Prolog

7.9K 822 115
                                    

Kulit mu terbakar, atap kamar mu pun mulai goyah.

Telinga mu mulai tak bisa mendengar, badan mu juga mengejang.

Api menyambar ke segala arah.

'Tolong... ' batin mu.

Badai kencang diluar tak kunjung berhenti.

Api akibat petir yang menyambar mulai membakar lemari pakaian dekat tempat tidur mu.

'Wiu... Wiu... Wiu... '

Tak berapa lama kemudian suara sirine mobil pemadam kebakaran terdengar.

Tapi sepertinya mereka datang terlambat.

'BRAK! '

Atap kamar mu roboh.

Menimpa tepat di atas tubuh mu.

.
.
.
.

Para petugas yang berada di luar rumah mencoba untuk mendobrak pintu.

Mereka masuk dan bergegas berlari keatas menuju sumber api.

Seorang petugas yang sampai terlebih dahulu, mencoba mendobrak pintu ruangan tempat api berasal.

Pintu akhirnya terbuka, sang petugas terkejut melihat atap yang roboh.

Sang petugas menerobos kobaran api dan mengangkat atap yang sudah roboh itu.

Menurut laporan warga sekitar ada seorang gadis yang tinggal di rumah tersebut.

Setelah atap terangkat, terlihat tubuh seorang gadis yang sudah terbujur kaku di balik nya.

Tanpa pikir panjang sang petugas membawa tubuh gadis itu keluar.

Lalu petugas lain datang menghampiri.

"SELANG! KEMARI! SELANGNYA CEPAT! "

Api hanya membakar ruangan ini saja, membuat para petugas dengan cepat memadamkannya.

.
.
.
.
.
.

"Ugh.. " (Y/n) memegangi kepala nya yg berdenyut.

Sekarang, (Y/n) sedang terbaring di sebuah tempat serba putih yang luas.

"Dimana? " (Y/n) bertanya pada dirinya sendiri.

Perlahan (Y/n) mencoba untuk duduk.

Lalu ia menatap ke sekitar mencoba mencari tau, berada dimana ia sekarang.

"Tempat apa ini? Kenapa aku berada disini? " Lagi-lagi (Y/n) bertanya pada dirinya sendiri.

"Menurut mu? " Sebuah suara menyahut dari arah belakang tubuh (Y/n).

(Y/n) menoleh ke sumber suara.

"UWAH.. " Saat (Y/n) melihat kebelakang, ia sangat terkejut sampai-sampai badan nya sedikit terlonjak.

"Tak usah terkejut, perkenalkan aku Dewi yang menjaga tempat ini"

"Dewi? " (Y/n) heran tentu saja.

Tapi setelah dipikir-pikir tak heran kalau orang di depannya ini adalah seorang Dewi.

Wajah yang begitu cantik, dengan gaun putih dengan gradasi hitam yang indah. Benar-benar cocok dengan sebutan Dewi.

"Sebelumnya aku ingin meminta maaf" Ucap Dewi itu dengan raut wajah penyesalan.

"Kenapa? "

"Kematian mu saat ini adalah sebuah kesalahan"

"Hah? "

"Kau tak ingat? "

(Y/n) mencoba berpikir untuk beberapa saat.

"Ohh ya.. Aku baru saja tersambar petir dan sepertinya rumah ku terbakar karena nya"

"Benar"

"Tapi, aku masih tak percaya kau seorang Dewi"

"Tak apa, itu bukan sebuah masalah"

"Ngomong-ngomong, letak kesalahan nya di mana? "

"Seharusnya kejadian itu menimpa mu sekitar tujuh tahun ke depan" Ucap sang Dewi sambil tersenyum masam.

"Hah? " (Y/n) terkejut mendengar nya.

'Jadi benar orang ini adalah Dewi? Dan tujuh tahun lagi..? Walaupun aku tak mati sekarang, umur ku pun sudah pendek' (Y/n) termenung beberapa saat.

"Jadi.. Sekarang aku berada di alam baka?" Lanjut (Y/n)

"Bisa di bilang begitu"

Sang Dewi mengulurkan tangannya.

"Ayo, berdirilah"

(Y/n) menerima uluran tangan tersebut, ia berdiri di bantu Sang Dewi.

"Lalu apa yang harus kulakukan sekarang? "

"Kau tak perlu melakukan apapun untuk ini"

(Y/n) memandang Sang Dewi heran.

"Tapi aku lah yang akan melakukan sesuatu untuk mu" Sang Dewi tersenyum anggun.

"Apa yang bisa kau lakukan untuk ku? "

"Sebagai permintaan maaf dan mungkin juga untuk menebus kesedihan mu di kehidupan sebelumnya"

Sang Dewi berbicara sambil menggerakkan kedua tangannya memutar satu sama lain.

"Aku akan membawa mu ke dunia di mana kau di harus kan untuk bertarung"

Cahaya muncul dari kedua tangan Dewi.

"Dengan kekuatan spesial yang kau miliki sendiri"

Cahaya itu mulai terbang mengitari tubuh (Y/n).

"Wo-woah... " (Y/n) hanya bisa terkagum-kagum.

"Bersenang-senang lah di dunia barumu, Kazumi (Y/n).. "

Cahaya tersebut melingkupi seluruh tubuh (Y/n).

(Y/n) yang terkejut mencoba menutupi matanya dari sinar yang menyilaukan.

Tubuh (Y/n) perlahan terangkat keatas.

Lalu menghilang begitu saja, meninggalkan debu yang berkilauan.

.
.
.
.
.

Sudahlah tulisan ku memang jelek :(

Astrological Sign [KNY X Reader] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang