Saat ini adalah semalam sebelum hari Raya Lebaran.
Bukannya senang, (Y/n) begitu terlihat sedih.
Suaminya yang sudah merantau menjalankan tugas negara di perbatasan, tak kunjung memberikan kabar.
Sudah dua tahun sejak kepergian suami tercinta.
Tahun lalu Kokushibo tak dapat pulang di hari kemenangan umat Islam ini.
Untung saja ada si kecil Keiko, anak perempuan manis berusia tujuh tahun, hasil buah cinta dari (Y/n) dan Kokushibo.
Dia terus menemani sang ibu, walaupun terkadang ia bertanya kapan kiranya ayah tercintanya pulang?
Keiko begitu merindukan kehadiran sosok ayah dalam hidupnya.
"Ibuuu, kenapa belum tidur?? Katanya kita besok harus bangun pagi-pagi.. " Tanya Keiko.
"Keiko tidur dulu ya, ibu sedang menunggu kabar dari ayah"
"Ayah akan pulang!? Yeyyy" Keiko berloncat-loncat kecil dibuat nya.
(Y/n) hanya tersenyum sedih dibuatnya, dia tak bisa mengatakan kalau ia bahkan tidak tau apakah Kokushibo akan pulang atau tidak, mendapatkan kabar darinya pun tidak sama sekali.
"Sekarang Kei tidur dulu ya, biar besok bisa bangun pagi"
"Baik, ibu!" Keiko menjawab sambil melakukan gerakan hormat pada ibunya.
Melihat Keiko yang sudah memasuki kamar, (Y/n) mengambil smartphone milik nya, kembali mencoba menghubungi sang suami.
Namun masih saja tak ada jawaban, (Y/n) benar-benar frustasi sekarang.
(Y/n) begitu takut dengan banyaknya kemungkinan-kemungkinan yang ada di pikirannya mengenai Kokushibo yang kunjung tak memeberikanmu kabar.
Memutuskan untuk tidur lebih malam, (Y/n) lalu membuat kopi.
*ting*
Suara notifikasi smartphone nya berbunyi, membuat (Y/n) yang sudah menuangkan bubuk kopi terhenti untuk mengecek.
Raut kekecewaan (Y/n) pun terlihat, itu bukan dari suaminya, hanya notifikasi dari aplikasi sosial media miliknya.
Menghela napas, (Y/n) kembali melanjutkan untuk membuat kopi.
.
.
.
.
.
.ALLAHUAKBAR
ALLAHUAKBAR
Terdengar suara takbir dari arah masjid besar di lingkungan rumah (Y/n).
"Keiko, sajadah nya ibu pegangkan atau bawa sendiri?"
"Hm"
Mendengarkan jawaban anaknya, membuat (Y/n) patah hati.
Keiko begitu bersemangat bangun pagi ini, mengira ayahnya sudah pulang.
Tapi kenyataan hanya ada sang Ibu yang sedang menyiapkan makanan untuk di makan pagi ini.
"Keiko, jangan sedih ayo, ibu yakin kalau tidak hari ini, besok ayah akan datang" (Y/n) mencoba untuk membujuk anaknya.
"Aku ingin nya sekarang! Aku ingin ayah pulang sekarang!! Bukan besok!" Keiko berteriak dengan wajah yang sudah berlinang air mata.
"Keiko!" (Y/n) begitu khawatir saat melihat wajah anaknya, (Y/n) memeluk Keiko erat.
'Kenapa kamu belum pulang?'
.
.
.
.
.
.Setelah tangisan Keiko mereda mereka pun pergi menuju masjid.
Walaupun dengan wajah yang di tekuk, Keiko tetap membalas sapaan dari orang-orang sekitarnya.
Melihat itu, (Y/n) tersenyum geli dibuatnya.
Sekarang (Y/n) sedang menggandeng tangan Keiko untuk pulang.
Keiko masih saja merasa kecewa akan ketidakpulangan ayahnya hari ini.
Namun raut wajah nya berubah seketika, ketika melihat sosok yang tak asing berdiri di depan rumah mereka.
"Maaf, aku pikir setidaknya aku akan sampai saat dini hari, tapi jalanan begitu macet" Kokushibo tersenyum dari arah depan pintu rumah.
"AYAH!!" Keiko berlari menuju sang ayah, melihat itu Kokushibo merentangkan tangannya untuk menyambut putri tercinta.
(Y/n) menyusul Keiko dengan jalan perlahan.
Tak terasa oleh (Y/n) air matanya sudah terjatuh, melihat kepulangan sang suami.
Kokushibo yang melihat istrinya menangis, terkejut dibuatnya, dengan masih menggendong Keiko, Kokushibo menghampiri (Y/n) lalu memeluknya.
"Hiks.. Kenapa tak memberi kabar? Aku begitu mengkhawatirkan mu"
"Maaf, aku pikir aku ingin membuat kejutan untuk kalian, maaf.." Kokushibo berusaha menenangkan (Y/n) di pelukannya.
"Aku maafkan" Kata (Y/n) sambil tersenyum.
.
.
.
.
.Akhirnya pulang juga dia.
Kalau kalian pengen punya suami tentara, siap-siap aja sama konsekuensinya, di tinggal karena tugas negara :')
Oke selanjutnya Gyomei, mantap 👍
KAMU SEDANG MEMBACA
Astrological Sign [KNY X Reader] ✔
Fanfiction[Tamat] [Silahkan Follow akun ini kalau kalian suka ceritanya] Hari itu, badai kencang menerpa kotamu. Petir menyambar tiada henti. Dirimu yang sedang berbaring di atas kasur, tak mengkhawatirkan apapun. Namun tiba-tiba.. Dengan dahsyatnya petir...