Day 8

1.6K 211 43
                                    

Rabu, 24 Mei 2023
Mood hari ini?





































NUMB⊰⊹ฺ












































Haechan menghempaskan punggungnya pada sandaran kursi. Di sampingnya ada sosok Jaemin yang memejamkan mata dengan tenang. Keduanya deg-degan parah setelah berhasil keluar dari kediaman Suh, pastinya positif di depak secara tidak lembut.

"Terus sekarang mau gimana?"

"Pulang lah" jawab Jaemin.

Haechan melirik Jaemin dengan alis menukik, tanda kesal bukan main. Bukan itu yang dia maksud.
"Seriously jaem. Lo kalo bukan mate gue udah gue tonjok dari tadi"

"Tonjok aja, ntar gue bales kok"

"Ck! Fuck!"

Jaemin membuka matanya, menatap langit langit mobil dengan otaknya yang terus memutar insiden beberapa saat lalu.






'Kalian masih terlalu muda untuk hubungan seperti ini. Saya tidak bisa membiarkan kalian bersama anak saya karena saya sendiri belum tau bagaimana kepribadian kalian'





'Saya tidak bisa menjamin kalian mampu menjaga anak saya'





'Saya melarang kalian berhubungan untuk sekarang, kita akhiri ini, silahkan pergi'






Masih banyak sekali pembicaraan alot sebelum kalimat kalimat itu muncul, bahkan Jaemin dan Haechan sudah mendapat beberapa lebam hanya karena jujur bahwa mereka asli soulmate dengan Jeno. Asalnya dari Jungwoo, si sulung Suh. Sementara orangtua Jeno hanya diam menonton– well setidaknya 'sosok ibu' Jeno cukup baik untuk mengobati mereka, tidak seperti Mr. Suh yang seolah mencoba menguliti mereka lewat tatapan matanya.

Haechan semakin yakin bahwa Jungwoo bukan orang sembarangan, because hell!– mereka di tonjok sekali tapi lebamnya sudah seperti di tonjok puluhan kali.

Jaemin mendengus, tidak kuat kalau mau mengumpat seperti Haechan.
"Konyol gak sih... kalo garis takdir kita emang bakal ketemu sekarang, kenapa harus pisah lagi? Pasti ada solusi lebih baik daripada di pisah. Mereka mau buat kita gila?" Ungkapnya.

Kalau masalahnya sepele, mungkin mereka berdua akan nekat demi Jeno dan diri mereka sendiri. Tapi—





'Jangan anggap remeh ancaman saya, saya tidak akan segan menghancurkan apapun yang kalian punya jika itu menyangkut anak saya. Tolong mengerti, kalian hanya perlu bersabar'




Kalau sudah seperti itu tidak mungkin mereka akan terobos begitu saja kan?

Mereka belum tau seluk beluk tentang keluarga Suh. Maka tidak bisa melawan seenaknya.

"Kita harus main halus sih ini, sebenernya gue baru kenal abangnya Jeno, dan dari situ gue sadar kalo bang Jungwoo bukan orang sembarangan- lo ngerasain kan tadi gimana cara dia ngamuk tadi?"

Jaemin mengangguk kecil.
"Udah pasti bukan tipe Alpha biasa"

"Nah itu!"

Haechan menyugar rambutnya ke belakang dengan helaan nafas berat.
"Mana bisa dipisahin gini anjing... baru sebentar aja gue udah stres, gimana beberapa tahun? Meskipun masih ada lo Jaem... masa gue harus nge-homo sama elo sih?! Ya mending Jeno ke mana mana lah!!"




NUMB⊰⊹ฺ(REVISI!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang