five <<< Cia POV

20 5 0
                                    

Setiap POV pakai bahasa Indonesia biar easy

"She's so bastard, mentang-mentang older than me, she makes me like her assistant." Aku terus menerus mengumpati kakak sepupuku yang sangat menyebalkan itu.

Yaaa meskipun dia sering membelikan segala keinginanku, bukan berarti dia bisa menyuruhku seenaknya dong.

Bayangkan saja, bagaimana bisa dia meninggalkan salah satu handphone nya di sebuah cafe yang jaraknya cukup jauh dari rumah.

Dan yang lebih parah lagi, aku yang disuruh mengambil, dengan alasan 'Ci, I'm so tired today. Seharian gue udah 3 kali meeting. Lagi pula lo juga banyak ngerasain duit hasil jerih payah gue'.

Lagi-lagi alesannya duit, emang kakak sepupu sialan.

Untung saja ayah hari ini ada tugas keluar kota, setidaknya jika ia pulang lebih dari jam yang ditentukan ia aman dari hukuman.

Sekarang pukul 20.18, aku mengendarai motor KLX abangku yang sudah tak pernah ia pakai semenjak punya mobil.

Telinga kananku tersumpal airpods untuk mendengarkan lagu Justin Bieber. Sedangkan mataku fokus menatap jalanan sepi dengan penerangan yang minimalis.

Kalau saja jalanan yang biasa ku lewati tidak ditutup aku tak sudi melewati jalan ini, rumornya sih disini angker. Tapi hanya ini satu-satunya alternatif yang kudapatkan dari google maps.

Hatiku merapalkan do'a apapun yang kubisa, sialnya aku hanya hafal do'a makan.

Apa setannya bisa kepanasan kalau kubacakan do'a sebelum makan?

Sial, kalau otakku terus memikirkan hal negatif seperti itu, bisa-bisa aku terdoktrin dan jadi halusinasi.

Kecepatan motorku berkurang ketika nampak ada makhluk hitam, sejujurnya aku takut, namun perasaan ingin tau lebih mendominasi.

Kumatikan mesin motorku, masih mengenakan helm. Aku berjalan mengendap-endap menuju sebuah pohon besar, mataku menyipit hanya untuk menatap lekat apakah dia manusia atau bukan? Kakinya napak atau tidak?

Syukurlah, ternyata manusia! Dia berpakaian hitam dari atas sampai bawah. Dan ya dia tak sendiri, dia sedang bersama seorang lagi yang berhoodie merah.

"Omo, they're transaction senjata illegal?" ucapku pelan, tanpa pikir panjang handphone ku langsung sigap merekam kejadian tersebut.

Setelah mendapatkan rekaman tersebut, aku segera lari menuju tempat dimana motorku berada.

Sialnya, aku tak sengaja menginjak ranting pohon. Dan mereka langsung mengejarku, Aku segera menaiki motor dan mengendarai nya dengan kecepatan tinggi.

Shit, ternyata jalan buntu. GOOGLE MAPS SESAT.

"I bet that they're waiting me there, because they know this a dead end street over here ." Otakku bergulat mencari solusi, masih dengan keadaan gusar tiba-tiba sebuah nomor tak dikenal menelpon.

"Halo, sorry gue nggak jadi kerumah lo tadi, Bokap nyuruh gue kerumahnya. " Terdengar sapaan Ziven di seberang sana. Suaranya cukup khas, mudah sekali mengenalnya.

"Oh ya, it doesn't matter. And ayah went to other city by accident," jawabku tergesa-gesa.

"Damn, I'm not sure can against them alone," umpatku mendengar suara deruman motor yang mendekat. Tak salah lagi, pasti 2 cowok yang aku pergoki sedang transaksi tadi.

"Ci?" panggil Ziven memastikan, karena aku tak bisa fokus mendengarkan ucapannya.

"Hah? What?"

"Share lock Cia!" titah Ziven yang mendengarkan nada gusarku, seakan-akan peka.

Fatamorgana  [Horrible Dragon serial pertama]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang