(5) Megane POV

649 40 15
                                    

Megane. Nama gua.

Gua sepupu Nelson.

Gua termasuk dokter yang paling dicari cari jikalau ada masalah pendarahan ataupun nyawa.

Gua juga terkenal sebagai dokter yang kenal humor. Namun, gua heran, kenapa gua sendiri menganggap candaan yang gua buat itu.. Dark?

Ngomong-ngomong, gua punya saudara. Saudara angkat. Dia juga dokter di rumah sakit ini. Tapi, sekarang dia lagi ada kerjaan di luar kota. Sudah 5 bulan berlalu setelah kepergian saudara gua ke luar kota.

Tapi, setelah adanya keberadaan bocah bernama NightD itu, gua jadi kepikiran soal saudara angkat gua. Bocah ini benar-benar mirip dengan saudara gua. Mulai dari aura, sikap, sifat, wajah, suara juga nada bicaranya.

Btw, gua ketemu saudara angkat gua semenjak gua masih kecil. Saudara gua juga lebih tua, dan sepertinya juga lebih tua dari anak bernama VanZ itu.

Waktu itu, ibu gua bilang kalau temannya menitipkan saudara gua pada keluarga gua karna pekerjaan dinas keluar kota selama berbulan-bulan. Namun, teman ibu gua tak kunjung balik dan menjemput sang anak.
Sampai, kedua orang tua gua harus pergi meninggalkan kami karna kecelakaan pada jalan tol.

Gua dan saudara gua pun diterima oleh Om Karim alias ayah Nelson. Sampai sekarang, kami pun bekerja di rumah sakit dengan fasilitas yang baik. Cukup mudah, jadi gua bisa mendapat penghasilan setiap bulannya untuk keperluan.

Gua homeschool seperti Nelson. Saudara gua udah lulus.

Kita berdua tinggal di rumah sakit seperti Nelson. Karna, kita ga punya cukup uang untuk ngekost. Lagipula, ngapain ngekost kalau seharian penuh kita pasti akan berada di rumah sakit.

Gua juga lupa, gua belum kenalin saudara angkat gua.
Namanya cukup simple untuk diingat, mirip² seperti NightD.

Namanya adalah...

MoenD.

----

"Lu gamau nyari keluarga lu yang asli Moe?" Tanyaku suatu hari.

MoenD yang sedang memakan es krimnya hanya menatapku sesaat sebelum menjawab.

"Malas. Lagian gua juga dibuang. Buktinya, mereka ga jemput gua selama bertahun-tahun" Jawabnya santai.

Ya. Gua selalu mendengar jawaban MoenD yang selalu sama.

Memang, gua juga berpikir MoenD dibuang ntah karna apa. Namun, seharusnya gua berpikiran positif.

Gua menghela nafas.

"Btw sopan juga lu manggil gua pake nama biasa" Ucap MoenD.

"Halah bacot. Biasanya juga gitu" Cetusku.

Seperti biasa. Terdiam sejenak sebelum memulai percakapan lain.

"Bunda Zifa pernah bilang kalau di keluarga asli, gua punya 2 adek yang mirip sama gua. Jadi, gua cuma bertujuan nyari 2 adek gua itu" Ucap MoenD padaku dengan nada tegas.

"Kalo ga ketemu gimana?"

"Ajg, gausah doa yang aneh-aneh Megan.."

----

Heran. Anak ini terluka?

"VanZ? Ada apa?"

Gua melihat luka-luka yang berada di tangan VanZ. Bukan, ini bukan luka. Ini darah!

VanZ hanya terdiam seribu kata. Menatap tangannya dengan muka datar.

Gua hanya bisa menghela nafas dan membawa VanZ ke ruang pengobatan.

Achieve Happiness [NightD AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang