duke pun berseru bahwa pesta telah dimulai. Duke Refangga V memberikan kalimat-kalimat penyambutan yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan dansa.
Adeline yang mengobrol dengan teman-temannya itu tak sengaja melirik kearah kerumunan, menemukan sosok gadis yang membuat perhatiannya ditarik. Ia segera menepuk pundak teman-temannya dan menunjuk gadis tadi.
"Itu tu! Protagonis novel ini, Madeline!" Bisiknya.
Ketiganya mengangguk, seolah paham dengan maksud Adeline bahwa mereka harus menjauhi gadis itu. Karena mereka sudah mengetahui sosok protagonis, maka jalan lain yang harus mereka lakukan adalah menjauhinya dan jangan coba-coba mengobrol dengannya.
Akan tetapi nasib sial malah mendatangi mereka, Madeline yang bertemu tatap dengan Cloe secara tak sengaja itupun langsung mendatangi mereka berempat. Dengan senyuman manis gadis itu menyapa empat bangsawan tersebut.
"Sebuah kehormatan bisa bertemu dengan anda, lady. Bagaimana dengan pestanya?" Tanya Madeline seolah-olah dia yang memiliki pesta itu.
Tidak ada satupun dari mereka berempat yang ingin membalas, semaksimal mungkin mereka berusaha menghindari berinteraksi dengan gadis protagonis itu. Tetapi seolah memang sudah menjadi takdir yang ditentukan oleh penulis novel, mau sampai di ujung dunia pun mereka akan terus bertemu.
Perasaan bersalah mulai menggerogoti diri mereka, Karlyn pun mulai angkat suara, menjawab pertanyaan yang masih mengambang.
"Pestanya...bagus~"
"Lady Karlyn, gaun anda terlihat indah sekali malam ini. Dimana anda membelinya?" Madeline bertanya lagi, kini ia fokus mengobrol dengan Karlyn.
Melihat Madeline yang mulai memfokuskan dirinya pada Karlyn, ketiga sahabatnya yang lain perlahan-lahan menghindar dan menjauh, meninggalkan Karlyn yang tidak bisa menjawab pertanyaan Madeline karena bingung.
"Aaaaa aaa a a aa aaa...." Layaknya robot, Karlyn hanya mengeluarkan suara terpatah-patah.
"Lady... Karlyn? Anda baik-baik saja?"
"Hah? Iya gue gapapa, anu gue pergi duluan ya hehehe lupa komodo gue belum dita'aruf sama gorila."
Baru saja Karlyn hendak kabur dari sana, Madeline tiba-tiba saja menarik tali gaun Karlyn yang membuatnya terlonjak kaget dan secara tak sengaja menepis lengan gadis itu hingga membuatnya terjatuh.
"EH JANGAN TARIK TARIK! NI GAUN UDAH SEMPIT PAKE LO TARIK PULAK!" Serunya tak sengaja.
BRAK!
Karlyn melotot, padahal kiranya ia tak menepis lengan Madeline terlalu kuat sampai membuatnya tersungkur seperti itu. Sedangkan Madeline terdiam di lantai, menatap Karlyn tak percaya.
"Lady Ka-Karlyn... kenapa anda mendorong saya...?" Ujar Madeline setengah berbisik.
Belum saja Karlyn hendak berbicara, Darren tiba-tiba saja berlari mendatangi Madeline, berdiri didepan gadis itu seolah ia hendak menjadi perisai untuknya. Namun disaat bersamaan melihat Karlyn yang mulai menjadi bahan tontonan oleh bangsawan lainnya, secara reflek Adeline, Cloe, dan Zeline langsung berdiri disamping Karlyn.
"Apa yang telah anda lakukan pada Madeline kali ini, Lady Karlyn?" Tanya Darren.
Karlyn yang tak terima pun membalas, "maksud lo? Dia tiba-tiba narik tali baju gue! Lo kira enak apa ni gaun sempit terus talinya ditarik!"
"Tapi tidak sepatutnya seorang bangsawan meneriaki rakyat malang seperti Madeline." Ujar Darren lagi.
"Hah?" Karlyn memiringkan kepalanya, "kalo dia rakyat kenapa dia ada di pesta bangsawan?"
Pertanyaan yang merupakan pernyataan itu sontak saja membuat orang-orang mulai berbisik, kini mata mereka memicing kearah Madeline yang bersembunyi di belakang punggung Darren sembari mengintip kearah Karlyn.
"Saya yang mengundangnya. Jadi jangan kira karena kita bertunangan anda bisa seenaknya memarahi Madeline dan mempermalukannya didepan publik lagi."
Secepat kilat Karlyn menoleh kearah Adeline, gadis itu hanya membuang muka sembari menutupi wajahnya dengan kipas. Ia lupa memberitahu bahwa di novel asli, Darren dan Karlyn merupakan pasangan yang ditunangkan atas nama politik keluarga.
"Bangsat utang cerita lo ama gue!" Karlyn berbisik mengancam.
Setelah menghela nafas, Karlyn kembali bertatapan dengan Darren dan Madeline. Tak mau dirinya menjadi tontonan orang-orang, Karlyn akhirnya memilih untuk membungkuk kepada Madeline dan meminta maaf.
"Kalo gitu saya minta maaf, sudah meneriaki anda. Saya yang salah disini." Ucap Karlyn.
Madeline hanya mengangguk, sedangkan Darren ikut bernafas lega dan mengusap rambut gadis dibelakangnya lembut. Sebelum matanya kembali menyorot tajam kearah tunangannya.
"Maafkan saya, Lady. Tapi sifat anda semakin hari semakin kasar, saya takut dengan perilaku anda terhadap para warga seperti Madeline, anda akan merusak reputasi keluarga Refangga."
"Saya, akan memutuskan hubungan pertunangan kita sekarang juga."
Ucapan mutlak dari Darren membuat beberapa orang terkejut, tetapi sebagian besar mereka sudah tahu bahwa hubungan antara Darren dan Karlyn tidak akan lama karena Karlyn yang terus-terusan merundung Madeline, gadis yang dicintai setulus hati oleh Darren.
"Di novel, Karlyn bakalan marah banget sama permintaan Darren yang ngajak putus hubungan. Terus kalian berantem dan gak sengaja lo ngelukain kepala Darren sampe bocor pake gelas kaca. Terus gegara itu keluarga Darren marah, makanya lo dikutuk jadi tua jelek. Lo terima aja deh kali ini, daripada lo mati kek di novel." Bisik Adeline.
Karlyn mengangguk, ia kemudian memandang Darren mantap dan berkata;
"Baik, kalo itu yang anda mau. Saya juga ingin memutuskan pertunangan kita."
Dibandingkan sebelumnya, hampir semua orang melotot mendengar ucapan Karlyn yang menyetujui permintaan Darren. Bahkan Madeline dan Darren juga ikut terkejut, mereka mengira bahwa Karlyn, yang sangat cinta mati pada Darren dan selalu mengejarnya, dengan semudah itu menerima ajakan Darren untuk memutuskan hubungan pertunangan tersebut.
"Apa..." Gumam Darren tak percaya.
"Kalo gitu kami pergi dulu ya, makasih pestanya. Btw kami bawa kuenya buat dimakan dirumah, makasih!" Kata Adeline sembari menarik kawan-kawannya pergi dari mansion.
Setelah mansion ditinggal oleh mereka, para tamu undangan tak ada satupun yang bergerak ataupun melanjutkan tarian. Mereka cukup terkejut dengan drama yang terjadi, dan perubahan sifat Karlyn yang tiba-tiba.
Dan Madeline, diam-diam menggigit bibirnya sendiri.
••• tbc •••
KAMU SEDANG MEMBACA
Tololabis Isekai Goes Wrong
HumorEntah mengapa keajaiban dengan bodohnya memilih 4 sahabat dengan setengah sel otak dibagi empat itu sebagai orang-orang terpilih untuk pergi ke dunia isekai, memasuki dunia novel yang dibaca oleh salah satu sahabatnya, Adeline. Mereka berempat yang...