(1) NightD POV

1K 77 6
                                    

Aku NightD.

Cowok paling culun dan cupu di kota ini.

-----

Yup. Siapa yang bakal bilang kalau aku itu cowok yang cool? Selain kakakku.

Kakakku, VanZ. Yang selalu membelaku jikalau aku dibully. Yang selalu menemaniku jikalau aku ada masalah. Dia adalah pemberi solusi terbaik di hidupku.

Ibu ayahku? Pfft.. Yang benar saja. Kapan mereka peduli denganku? Justru mereka yang menghancurkan hidupku selama dirumah.

Aku merasa tak ada tempat yang aman dan nyaman anti bullying.
Di rumah? Aku selalu dibentak, dipukul dan penjadi pelampiasan amarah ibu dan ayahku.

Di sekolah? Yang benar saja. Apakah mereka dianggap tidak ada? Memang, aku selalu menganggap mereka tak ada. Bahkan, aku selalu memikirkan agar mereka hilang saja di hadapanku layaknya debu.

Siapa itu mereka? Yang ku maksud adalah orang-orang yang selalu menindasku dan juga membuangku di sekolah. Siapa lagi kalau bukan semua teman sekelasku.

Kakak-kakak kelasku.

Adik kelasku.

Guru-guruku.

Tch... Sialan. Apakah mereka ga punya hati?

Mereka lupa kalau aku juga manusia?

Pfft. Apa yang ku pikirkan? Selama bertahun-tahun aku sudah sabar dan menahan emosi. Bukannya mereda, malah bertambahlah orang yang membully ku.

Aku merasa hanyalah Bang VanZ yang dapat menemaniku dan memberikanku semangat dan solusi dikala aku ada masalah berat. Dia sangatlah peka dan peduli terhadapku.

Sedangkan kerabat dan keluarga besarku...
Mereka tak ada kabar setelah jalan-jalan bersama ayah ibuku ke pantai. Bahkan rumah mereka sudah menjadi rumah tua dan tak berpenghuni walaupun barang-barang disana masih lengkap dan bagus.

Dahulu, aku pernah berpikir. Apakah ayah ibuku adalah seorang pembunuh?
Tapi, aku ga yakin. Meskipun banyak sekali bukti-bukti yang kuat jikalau mereka adalah pembunuh.

Jika bisa, aku akan melapor pada polisi. Tapi, aku tak punya cukup bukti yang kuat. Bisa saja aku merekam suara kejadian dimana aku disiksa, tapi...

Itu terlalu ber-resiko mengingat aku tak ada tempat aman.

Bang VanZ pernah berkata "Night.. Percaya ga percaya, kamu pasti kuat menahan emosi dan amarah yang kau pendam saat ini". Haha.. Ya kau benar bang.. Aku memang cukup kuat untuk menahan emosi dan amarah.

Mungkin, di waktu yang tepat, aku akan coba melawan dan menumpahkan seluruh amarahku yang sudah ku pendam bertahun-tahun..

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"NightD!"

Aku mendengar suara Bang VanZ memanggilku sembari membawa sebungkus makanan.
Lalu ia duduk di depanku.

"Baca buku mulu. Nih makan dulu!"

Bang VanZ menyodorkan makanan itu padaku. Aku memandangnya sekejap dan menerima makanan itu.

"Ibu masak apa?" Aku mencoba bertanya. Bang VanZ yang sedang memakan burgernya pun menatapku dan tersenyum kecil.

"Biasa. Masak sop sama daging" Jawabnya dengan gaya meremehkan ibuku.

Humornya membuatku tertawa. Benar benar deh. Ibuku memang ntah kenapa lebih sering memasak sup dan daging yang ntah darimana ia dapatkan daging itu.

"Ahahaha.. Bisa aja lu Bang.."

"Dih. Tapi emang bener loh. Makanannya ngebosenin. Gua aja pas makan makanan ibu sampe nahan eneg"

Sekali lagi, aku tertawa. Diikuti kekesalan bang VanZ yang tampak lucu menurutku.

"Emangnya tuh daging dapet darimana dah?" Tanyaku sambil menyuapkan sesendok nasi dengan nugget ayam beserta rumput laut kering.

"Ntah lah. Tapi anehnya, setiap gua bantu nyuci dagingnya, baunya ga enak. Bau darah sih. Tapi kaya' nyampur sama bau busuk gitu loh"

Deg!
Aku merasa janggal. Hah?

"Hah? Bau busuk gimana?" Tanyaku penasaran.

"Kaya'.. Lu tau ga si bau manusia?"

Aku mengangguk. Ya. Aku tau bau manusia. Sering kali aku mencium bau manusia-manusia yang di sekitarku ntah bagaimana caranya.

"Nah. Bau manusia. Mirip bau manusia campur bau darah"

Aku heran. Kok, ada bau manusia?

"Itu daging apaan njir" Aku semakin heran. Bang VanZ menatapku sesaat kemudian mengangkat bahunya.

"Kata ayah itu daging sapi" Jawab bang VanZ polos. Tapi, aku merasa itu bukan daging sapi. Mana ada sapi yang punya bau manusia?

"Tapi kok-"

"Udah udah. Daripada ngomongin daging, mending lu makan dulu trus kita healing. Mumpung ibu ayah gaada"

Bang VanZ memotong pembicaraanku. Namun aku mengangguk dan segera menghabiskan makananku.

-<>-

Seperti biasa, pembukaan dulu chp 1

Info mazzeh ga bisa buat au sad

yowes lah, happy eid!

Achieve Happiness [NightD AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang