(Y/n) itu di lingkungan tempat tinggalnya dikenal sebagai istri cantik dan soleha punya pak Ustad.
Pak Ustad alias Gyomei, selalu bangga akan istrinya.
Istrinya begitu hebat, mengurus rumah, ketiga anak mereka, dan mengurus Gyomei sendiri.
Mereka menikah dengan cara ta'aruf, membuat banyak orang kagum dengan mereka berdua.
"Bapak mau langsung pergi ke masjid?" Tanya (Y/n).
"Iya, banyak yang mau disiapin, si Hiro katanya mau ikut? Apa iya buk?"
"Iya, tuh anaknya udah siap-siap" Kata (Y/n) sambil menunjuk arah kamar Hiro yang pintunya terbuka.
"BENTAR PAK!! INI HIRO LAGI PAKE SARUNG!!" Hiro berteriak dari arah kamar nya.
"Gak usah teriak, bapak mu denger kok" Saut (Y/n).
Gyomei hanya maklum dengan tingkah laku anak nomor dua nya itu.
Selagi menunggu, anak pertama mereka Eri sedang menyiapkan makanan.
"Ri, kamu nanti sholat?" Tanya Gyomei.
"Engga pak"
"Ohh, yaudah jaga rumah ya"
"Iya pak"
Setelah itu, baru lah Hiro keluar dari kamar nya.
Hiro lalu keluar dengan wajah sumringah, "Pak, Buk, gimana? Hiro makin ganteng kan hari ini" Sombongnya.
"Iyaa ganteng poll, anak ibuk" (Y/n) menjawab bahkan tanpa menoleh kearah Hiro.
"Ibuk ih, liat dulu!"
"Itu Chiko yang bantuin masang sarungnya buk!!" Kata si bungsu Chiko.
"Pinterr anak ibuk"
"Cepetan, katanya mau ikut bapak" Gyomei berucap.
"Ayo pak! Hiro udah siap"
(Y/n) Yang masih berkutat di dapur bersama Eri, memutuskan untuk mengantar suaminya.
"Hati-hati di jalan!"
"Iya buk!" Jawab Gyomei dan Hiro
bersamaan..
.
.
.
."Chiko! Ayo cepetan, udah mau jam 7!! " Teriak (Y/n).
"Iyaa buk!"
(Y/n) sudah duluan keluar rumah, lalu di susul Chiko dari belakang.
"Cepetan! Malu ih kalau terlambat, bapak mu loh yang jadi imam"
"Iya buk, ini loh lagi dandan, malu juga nanti kalau anak ibuk jelek"
"Halah kamu, masih kecil emang udah ngerti dandan?"
Mereka berbincang sambil berjalan menuju masjid.
"Udahlah buk, kak Eri aja udah ngerti"
"Ya beda lah, si Eri udah gede"
"Dih, ibuk mah"
.
.
.
.
.Sesaat setelah selesai sholat, (Y/n) berbincang-bincang terlebih dahulu dengan teman-teman nya di halaman masjid.
"Ibuuu cantik, mohon maaf lahir dan batin ya" Kata si A
"Ihh masyaallah, Terima kasih bu, mohon maaf lahir dan batin juga"
"Tadi suami ibu kan yang jadi imam" Kata si B
"Iyaa, baru pertama kali tahun ini"
"Nanti kami mampir ke rumah ya bu" Kata si A
"Iya bu, silahkan" (Y/n) tersenyum.
Beberapa saat setelah berbincang, Gyomei tiba-tiba datang menghampiri.
"Buk ayo pulang" Kata Gyomei.
"Loh pak, udah gak ada acara lagi?"
"Masih ada, tapi kasian sama si Eri udah repot dari kemarin"
"Iya ya pak, ayo pulang, udah dulu ya ibu-ibu, saya pulang dulu, assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam bu"
.
.
.
.
."Loh mana Hiro?" Tanya Eri saat kedua orang tua dan adik bungsu nya pulang.
"Nyangkut tadi sama temennya" Jawab Gyomei.
"Ohh, bapak tadi belum makan kan? Tuh udah Eri ambilin nasi nya"
"Makasih Ri"
"Ibuk gak di tawarin?"
"Ambil sendiri buk, Eri capek"
.
.
.
.
.
.Menjelang siang, (Y/n) memutuskan untuk istirahat sebentar, tidur siang mungkin cukup.
Sesaat setelah berbaring, (Y/n) merasakan ada seseorang yang mendekat.
'Pasti si bapak'
Memang benar, Gyomei yang datang, ia datang karena berinisiatif untuk memijat istrinya.
"Loh pak, kenapa?"
"Kamu kayak kecapean gitu, gapapa bapak pijitin aja sekali-sekali"
"Makasih pak, tau aja ibuk lagi pegel-pegel"
"Haha iya buk, udah lama kita gak berduaan kapan-kapan yok liburan berdua aja"
"Boleh pak, jangan bilang ke Chiko tapi"
"Bener tuh"
.
.
.
.Couple goals banget ya Allah :')
Btw banyak banget tamu yang dateng.
Gak sempat ngetik.
Yaudah lanjut besok guys.
Lanjut, besok Muzan :')
KAMU SEDANG MEMBACA
Astrological Sign [KNY X Reader] ✔
Fiksi Penggemar[Tamat] [Silahkan Follow akun ini kalau kalian suka ceritanya] Hari itu, badai kencang menerpa kotamu. Petir menyambar tiada henti. Dirimu yang sedang berbaring di atas kasur, tak mengkhawatirkan apapun. Namun tiba-tiba.. Dengan dahsyatnya petir...