"Gue gak inget nama gue sebelumnya apa..." Gumam Zeline.
"Gak cuma nama, gue aja gak inget ingatan gue sebelum reinkarnasi."
Semuanya terpaku mendengar pernyataan Cloe yang mengejutkannya memang benar, ingatan sebelum mereka mengalami reinkarnasi tak teringat satupun di otak. Seolah-olah ingatan sebelumnya dihapus total oleh sesuatu, kini alasan mereka reinkarnasi dan lain-lainnya pun menjadi misteri.
"Tapi kalo nama Darren Refangga gatau kenapa kedengaran familiar gitu loh, kek pernah denger tapi asing. Paham gak maksud gue?" Tanya Adeline.
Semua mengangguk, "nama Varen, Leo, Farel, Rayden, sama Gyan juga gue rasa kek pernah dengar. Tapi gue ga pernah liat mereka. Kenapa ya?"
Tok tok tok!
"Lady, sarapan telah siap."
Obrolan ambigu mereka pun terhenti, keempatnya segera bersiap-siap memakai gaun dan berdandan serapi mungkin. Entah bagaimana ini seperti pengalaman pertama mereka mengenakan gaun tetapi disaat bersama mereka telah terbiasa dengan gaun itu, seperti deja vu yang begitu berantakan polanya.
"Eh btw ini harusnya rumah siapa?" Tanya Zeline.
"Dinding putih yang terlihat halus dan bersih, berbagai jenis bingkai foto motif bunga terpasang di setiap sudut dan sisi, mansion Karlyn adalah tempat yang cocok sebagai rumah menginap bersama." Adeline mencoba mereka ulang bacaan novel.
"Kok lo masih inget novelnya??"
"Gak tau, tiba-tiba aja gue inget kalimatnya."
Setibanya mereka sampai di dapur, melihat seorang wanita dan pria yang telah duduk di kursinya sedang menunggu kedatangan mereka. Mata kedua orang tersebut saat menengok Karlyn, Adeline, Zeline, dan Cloe, tatapan ketidaksukaan tidak bisa disembunyikan oleh mereka.
"Silahkan duduk, nona." Ucap Anastasia.
Mereka berempat perlahan-lahan duduk di kursi masing-masing, sarapan pun telah dilakukan bersama begitu mereka menempatkan diri mereka di kursi. Suasana canggung yang tak bisa dideskripsikan begitu jelas di satu ruangan yang megah itu.
"Del!" Bisik Karlyn.
Adeline yang merasa terpanggil hanya menaikkan satu alisnya.
"Karlyn di novel manggil emaknya kek apa?"
"Ibu, panggil ibu aja." Balas Adeline sambil berbisik juga.
Belum sempat Karlyn hendak memulai obrolan kepada orangtuanya, sang wanita pun mulai mengangkat suaranya.
"Karlyn, nanti malam akan ada undangan pesta dansa di kediaman Duke. Apa kau akan berangkat bersama teman-temanmu?" Tanya sang Countess, Matilda Hera Celestine, pada putrinya.
Karlyn kebingungan setengah mati, ia tak pernah mendapati undangan terhadap pesta dansa atau semacamnya di kehidupan sebelumnya. Tetapi setelah bertemu tatap dengan Adeline yang mengangguk, ia pun memilih untuk mengiyakan ucapan ibunya.
"Iya, bu. Nanti aku pergi bareng temen-temen, ibu juga kesana?" Tanya Karlyn.
Ada sekilas ekspresi aneh tergambarkan di wajah Matilda sebelum ia berubah serius kembali.
"Aku tidak akan pergi, ada pekerjaan yang masih perlu kuurus dengan ayahmu. Dan hari ini kami berdua akan pergi ke kota Lilac untuk berbicara tentang anggaran kota Hortensia, Viscount Gerald mengambil anggaran yang melebihi kapasitasnya dan bla bla bla~"
NGOMONG APAAN ANJIR?! Maupun Adeline, Cloe, Zeline, dan Karlyn saling kompak memekik dalam batin. Percakapan untuk membangun topik antara anak dan ibunda tersebut terlalu berat sampai-sampai Karlyn tak membalas satupun kalimat ibunya, ia hanya terdiam dan menanggapinya dengan gumaman kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tololabis Isekai Goes Wrong
HumorEntah mengapa keajaiban dengan bodohnya memilih 4 sahabat dengan setengah sel otak dibagi empat itu sebagai orang-orang terpilih untuk pergi ke dunia isekai, memasuki dunia novel yang dibaca oleh salah satu sahabatnya, Adeline. Mereka berempat yang...