**Bonus Chapter**

296 31 3
                                    

Jiwoong melihat melalui gawai pintarnya bagaimana setiap member ZB1 sudah mulai membagikan rasa kebahagian mereka yang dapat diketahui oleh para star creator. Jiwoong tersenyum melihat para member lainnya benar-benar tampak bersinar. Jiwoong sudah meminta izin pada manajer maupun agensinya untuk mengosongkan waktunya hari ini, tanpa ada kegiatan apapun karena ada hal yang ingin dia lakukan secara pribadi. Syukurlah manajer dan agensinya mengerti akan hal tersebut.

Setelah merayakan bersama keluarganya atas pencapaian dirinya menjadi member ZB1, Jiwoong pergi ke sebuah toko bunga dan memilih bunga terbaik di toko tersebut.

"Astaga, kamu Kim Jiwoong, bukan? Saya salah satu penggemarmu. Saya sangat bahagia melihatmu dapat terpilih," ucap sang pemilik toko bunga ketika merangkaikan bunga-bunga yang dipilih Jiwoong.

"Terima kasih banyak, tanpa kamu dan yang lainnya, saya tidak akan dapat melanjutkan mimpi saya menjadi idol," ucap Jiwoong sambil tersenyum, hingga membuat sang pemilik toko menjadi salah tingkah.

"Kamu memilih bunga yang sangat bagus. Kurasa orang yang menerimanya akan sangat bahagia," ucap pemilik toko sembari memberikan bunga tersebut.

Jiwoong tersenyum menatap bunga tersebut dan membawa rangkaian bunag itu untuk menemaninya ke suatu tempat.

.

.

.

Sangat sepi. Jiwoong meletakkan bunga tersebut disamping tulisan "Kim Do Ki" yang terukir dengan indah disana.

"Anakmu sudah berhasil, paman. Bukankah kamu pasti akan bangga dengan pencapaiannya?"

Jiwoong tahu tidak mungkin seseorang yang sudah berbahagia bersama dengan Tuhan akan membalas ucapannya.

Jiwoong lantas duduk sembari menatap foto keluarga Yujin yang tertempel disana.

"Maaf jika aku tidak sebaik dirimu untuk menjaganya selama di Boys Planet"

Kembali. JIwoong melakukan monolog disana.

"Tapi bukankah sangat tidak sopan, paman, kamu menggunakan tubuhku seenakmu dan kemudian meninggalkanku secara mendadak tanpa mengucapkan apapun? Kamu cukup bersyukur aku adalah pemuda yang cepat membaca situasi."

Benar-benar sunyi. Jika penjaga tempat peristirahatan terakhir ini mendapati Jiwoong saat ini, mungkin beliau akan mengirim Jiwoong ke rumah sakit jiwa karena melihatnya terus berbicara seorang diri.

Jiwoong meneguk soju yang ia bawa. Jiwoong tidak yakin apa nanti dia bisa pulang dengan kesadaran penuh dari tempat ini.

"Aku belum mengatakan pada Yujin tentang apa yang terjadi. Hingga saat ini," ucap Jiwoong.

"Apakah sebaiknya aku mengatakan yang sejujurnya pada Yujin? Atau aku terus menenggelamkan diri dalam keadaan semu ini?" kembali Jiwoong berbicara sendiri.

Jiwoong pun menundukkan kepalanya.

"Tidak bisakah kamu mengatakan sesuatu padaku, paman? Aku benar-benar tidak tahu apa yang harus kulakukan kedepannya," ucap Jiwoong lirih.

Dan kemudian Jiwoong merasakan sebuah hembusan angin lembut menerpa tubuhnya. Jiwoong mengangkat wajahnya dan mendapati secarik kertas yang tertempel pada peristirahat di sebelah Do Ki terus bergoyang.

Jiwoong lantas mendekati secarik kertas tersebut dan membaca tulisannya.

Kamu sudah melakukan yang terbaik. Aku percaya dan tidak akan pernah melupakanmu.

JIwoong pun lantas tersenyum. "Apa ini artinya apapun keputusanku kamu akan terima kan, paman?" ucap Jiwoong dimana ia kembali merasakan hembusan angin lembut menerpa tubuhnya.

Jiwoong lantas bangkit sambil membawa botol suju yang masih terisi separuh.

"Aku tidak akan mabuk disini karena aku tidak akan bisa memintamu membopongku ke rumah, kan, paman?" ucap Jiwoong.

Jiwoong pun berjalan menjauh dan kemudian menghentikan langkahnya untuk melihat kembali tempat peristirahatan ayah Yujin.

"Paman, aku berjanji akan terus menjaga Yujin. Entah jika nantinya Yujin akan menjauh atau membenciku, aku akan tetap menjaganya. Aku berjanji, paman."

Jiwoong pun berjalan dengan hati yang lega. Setidaknya ia sudah memiliki kesempatan untuk mengunjungi orang berharga Yujin, mengutarakan apa yang ingin ia utarakan meskipun ia tidak dapat menerima jawaban langsung dari orang tersebut.

Jiwoong sudah bertekad. Ia akan memenuhi janjinya pada ayah Yujin. Mejaga Yujin dan member ZB1 lainnya. Meskipun nantinya akan ada rintangan lain yang sudah menanti mereka, Jiwoong yakin dirinya serta member lain akan siap dan menjadikan rintangan tersebut menjadi pijakan kesuksesan mereka.


 **********************************************************************************************

🎉 Kamu telah selesai membaca Here for You | Jiwoong x Yujin Boys Planet 🎉
Here for You | Jiwoong x Yujin Boys PlanetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang