Bab 8

249 49 14
                                    

Sesuai perkataannya, Xiao Zhan tidak lagi mengganggu Wang laoshinya, ini sudah terjadi hampir 2 bulan. Beruntung ada adik tingkat yang berhasil mengalihkan pikirannya tentang guru sejarahnya itu. An Lusi, adik tingkat yang selalu bertemu di halte dan sama-sama menunggu jemputan, awalnya hanya saling sapa sebagaimana kakak tingkat dan adik tingkat, tapi hari ke hari An Lusi semakin berani mendekatinnya dan keduanya semakin dekat, ketika bersama adik tingkatnya itu pikiran tentang Wang Yibo benar-benar teralihkan, tapi itu hanya berlaku ketika An Lusi berada di dekatnya.

Hari ini Yu Qian tidak menjemputnya, Xiao Zhan hanya menemani An Lusi menunggu jemputannya di halte "Zhan ge, akhir pekan ini apa kau ada waktu?"

Xiao Zhan dengan spontan menggelengkan kepalanya "tidak, kenapa?"

"ayo kita main, keliling kota!" seru An Lusi dengan bahagia.

Xiao Zhan terlihat berfikir sebelum mengiyakan "ayo, aku akan menjemputmu."

"tidak perlu, kita bertemu di halte ini saja, Zhan ge tidak tahu rumahku, kita keliling pakai bus."

Xiao Zhan mengacak-ngacak rambut An Lusi dengan gemas "sesuai permintaanmu, tuan putri."

Tidak lama setelah itu, mobil jemputan An Lusi berhenti tepat di depan mereka. An Lusi yang melihat itu sedikit mencebikan bibirnya, bagaimana tidak? dia masih ingin menghabiskan sedikit waktunya lagi dengan Xiao Zhan di halte itu. Xiao Zhan yang melihat itu mengerti dan terkekeh pelan "pergilah, besok juga bertemu lagi."

"bagaimana jika aku menunggu Zhan ge? bisnya mungkin akan datang beberapa menit lagi."

Xiao Zhan menggelengkan kepalanya "tidak perlu, pergilah. aku bisa menunggunya sendiri."

"Zhan ge yakin?"

"sangat, pergilah. Gegemu mungkin kesal di dalam sana." gumamnya dengan mata yang mengarah ke mobil yang menjemput adik tingkatnya itu.

An Lusi menghela nafas kasar "baiklah, aku pergi."

Melihat kepergian adik tingkatnya itu, Xiao zhan menghela nafas kasar.  merasa sedikit bersalah karena dia berniat menjadikan gadis itu sebagai pelariannya, padahal sebelumnya dia tidak pernah mendekati gadis seperti ini, kalaupun iya itu hanya untuk menggodanya. Dia tiba-tiba teringat kalimat Wang Haoxuan yang mengatakan jika dirinya sama sekali tidak cocok dengan perempuan, karena dia sendiri yang bertingkah seperti perempuan itu. Tapi Xiao Zhan sendiri tidak merasa demikian, dia hanya cerewet dan suka berdebat dengan teman-temannya, mungkin sesekali bersikap manja.

Dia mengeluarkan ponselnya hanya untuk melihat waktu, mungkin 15 menitan lagi Wang Haoxuan akan keluar dari ruangan gegenya, ketika bell pulang terdengar Wang Haoxuan harus langsung menghadap gegenya karena kenakalannya itu. Dia memutuskan untuk menunggunya dan mengirimkan pesan pada Wang Haoxuan.

Xuanxuan

Aku menunggumu di halte.

Tanpa menunggu balasan, Xiao Zhan memasukan kembali ponselnya ke dalam saku celananya. Bukan tanpa alasan Xiao Zhan menunggunya, itu karena jok motor milik Wang Haoxuan lebih nyaman di bandingkan bus yang mungkin dia tidak akan mendapatkan tempat duduk. Ya, Xiao Zhan memang sedang memanfaatkan Wang Haoxuan sekarang.

Sesuai prediksinya, sekitaran 15 menit kemudian sebuah motor Ducati hitam milik temannya itu berhenti tepat di hadapannya. Tapi tunggu, Xiao Zhan sangat hafal dengan postur tubuh orang yang mengendarai motor itu, itu bukan Wang Haoxuan. Apalagi di lihat dari pakaian yang dikenakannya itu semakin berhasil menguatkan tebakannya, tapi untuk apa lelaki itu berhenti di hadapannya?

tin tin,

Suara klakson dari motor tersebut berbunyi, Xiao Zhan menatap sekilas si pengendara dan yang dia dapatkan adalah lirikan mata lelaki itu yang bergulir dari arahnya ke jok belakangnya, Xiao Zhan tahu isyarat itu, tapi dia enggan mengikutinya. Bunyi klakson kembali terdengar beberapa kali, dan itu berhasil membuat Xiao Zhan kesal “Wang laoshi, sebelumnya terimakasih. Tapi aku sedang menunggu bus!” ujarnya sedikit lebih keras.

Catch Me! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang